NvJ Part 57

695 65 23
                                    

Happy reading all 🥰

          Jangan lupa vote + comen ✨

Spam comen juga!!! Awas aja kalo enggak 🤧

     (Tandai kalo ada typo!)



















Ujian Nasional terlah berlalu, class meeting pun telah berakhir . Dan Sekarang, hanya tinggal menunggu pengumuman kelulusan yang dua jam lagi akan segera dimulai.

Nabila, Ana, Nur, dan Suci. Sudah sedari lima belas menit yang lalu, menunggu di post satpam. Mereka duduk sembari menunggu Arvi yang sudah seminggu ini pulang ke rumahnya.

Bahkan, Arvi tidak memberi mereka kabar apapun.

Mereka sudah mencoba menghubungi nomor Arvi maupun keluarganya, namun tidak ada yang aktif.
Sebenarnya, ada apa dengan Arvi? Pertanyaan itulah yang hinggap di pikiran mereka.

"Lo yakin, Arvi bakal dateng?" Sudah ketiga kalinya Nabila bertanya seperti itu kepada Suci.

Suci mengangguk, "Iya. Ini hari terakhir sekolah, dan pengumuman kelulusan juga. Gue yakin Arvi pasti dateng."

Nabila tak menanggapi lagi, dia yakin dengan keyakinan Suci tentang kedatangan Arvi. Karna memang Arvi lebih dekat dengan Suci.

"Gue khawatir sama dia." Gumam Suci.

Ana menggenggam tangan Suci yang berada di paha, "Kita juga sama khawatir nya kok. Tapi kita nggak bisa apa-apa sekarang. Kita cuma bisa berdoa supaya Arvi baik-baik saja dan segera datang kesini."

Suci hanya mengangguk dengan pandangan yabg tak teralihkan dari gerbang masuk pesantren.

Sedangkan di lain sisi, ada JAMBU yang menatap NANAS (min Arvi) dari jauh.

"Kasihan ya mereka." Celetuk Bagus.

"Mereka pasti sedih karena di hari terakhir kaya gini, salah satu temannya tidak datang dan ikut merayakan." Timpal Uky.

Azzam menoleh kepadanya Mirza, "Dia benar-benar tidak ada kabar?"

Mirza yang sedari tadi diam sambil menatap keempat gadis di depan sana, kini menggeleng dengan lesu. Sudah seminggu, dia tidak melihat pujaan hatinya. Dia takut apa yang dia pikirkan akan terjadi.

Dia takut, jika Arvi akan ikut ke luar negri bersama keluarganya. Seperti kata Suci tempo lalu.

"Za, kalo seandai--"

Belum selesai Bagus berucap, Mirza sudah pergi dengan kebisuannya. Keempatnya hanya bisa menghela nafas berat melihat tingkah Mirza yang semakin dingin seminggu ini.

"Zam, Gimana?" Tanya Jidan.

Azzam menggeleng tidak tahu. "Entahlah. Suci yang sahabatnya saja tidak tahu harus gimana."

Azzam dan ketiga temannya memilih menyusul Mirza dan meninggalkan NANAS yang masih duduk anteng dengan perasaan gelisah.

Ana melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul Tujuh kurang lima menit.

"Lima menit lagi sudah masuk. Dan pengumuman kelulusan akan segera dimulai."

Nur dan Nabila menatap Ana. Ana mengangguk membuat keduanya menatap Suci yang masih setia menatap pagar Pesantren.

"Ci, ayok kita berangkat. Kalaupun nanti arvi datang, dia bakalan langsung nyusul ke sekolah."

Dengan helaan nafas berat, Suci mengangguk pelan. Dia tidak boleh berlarut-larut seperti ini, dia harus yakin jika sahabatnya baik-baik saja dan akan segera datang.

NANAS vs JAMBU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang