NVJ Part 25

556 99 14
                                    

Happy reading all 🥰

          Jangan lupa vote + comen

Spam comen juga!!! Awas aja kalo enggak 🤧



     (Tandai kalo ada typo!)











Azzam menatap Suci dengan perasaan campur aduk. Tapi sedikit kemudian, Dia membuka suaranya dan mengatakan hal yang membuat Suci menegang.

"Zeze?"

Deg

Suci terkejut dengan apa yang baru saja Azzam katakan. Kenapa bisa? Pikirnya.

Saking terkejutnya, Suci sampai berani menatap Azzam lama. Sedangkan Azzam tengah merasakan rasa yang tak menentu. Antara Senang, sedih dan Kecewa.

"K-kamu Zeze, kan?" Tanya Azzam lagi.

Nabila, Ana, Nur, dan Arvi yang mendengar lontaran pertanyaan itu menyerit bingung.

Azzam maju selah, "Jawab aku, A-apa bener kamu Zeze?"

Diam. Suci hanya diam menatap mata berwarna hitam yang nampak sangat nyaman untuk dipandang.

"Heh! Ngigo, Lo? Lo nggak liat kalo dia Suci? Pake nanya Zeze apa bukan. Ya jelas bukan lah! Dia itu Suci. S-U-C-I. Suci." Semprot Arvi.

Suci tersadar saat mendengar perkataan Arvi barusan. Buru-buru dia menetralkan raut wajahnya kembali.

Azzam mengindahkan perkataan Arvi, dia masih fokus dengan apa yang dia yakini sekarang.

"Plis Jawab..." Lirihnya menatap Suci.

Suci segera mengalihkan pandangannya, dia mengambil nafas dan menghembuskan nafasnya pelan.

"Apa yang dikatakan Arvi itu benar. Lagian, siapa itu Zeze? Gue nggak kenal!" Jawab Suci santai.

Azzam menggeleng, "Nggak mungkin kamu nggak kenal. L-lagu tadi- l-lagu tadi sering di bawakan Zeze. A-aku yakin banget."

Suci mengangkat sebelah alisnya sambil melipat kedua tangannya di dada. "Lo pikir, lagu gituan doang cuma temen Lo doang yang sering nyanyiin? Enggak, kan?"

Azzam terdiam. Suci benar, lagu tadi tidak hanya dibawakan oleh Zeze seorang.  Tapi suara Suci saat menyanyi tadi benar-benar pas dan persis seperti Zeze.

"Lagian, siapa sih si Zeze? Pacar Lo?" Tanya Nabila sedikit sewot.

Azzam mendongak, kemudian menggeleng pelan. "Bukan, dia bukan pacar aku. Tapi sahabatku."

Deg

Lagi-lagi Suci dibuat terkejut dengan perkataan Azzam. Diam-diam, dia menatap Azzam sendu.

"Hadegh.... Katanya sahabat, masa nggak ngenali sahabatnya sendiri. Aneh!" Cibir Arvi.

Takut suasananya menjadi semakin tak enak, Suci langsung mengkode teman-temannya untuk melanjutkan jalannya.

Tapi, baru beberapa langkah saja, suara Azzam kembali memanggilnya.

"Suci"

Dengan sabar, Suci memutar tubuhnya dan menatap Azzam malas. "Apa?"

"Ba'da Maghrib di tunggu Ummah di ndalem." Katanya.

Suci menaikan sebelah alisnya, "Ngapain?"

"Latihan Qiro."

NANAS vs JAMBU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang