≡ ⸝⸝ 🍀₊ ❲ YOU DON'T KNOW ❳

4.4K 331 14
                                    

JAEMREN (( JAEMIN X RENJUN ))

JAEMREN (( JAEMIN X RENJUN ))

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disinilah Renjun sekarang. Berhadapan dengan kekasihnya diapartemen miliknya.  Kekasih yang sudah satu tahun bersamanya. Na Jaemin, pemuda itu kini tengah menatap kekasih mungilnya. Nampak raut wajah Renjun sama sekali tak menampakkan keceriaan. Sudah hampir dua bulan Renjun terlihat seperti tak memiliki semangat untuk hidup.

"Renjunnie.." panggil Jaemin. Renjun sama sekali tak bergeming. Membuat Jaemin semakin bingung ditempatnya.

"Kenapa kau pergi dari apartemenku Renjunnie? Aku mencarimu kemana-mana." ucap Jaemin. Ia mencoba untuk membujuk Renjun mau berbicara.

"Untuk apa aku tetap di apartemenmu? Bahkan kau sendiri tak pernah ada disana." ucap Renjun dengan pandangan kosong. Jaemin tampak menghela napasnya.

"Renjun, kau tahu kan jika aku memiliki kesibukan?" tanya Jaemin.

"Ya. Setiap orang memiliki kesibukkan masing-masing." balas Renjun tanpa minat.

"Nah sekarang kau tahu. Lalu apa salahnya?" tanya Jaemin menatap intens Renjun.

"Aku hanya ingin menghabiskan waktu bersamamu Jaemin-ah. Hampir dua bulan ini aku tak merasakan kehadiranmu sama sekali."

Renjun menunduk setelah mengatakan itu. Rasa sesak didadanya mulai terasa lagi. Sudah cukup Renjun selama ini diam. Renjun sudah lelah dengan semua ini. Renjun selalu menyembunyikan segala yang dia rasakan sendirian. Kenapa? Karena itu sudah kebiasaannya. Bahkan Renjun tak benar-benar memiliki orang yang mau mendengarkan segala keluh kesahnya. Orang tuanya saja tak peduli dengannya. Semuanya ia tanggung sendiri. Membuat keadaan fisik maupun psikisnya tertekan.

Lalu kenapa Renjun tak bercerita kepada Jaemin yang notabenya adalah kekasihnya? Renjun sudah pernah mencoba hal itu. Namun sebelum Renjun bercerita, Jaemin sudah terlebih dahulu mengeluarkan keluh kesahnya. Hal itu membuat Renjun selalu bungkam.

Renjun ingin menghabiskan waktu dengan Jaemin. Bercerita akan keluh kesahnya. Namun hasilnya, Renjun malah semakin tertekan. Hidupnya sudah tertekan karena orangtuanya selalu menuntutnya melakukan ini itu. Menuntutnya untuk selalu mengalah kepada adiknya Chenle. Dan Renjun tak pernah protes akan hal itu. Ia selalu melakukannya meski berat ditanggungnya.

Jaemin tau dirinya depresi. Namun yang Jaemin lakukan malah membuatnya semakin lelah untuk sekedar menjalani hidup.

"Renjun, aku selalu mengunjungimu setiap hari. Kau tak melihat itu? Aku sibuk Renjun, dan kau sudah tau akan hal itu." ucap Jaemin. Renjun menutup matanya dengan kondisi masih menunduk.

"Kau hanya datang sebentar Jaemin-ah. Bahkan disaat aku sangat butuh denganmu. Kau tidak ada. Kau selalu datang kepadaku lalu bilang jika kau pusing dengan pekerjaanmu. Membuatku enggan untuk menceritakan apa yang ingin ku ceritakan padamu." kata Renjun. Jaemin diam guna mendengarkan apa yang akan simungil katakan selanjutnya.

"Aku selalu senang saat kau mengajakku pergi ke suatu tempat. Namun setelahnya, kau sendiri yang membatalkannya. Dan itu cukup membuatku lelah. Aku menolak tawaran Haechan untuk pergi bersamanya ke pantai, pergi keluar kota dan pergi berenang bersamanya. Itu ku lakukan karenamu. Aku mencoba memberikan perhatianku padamu. Berharap bisa menghabiskan waktu denganmu. Kau ingat aku mengonsumsi obat penenang dulu? Kau melarangku menggunakannya, namun akhir-akhir ini aku mengonsumsinya lagi." ucap Renjun lirih.

