Happy reading all 🥰
Jangan lupa vote + comen ✨
Spam comen juga!!! Awas aja kalo enggak 🤧
(Tandai kalo ada typo!)
Ujian Nasional sudah berlangsung sejak dua hari yang lalu. Dan sekarang, tepat hari ketiga para siswa dan siswi kelas duabelas melaksanakan Ujian Nasional tersebut.
Para Siswa bersemangat untuk mempelajari materi-materi yang pernah diterangkan dahulu agar dapat menjawab pertanyaan Ujian Nasional itu.
Tak terkecuali NANAS. Kelima gadis yang dulunya urakan, pecicilan, bangak tingkah, dan banyak malasnya. Kini, dalam hitungan hari mereka berubah menjadi gadis yang biasa-biasa saja, pendiam, tidak banyak tingkah, dan rajin.
Mereka memanfaatkan waktu yang ada untuk belajar bersama, berdiskusi, dan berbincang ringan. Contohnya seperti sekarang ini. Mereka tengah duduk melingkar di belakang asrama yang terdapat rerumputan yang dirawat oleh para santri di pondok untuk sekedar duduk-duduk santai.
Mereka tengah mengerjakan kisi-kisi yang diberikan guru sambil memakan cemilan dan sesekali berbincang ringan.
"An, gue nggak yakin sama jawaban gue nomor enam belas. Coba lo liat bener nggak?" Ujar Suci sambil menyodorkan kertas putih berisi soal dan jawaban kepada Ana.
"Nomor berapa tadi?" Tanya Ana mengambil kertas tersebut dan melihatnya.
"Enam belas."
Ana membaca pertanyaannya kemudian jawaban yang dipilih oleh Suci. "Jawaban lo salah. Bukan B tadi D."
Ana menyerahkan kembali kertas tersebut kepada Suci. "Harusnya ketemunya 0,25 Bukan 0,5. Coba lo pake rumus yang sama kaya nomor empat belas. Pasti jawabannya bener."
Nabila melongok lembar Jawaban Suci dan membandingkan dengan kertas miliknya. "Kok punya gue nomor lima nya A terus nomor tujuhnya D, ya?"
Nabila berkata seraya mengetuk-ngetuk pensil di dagunya.
Suci dan Ana yang memang berada di kiri dan kanan Nabila melongok lembar jawaban Nabila.
"Rumus Lo ketuker tuh, yang harusnya buat nomor tujuh malah buat nomor lima. Begitupun sebaliknya." Kata Suci diangguki Ana.
"Lah iya." Nabila menyengir.
"Soalnya hampir mirip, tapi beda cara ngerjainnya. Jadi lo harus lebih teliti biar nggak salah rumus." Ujar Ana.
Suci mengangguk, "Gue aja udah salah rumus tiga kali."
Arvi meletakan lembar kerjanya saat dirasa tak mampu lagi menjawab soal-soal memusingkan itu.
"Udahan yuk belajarnya. Sedari pulang sekolah sampe mau sore gini kita belajar terus lho, bisa ngebul kepala kita lama-lama." Celetuk Arvi memberi saran.
"Gue setuju. Kita bisa lanjut lagi usai ngaji Qur'an nanti malam." Nur menimpali.
"Boleh deh." Seru ketiganya.
"Mumpung gue inget nih ya, Na. Gue mau nanya sesuatu sama lo." Usai memasukkan pulpen kedalam kotak pensil berwarna hitam dengan karakter salah satu film anime favoritnya, Nabila langsung memusatkan tatapannya kepada Ana sepenuhnya.
"Apa?" Tanyanya dan kembali memasukkan keripik kentang ke dalam mulutnya.
"Lima hari yang lalu, tepatnya selepas sholat tahajjud di masjid, lo kenapa keluar buru-buru begitu?" Tanya Nabila membuat Ana mengingat kembali memorinya pada waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
NANAS vs JAMBU (END)
Teen FictionSebuah Perdebatan kecil antara NANAS VS JAMBU, Sebuah nama Geng yang cukup terkenal di kalangan pesantren, JIKA mereka bertemu, pasti ada sajaaa hal yang di ributkan, dari hal kecil maupun yang besar sekalipun. NANAS yang petakilan, usil, gak bisa d...