Happy reading all 🥰
Jangan lupa vote + comen ✨
Spam comen juga!!! Awas aja kalo enggak 🤧
(Tandai kalo ada typo!)
Tujuh hari telah berlalu, dan keadaan Suci sudah jauh lebih baik dari sebelumnya. Bahkan, pagi ini dia sudah mulai kembali ke asrama dan berangkat sekolah.
Selama tujuh hari ini, Suci dibawa ke Jakarta untuk terapi. Awalnya, Suci ingin menetap di ndalem, namun setelah dipikir-pikir, hal itu akan menimbulkan rasa curiga pada para santri.
Jadi alhasil, dia dibawa ke Jakarta dan terapi disana. Meskipun belum ada perubahan yang signifikan, Suci terpaksa kembali ke pondok. Karena hal yang dia takutkan sudah berhasil dia lewati dengan mental yang terguncang.
Hari ini, adalah hari terakhir mereka latihan sebelum pergi berlomba. Maka dari itu, sekolah memberikan dispen untuk semua yang mengikuti lomba. Tapi, mereka harus mengikuti KBM pagi sampai istirahat pertama. Setelah itu baru dispen.
Di dalam kelas, sudah ada guru agama yang siap mengetes kelancaran membaca Al Qur'an dengan Mahraj yang jelas dan benar.
"Bagus Uky, berikan tepuk tangan pada Uky." Kata Bu Putri setelah Uky selesai membaca tiga ayat Al Qur'an dengan baik dan benar.
Kini, mata Bu Putri bergulir untuk menunjuk siapa siswa atau siswi selanjutnya yang dia tunjuk untuk membaca Al Qur'an.
Mata Bu Putri berhenti pada Nur yang tengah menahan ngantuk dengan cara menopang dagunya.
Bahkan, matanya sudah merem melek dan berulang kali menguap."Nur Assyifa Nauziyah, silahkan dibaca ayat selanjutnya." Kata Bu Putri membuat mata Nur yang akan terpejam langsung terbuka sempurna.
'mampus.' batinnya.
Nur menoleh pada Arvi yang tengah cekikikan. Dia menatap tajam gadis polos tersebut. Tapi meskipun begitu, dia tetap bertanya ayat mana yang selanjutnya di baca.
Setelah mengetahuinya, Nur menengguk ludahnya kasar. Bagaimana dia bisa membacanya jika dia saja sudah pusing melihat rentetan huruf tersebut.
"Ayok Nur Assyifa, silahkan."
Nur mengangguk pelan, "Bismillahirrahmanirrahim..."
Oke aman.
Sebelum membaca, Nur melirik ke arah Bu Putri. Melihat anggukan Bu Putri membuat Nur semakin merasa tak enak.
"Waman koola subhanallahi wa skkkkagskkwbwkja gueh sloahbdk jwowbwnigve. Beluwhqoagwjal...."
"Kesurupan, anjir!" Celetuk Nabila dan Arvi barengan.
"Itu baca ayat Alquran apa baca tulisan alien!" Kata Ana sambil meringis.
Para siswa terkejut mendengar penuturan Nur yang terkesan ngawur. Bahkan, Bu putri pun memegang dadanya sakit terkejutnya.
Sementara Suci tengah menutup mulutnya untuk menahan tawa melihat tingkah Nur yang sedang mengoceh tidak jelas tak henti-henti.
"Arghkane hwibegwnosh gwobeksvyw..." Ujar Nur Heboh.
"STOP!!" Mendengar Bentakan Bu Putri membuat Nur mengakhiri ocehan anehnya dengan santai.
"Gimana, keren kan gue? Tepuk tangan dong," Kata Nur bangga sambil bertepuk tangan.
"Keren? Gue malah ngeri anjir!" Saut Nabila cepat.
"Kampret Lo!"
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
NANAS vs JAMBU (END)
Teen FictionSebuah Perdebatan kecil antara NANAS VS JAMBU, Sebuah nama Geng yang cukup terkenal di kalangan pesantren, JIKA mereka bertemu, pasti ada sajaaa hal yang di ributkan, dari hal kecil maupun yang besar sekalipun. NANAS yang petakilan, usil, gak bisa d...