"Jadi ini semua salahku?" ucap Jaemin dengan nada sedikit tinggi. Renjun mendongak guna menatap Jaemin.

"Aku juga tertekan Renjun. Aku tertekan dengan kehidupanku. Itu sebabnya aku tak ingin kau tertekan." katanya.

"Tadi kau bilang apa? Kau membatalkan kegiatan karenaku? Karenaku? Hah, ingat ini Renjun. Aku tak pernah menyuruhmu untuk itu. Aku selalu membiarkanmu melakukan apa yang kau suka. Dan sekarang kau menyalahkanku? Haha bagus bagus." ucap Jaemin emosi.

Renjun tersenyum sekilas. Sepertinya Jaemin tidak ingat saat ia akan pergi ke pantai bersama Haechan. Jaemin nampak sedih karena Renjun tak bisa menghadiri acara keluarganya. Dan itu membuat Renjun menolak ajakan Haechan. Lalu saat Renjun diajak keluar kota, Renjun kembali membatalkannya padahal esoknya Renjun harus berangkat. Itu karena ia harus ikut bersama Jaemin pergi ke pesta pernikahan temannya. Jaemin bilang, jika ia tak menghadiri acara ini, itu artinya Renjun bukanlah kekasihnya. Lalu saat diajak berenang bersama? Hah sudahlah.

"Tidak, itu salahku Jaemin." kata Renjun. Jaemin mendekatkan tubuhnya pada Renjun lalu dirinya mencengkram erat bahu simungil. Renjun sama sekali tak bergeming.

"AKU TAK PERNAH MELARANGMU MELAKUKAN HAL YANG KAU SUKA!! AKU SELALU MEMBERIKAN PERHATIANKU PADAMU!! AKU SELALU MENYURUHMU BERISTIRAHAT DAN PEDULI DENGAN KESEHATANMU!! APA ITU KURANG RENJUN-AH?!" teriak Jaemin dihadapan Renjun. Membuat detak jantung Renjun berpacu dengan cepat dan membuatnya sesak seketika.

"Ti-tidak. Itu salahku." ucap Renjun lirih sambil menahan sakit didadanya dan juga jantungnya. Ini kali kedua Jaemin membentaknya dengan suara keras. Dan hal ini selalu membuatnya sakit.

"So its my fault? I even told you again and again and fucking again to take care and fucking please enjoy cause i fucking want you to be happy. Wow, just wow. Its all my fault." kata Jaemin diselangi dengan tawanya membuat Renjun semakin menunduk.

"Terima kasih atas kata-katamu." ucap Renjun. Setelahnya Renjun jatuh terduduk sambil memegangi dadanya yang terasa sakit. Tentu hal itu tak luput dari penglihatan Jaemin.

"Renjun.." kata Jaemin sambil berjongkok dihadapan Renjun dengan tatapan khawatirnya.

"Jan-hhh-tungku..." ucap Renjun lirih. Ia mencengkram erat dada sebelah kirinya. Jaemin yang sadar dengan apa yang baru saja ia perbuat langsung panik.

"Renjun maafkan aku." kata Jaemin lalu berusaha untuk merengkuh Renjun. Namun Renjun menepis lengan Jaemin. Renjun segera mengambil obat di kantungnya dan memasukkannya kedalam mulut dan menelannya tanpa air.

Setelah beberapa menit akhirnya Renjun sedikit membaik. Napasnya masih sedikit memburu. Ia mendongak menatap Jaemin yang kini tengah menatapnya khawatir.

"Aku ingin tidur Jaem." kata Renjun. Jaemin mengangguk lalu mengangkat tubuh Renjun guna membawanya pergi ke kamar. Jaemin baru saja menyadari jika tubuh Renjun sangat ringan kala terakhir kali ia menggendong Renjun.

Jaemin membaringkan tubuh lemah Renjun diranjang lalu menutupi tubuh Renjun dengan selimut. Ia mengecup kening Renjun. Secara perlahan Renjun menutup matanya dan tertidur. Terlihat dari nafas renjun yang teratur. Jaemin menghembuskan napasnya. Ia lalu membuka ponselnya dan memberikan pesan kepada seseorang.

TBC

Hai maaf baru kembali up

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai maaf baru kembali up. Saya sedikit menyibukkan diri. Semoga kalian suka ya thank you for stay here

Maaf diunpub barusan. Ada typo

THE SADNESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang