NVJ Part 47

586 94 28
                                    

Happy reading all 🥰

          Jangan lupa vote + comen ✨

Spam comen juga!!! Awas aja kalo enggak 🤧



     (Tandai kalo ada typo!)


















"Mas pikir, kesalahan Mas itu nggak ngebuat jiwa gue tergoncang, huh?"

Firza terdiam.

"Setelah dibuat menderita dan terluka sedalam-dalamnya, dengan gampangnya langsung minta maaf. Lo pikir gue apaan?"

"Kek nggak ada beban banget minta maaf setelah menyakiti. Nggak punya hati, ya? Sampe nggak ngerasa bersalah gitu?"

"Mas harus bagaimana supaya kamu mau memaafkan, Mas?" Tanya Firza menatap Suci sendu.

"Menjauh, dan jangan muncul ataupun bicara di depan gue." Kata Suci menatap tajam Faiz.

Faiz menggeleng cepat. "Tidak. Mas mohon jangan meminta hal seperti itu."

"Kenapa tidak?" Srobotnya cepat.

"Mas nggak akan kuat jauh dari kamu, dek." lirih nya.

Suci terkekeh sinis, "Ini, gue nggak salah dengar, 'kan?" Tanyanya. "Nggak kuat jauh dari gue?"

"Cih! Terus selama ini Lo anggap kita Deket gitu?" Decih Suci.

"Hellooooo, asal Mas tau aja, ya. Gue pergi kemana, gue tinggal dimana, hidup sama siapa, makan atau enggak. Mas nggak tau. Karena apa? Karna kita nggak Deket." Jelas Suci.

"Waktu kita serumah dulu, gue sakit aja Lo nggak pernah tau! Apa ini yang dinamakan dekat versi lo?!"

Suci benar-benar dibuat muak dengan pemuda yang hanya bisa diam dan minta maaf di depannya ini. Dia ingin segera pergi dari tempat ini, tapi Abi nya malah datang bersama Umi.

Suci menghela nafas saat melihat wajah sembab dari Umi nya itu. Dia langsung memalingkan wajahnya, sebelum memutuskan untuk duduk di sofa.

Umi Suci memilih duduk di sofa yang sama dengan Suci, dan menghadap ke arah Suci yang pura-pura memejamkan matanya sambil bersandar di sofa.

Umi tersenyum, "Umi kangen kita duduk bersama seperti ini." Katanya.

"Abi juga " timpal Abi.

"Mas Minta maaf, Ci. S-saat itu mas bingung harus memilih siapa. Mas bingung harus memihak kepada siapa. Sherly adalah kakak tiri, Mas. Kamu? Kamu adiknya Mas. Dan Sekar? Dia teman kecil, Mas. Sungguh, ini adalah pilihan yang sulit."

"Pilihan yang sulit? Tapi bukannya Lo lebih milih Sekar dibandingkan gue?"

"T-tidak."

"Tidak Apanya. Jelas-jelas Lo nggak bantuin gue pas gue di bully, Lo juga ngejauhin dan nyuekin gue."

"Maaf " lirihnya.

Suci berdecak dan membuang muka.

"Mas juga minta maaf, Ci. Saat itu mas syok, j-jadi tidak bisa mengontrol emosi, Mas."

"Kita bisa melupakan orang yang sudah meninggal dengan mudah, tapi asal mas tau, jika sangat sulit melupakan orang yang sudah berubah." Katanya dingin.

"Nak, Umi tau kesalahan yang Umi perbuat sangat fatal, tapi Umi akan mencoba untuk memperbaiki kesalahan, Umi." Kata Umi sambil menggenggam tangan Suci.

Suci membuka matanya, dan langsung melepaskan cekalan tangannya dengan pelan.

"Umi mohon, berikan Umi, Abi, dan kang mas mu kesempatan kedua."

NANAS vs JAMBU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang