MARK X RENJUN
(( MARKREN ))Pulangnya, Renjun pergi ke rumah Haechan bersama dengan Yangyang. Mark? Dia sudah pergi terlebih dahulu bahkan melupakan Renjun yang di jemput tadi.
Melihat perubahan Mark yang begitu cepat membuat Haechan dan Yangyang gemas. Hanya karena orang baru, Mark melupakan Renjun yang notabenya sudah dari kecil bersama.
Kini, Renjun duduk di sofa. Menyandarkan kepalanya sofa tersebut sambil menutup matanya. Haechan dan Yangyang telah mengetahui apa yang terjadi pada Renjun saat ditoilet. Mereka yang melihat wajah pucat Renjun langsung memberikan banyak pertanyaan pada si mungil.
"Jun nih minum teh dulu." ucap Haechan lalu menyimpan 2 gelas teh hangat di meja. Renjun membuka matanya lalu tersenyum kearah Haechan.
"Terima kasih. Aw baik banget sih kamu Chan. Jadi makin sayang." ucap Renjun lalu terkekeh. Haechan merotasikan bola matanya malas.
"Udah sana diminum mumpung masih anget. Kamu juga Yang." kata Haechan. Renjun dan Yangyang akhirnya meminum teh buatan Haechan. Renjun terlebih dahulu menghirup aroma jasmine tea itu. Begitu menenangkan.
"Jun, jadi sekarang apa yang mau kamu lakukan?" tanya Yangyang tiba-tiba.
"Maksudku, dari gejala yang kau dapatkan. Kau memang menderita penyakit itu. Apa yang kau akan lakukan sekarang?" lanjut Yangyang. Renjun terdiam.
"Aku tak memikirkan apapun untuk kedepannya. Aku masih ragu dengan perasaanku sendiri." kata Renjun.
"Tapi itu sudah jelas jika kau memang ada perasaan pada Mark. Jangan mengelak Jun." kata Haechan. Renjun hanya memberikan cengiran pada kedua sahabatnya itu.
"Sebaiknya lakukan operasi saja Jun. Daripada semakin parah." usul Haechan. Renjun cemberut.
"Aku tidak mau. Bukan karena aku tak mau menghilangkan perasaan yang menurut kalian 'cinta' ini. Tapi biaya operasi tidak bisa dibilang sedikit. Kalian tahu sendiri selama ini aku dibantu oleh Papa Johnny. Aku tak mau membebani mereka. Sudah cukup selama ini aku menyusahkan mereka." kata Renjun.
"Tapi jika kau tidak melakukan operasi, itu akan memperburuk kondisimu bahkan-" Yangyang menggantungkan kalimatnya. Renjun yang mengerti kekhawatiran sahabatnya memberikan senyuman andalannya.
"Hey hey jangan khawatir. Aku akan bertahan untuk kalian. Kalian sahabatku yang paling aku sayangi. Jangan sedih ya?" kata Renjun. Haechan membuang mukanya kearah lain. Ia tak ingin Renjun melihatnya menangis. Renjun cemberut.
"Yah, Haechannie. Kau tak mau melihatku? Okay aku ngambek ya." kata Renjun. Haechan menghapus jejak air matanya lalu menatap Renjun.
"Berjanjilah untuk tetap bersama kami Renjun." kata Haechan. Renjun tersenyum lalu mengangguk. Ia lalu berdiri dan menghampiri kedua sahabatnya dan memeluk mereka dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SADNESS
RandomKumpulan sad/angst story about Huang Renjun and other cast Happy reading!