NvJ Part 53

751 80 7
                                    

Happy reading all 🥰

          Jangan lupa vote + comen ✨

Spam comen juga!!! Awas aja kalo enggak 🤧


     (Tandai kalo ada typo!)





















Waktu berlalu begitu cepat. Berhari-hari telah dilalui dengan baik. Akhir tahun ajaran pun, sudah di depan mata. Siswa-siswi kelas XII sedang sibuk-sibuknya melaksanakan latihan ujian sekolah. Mereka tengah berusaha sebaik mungkin untuk menghadapi Ujian sekolah yang hanya beberapa hari saja.

Bagi siswa dan Siswi yang sekolah dan juga mondok, harus pintar-pintar membagi waktu untuk belajar dan menghafal untuk mengejar setoran sebelum kelulusan.

Begitupun dengan NANAS. Meskipun baru latihan ujian hari ke tiga, mereka sudah dibuat kelimpungan karena harus mengejar target sana-sini.

Mereka masih mempunyai hutang hafalan al Qur'an, dan nadhom kitab jurumiah. Latihan ujian memang tidak semengerikan yang dibayangkan, mereka juga pulang lebih awal. Tapi, mereka harus belajar supaya dapat mengerjakan soal latihan ujian tersebut.

Terlihat santai dari luar, tapi aslinya gugup parah. Itulah yang bisa digambarkan dari sikap NANAS.

Ini pertama kalinya mereka harus menghadapi situasi semacam ini. Meskipun sulit, mereka tetap dibawa enjoy dengan tidak memikirkannya.

Kata mereka, ada waktu tertentu untuk belajar dan menghafal, dan ada juga waktu tertentu untuk bersantai.

Jika tidak bersantai, mereka bisa down karena terlalu lelah.

Bahkan, mereka masih sempat-sempatnya memikirkan percintaan mereka yang gagal!

"Perasaan mu masih sama?" Tanya Bagus menghampiri Nur yang tengah menyapu.

Hari ini adalah jadwal Piket Nur, Ana, dan Suci. Mereka melaksanakan piket setelah pulang sekolah.
Keadaan kelas juga sudah sepi, hanya tersisa lima orang siswa yang piket kelas, dan dua orang gadis yang duduk di luar kelas menunggu sahabatnya.

Nur dan Ana menyapu, sedangkan Bagus mengangkat kursi keatas meja. Sedangkan Suci dan Azzam mengambil Air untuk mengepel.

Nur yang berdiri di depan papan tulis berkacak pinggang dengan sapu yang dia senderkan di perutnya.

"Menurut lo?" Tanyanya lagi.

Padahal sebentar lagi tugasnya selesai, tapi pemuda ini malah mengganggunya.

"Sebentar lagi kita lulus, mungkin saja kita tidak bisa bertemu lagi."Ucap Bagus liris.

"Bagus dong." Kata Nur santai sambil melanjutkan menyapunya.

Dia juga melihat jika Azzam dan Suci sudah sampai dengan seember air di tangan Azzam.

Bagus mendongak, menatap Nur yang kini tengah serius menyapu.

"Seroknya, Na."

Ana yang sudah berpindah memegang serok sampah langsung menepatkan dirinya di depan pintu.
Setelah selesai, Nur langsung mengembalikan sapunya di pojok kelas.

"Aku hanya ingin memastikan, siapa tau kamu sudah melupakan masa lalu mu. Jika memang benar, mungkin aku masih ada harapan untuk melamar mu setelah lulus nanti."

Gerakan kaki Nur berhenti, badannya berputar 90 derajat untuk menatap Bagus yang langsung menunduk saat matanya bertubrukan dengan mata miliknya.

"Lo mau gue lupa sama dia, supaya lo bisa melamar gue?"

NANAS vs JAMBU (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang