NVJ Part 33

569 98 12
                                    

Happy reading all 🥰

          Jangan lupa vote + comen ✨

Spam comen juga!!! Awas aja kalo enggak 🤧



     (Tandai kalo ada typo!)















Semua para santri dari dua puluh pondok pesantren di Jawa yang diundang, kini, sudah berkumpul di lapangan pesantren Raudhatul Hasanah. Mereka semua berbaris sesuai pesantren masing-masing.

Anggap saja, kegiatan pagi ini adalah Apel pagi.  Namun, dibarengi dengan beberapa informasi dari panitia pelaksanaan lomba.

Arvi yang berdiri di samping Mirza dengan jarak yang hanya setengah meteran sangat gelisah. Tiba-tiba dia merasa canggung akibat kejadian tadi pagi di dapur.

Flashback

(Tulisannya sengaja nggak aku buat italic ya, demi kenyamanan pembaca)

Seorang gadis cantik dengan jilbab berwarna hitam tengah berjalan sambil sesekali membenarkan letak jilbabnya yang menceng.

Gadis tersebut berjalan santai menuruni tangga untuk menuju dapur. Dimana, letak dapur berada dilantai satu.

Sesekali dia juga menoleh kanan kiri, siapa tau dia melihat seseorang. Tapi sepertinya tidak ada. Mungkin tengah mandi atau bersiap untuk Apel pagi. Pikirnya.

Saat memasuki pintu dapur, dia melihat punggung tegap milik seorang pemuda yang sangat dia kenali. Siapa lagi kalau bukan Mirza.

Senyum manis langsung tercipta dibibir tipis miliknya. Dia berjalan santai pura-pura tidak tahu akan keberadaan Mirza disini.

Dia langsung mengambil gelas di samping Mirza, tanpa menoleh pada sang empu.

Mirza menoleh karena merasa ada seseorang di sampingnya.

Saat Arvi mengembalikan badannya, dia pura-pura terkejut dengan keberadaan Mirza disini.

"Eh ada Mirza ternyata?" Katanya.

Mirza tak menggubris. Dia masih asik mengaduk tepuk yang tinggal sedikit dan didalamnya ada jagung. Dia, ingin membuat bakwan jagung.

"Mirza mau buat apa?" Tanya Arvi penasaran.

"Bakwan jagung."

"Waaaah.... Nanti kalo udah jadi, Arvi mau, Ya?"

Mirza menggeleng sambil memasukan adonan sedikit-sedikit kedalam wajan yang sudah diberi minyak. "Ini buat Suci."

Arvi terdiam sesaat, "Mirza kan buat banyak. Masa mau buat Suci semua sih? Arvi nggak dikasih satu gitu?"

"Kalo kamu mau, kamu minta sama Suci."

"Itu lho, kan udah ada yang matang. Bagi satu Napa."

Mirza menghela nafas berat, dan mendekatkan piring berisi bakwan jagung pada Arvi. Arvi tersenyum seakan mengerti maksud Mirza.

Dia mengambil satu dan ingin menggigit nya. Namun, Mirza mengehentikan nya.

"Bismillah dulu."

Arvi menyengir lebar, "Lupa hehehe... Bismillahirrahmanirrahim..."

Setelah itu dia melahap bakwan tersebut.

"Em, Enak." Komentar nya. "Selain Ganteng dan pinter, Mirza jago buat bakwan jagung juga ternyata." Katanya.

Mirza hanya diam dan tak menggubris. Selain karena tidak tau ingin menanggapi apa, dia juga sedang malas berbicara.

"Eh, Mirza, Mirza. Mirza tau nggak bedanya Mirza sama PKI?"

NANAS vs JAMBU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang