Happy reading all 🥰
Jangan lupa vote + comen ✨
Spam comen juga!!! Awas aja kalo enggak 🤧
(Tandai kalo ada typo!)
Tiga orang gadis cantik tengah menatap sosok pria paruh baya yang memiliki postur tubuh tegap didepannya. Hanya satu buah meja yang menjadi penghalang diantara mereka.
Tiga gadis cantik tersebut menatap Pria yang tengah tersenyum itu dengan wajah datar tak berekspresi. Meskipun begitu, Salah satu gadis yang duduk diantara dua gadis lainnya tengah berusaha menenangkan dirinya. Tangan kanan nya tengah menggenggam tangan kiri salah satu sahabatnya yang bernama, Nur.
Sedangkan, Tangan kiri nya menggenggam tangan kanan Milik, Suci. Gadis yang bernama Ana tersebut tengah berusaha menetralkan rasa gugupnya. Sudah sejak lama rasa gugup dan rasa takut seperti ini, tidak dia rasakan. Tapi, setelah sosok pria berkepala tiga ini muncul, rasa itu kembali hadir.
"Saya tidak habis pikir, jika kamu mau tinggal di tempat seperti ini." Celetuk pria tersebut sambil memandang Ana intens. "Sebenarnya, Saya bisa saja membantu mu keluar dari tempat ini. Yaitu, jika kamu mau menikah dengan saya."
Badan Ana menegang. Bahkan, pegangan di kedua tangannya mengerat. Suci dan Nur yang paham langsung mengelus tangan Ana lembut, guna memenangkan Ana.
Pria bernama lengkap Marsuko Adjiekusumo itu tersenyum miring melihat respon gadis didepannya.
"Bagaimana, Sayang?"
Sekuat tenang Ana menenangkan dirinya, Namun, dia gagal. Matanya pun sudah berkaca-kaca.
"Ingat, Na. Lo nggak sendirian sekarang, ada gue sama Nur disini. Ayok, Na, lawan dia!" Bisik Suci tepat di telinga Ana.
Nur mengangguk setuju. "Tarik nafas, setelah itu, balas omongan menjijikkannya itu."
Ana mengikuti saran keduanya. Dia menarik nafas beberapa kali untuk sedikit menenangkan. Dirasa cukup, dia mendongak dan menatap Marsuko dingin.
"Sampai kapan pun, Gue nggak Sudi nikah sama, Lo! Meskipun gue harus tinggal disini bertahun-tahun, gue nggak masalah kok. Yang penting, gue nggak nikah sama orang gila kayak Lo!"
Terdengar kasar dan nggak sopan memang. Tapi, orang seperti Marsuko memang harus di kasarin.
Marsuko terkekeh kecil. Bukannya sedih, dia merasa senang mendengar respon dan ekspresi wajah Ana. Ah, kenapa Keponakannya itu terlihat menggemaskan sekali. Pikirnya.
"Setelah apa yang Lo lakuin ke gue, Lo masih punya muka? Lo nggak punya rasa malu dan rasa bersalah, huh?!"
"Hei, baby girl tenang. Jangan marah-marah, nanti tenggorokannya sakit."
Brak
Usai menggebrak meja dengan keras, Ana langsung berdiri dan menatap tajam Marsuko. Sedangkan Marsuko masih sama dengan posisinya sebelumnya. Yaitu, Tenang.
"B*NGS*T!" Umpat Ana. "DASAR PEDOFIL GILA! TUA BANGKA NGGAK ADA OTAK!"
"DENGAR YA, SAMPAI KAPANPUN, GUE NGGAK BAKAL SUDI, NIKAH SAMA LO!"
Ana mengambil vas bunga berukuran sedang yang terletak di atas meja. Dia mengangkatnya tinggi-tinggi dan mengarahkan nya ke Marsuko.
"Lo pergi sekarang juga, atau vas bunga ini melayang di kepala, Lo?!" Ancamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NANAS vs JAMBU (END)
Teen FictionSebuah Perdebatan kecil antara NANAS VS JAMBU, Sebuah nama Geng yang cukup terkenal di kalangan pesantren, JIKA mereka bertemu, pasti ada sajaaa hal yang di ributkan, dari hal kecil maupun yang besar sekalipun. NANAS yang petakilan, usil, gak bisa d...