≡ ⸝⸝ 🍀₊ ❲ Candala III ❳

1.3K 129 15
                                    

NORENMIN
(( JENO X RENJUN X JAEMIN ))
🦋


Delapan bulan kehamilan Renjun. Ia sudah cuti dari pekerjaannya. Ia masih tinggal bersama Haechan. Awalnya Renjun ingin kembali tinggal sendiri namun Haechan melarangnya dengan alasan takut kenapa-kenapa.

Bagaimana dengan urusannya dengan Jeno dan Jaemin? Renjun tetap memilih untuk menjauh dari mereka berdua. Ia tak sanggup untuk sekedar bertemu dengan mereka. Ia tau jika mereka berdua ingin melamarnya, tapi ia tolak karena tak ingin jatuh kelubang yang sama.

Kini Renjun ingin keluar sebentar membeli perlengkapan bayi. Ia ingin sekalian menghirup udara segar diluar. Tak butuh waktu lama untuk Renjun sampai di tempat yang ia tuju. Disana ia membeli beberapa perlengkapan yang menurutnya penting.

Setelah berkutat dengan aktivitasnya. Renjun keluar dari tempat tersebut dan menunggu taxi pesanannya datang sambil memakan roti yang sempat ia beli tadi. Pandangannya tertuju pada sosok yang ia kenal. Itu adalah Jeno, bersama dengan seorang wanita yang ia tak kenal. Namun dilihat dari tingkah laku wanita itu, ia yakin itu mungkin kekasihnya. Renjun tersenyum tipis. Meski sesak namun ia sendiri sudah memutuskan untuk menjauh dari mereka. Ia berharap mereka bisa berubah menjadi lebih baik.

Wanita itu pergi meninggalkan Jeno. Jeno hanya tersenyum dan melambaikan tangannya tanda perpisahan. Dan setelah itu wanita itu pergi entah kemana. Jeno mengeluarkan ponselnya dan mengecek beberapa notifikasi yang masuk ke ponselnya. Ia memberikan pesan singkat kepada Jaemin untuk menjemputnya.

Setelah beberapa saat, Jeno masih setia menunggu dipinggir jalan. Ia sampai tak menyadari jika Renjun ada didekatnya. Ia terlalu fokus menatap jalanan.

Jeno melihat seorang nenek yang sedang menyebrang. Nenek tersebut tak sengaja menjatuhkan belanjaannya dijalan. Ia pun segera berlari menolongnya.

"Biar aku bantu." ucap Jeno lalu mengambil beberapa sayuran yang jatuh ke aspal lalu membersihkan debunya. Nenek tersebut tersenyum lalu mengucapkan terima kasih.

Diwaktu yang bersamaan, sebuah sedan melaju dari arah kiri dengan cukup kencang mengarah kearah mereka berdua. Jeno tidak menyadari akan hal itu sampai akhirnya

Brukk

Badan itu terpental 3 meter saat mobil tersebut menabraknya. Semua orang disana terkejut ditambah sang korban yang sudah mengeluarkan banyak darah.

Jeno yang masih terkejut setelah didorong oleh seseorang dibelakangnya tadi langsung menengok kearah korban. Ia membolakan matanya ketika melihat seorang yang sangat familiar.

Ia segera bangkit lalu menghampiri Renjun yang sudah terkapar diaspal. Jeno mendekap tubuh Renjun dan menatap Renjun yang juga kini menatapnya dengan pandangan yang sayu.

"Jen- anak kita..."

Jeno menggeleng pelan. Ia lalu meminta bantuan orang disekitar untuk menelepon ambulan. Renjun kehilangan kesadarannya saat itu juga dan membuat Jeno semakin panik.

"Ren, jangan begini. Jika kau mau menghukumku karena kebejatanku, tak begini caranya. Aku tak sanggup untuk kehilanganmu." ucap Jeno sambil menangis.

Saat itu juga, mobil Jaemin datang. Jaemin berlari kearah mereka berdua lalu diam mematung saat melihat siapa yang berada didekapan Jeno.

Dengan segera ia menyuruh Jeno untuk membawa Renjun kedalam mobil. Jeno pun setuju dan mengangkat tubuh Renjun dengan hati-hati. Ia masuk kedalam mobil. Dengan segera Jaemin melajukan mobilnya menuju rumah sakit.

🦋

"Jaem, dia menolongku. Dia mendorongku saat mobil itu hendak menabrakku." kata Jeno yang kini sedang dipeluk oleh Jaemin. Jaemin mengusap punggung Jeno perlahan.

"Tenanglah Jen. Sekarang kita doakan Renjun agar dia selamat bersama dengan calon anaknya itu." ucap Jaemin. Jujur saja Jaemin sangat takut terjadi apa-apa dengan Renjun maupun anaknya itu. Ia sudah berjanji akan membuat Renjun bahagia. Namun yang ia lihat kini malah Renjun yang sedang berjuang didalam ruangan sana.

Beberapa jam berlalu. Haechan keluar dari ruangan dimana Renjun dirawat. Ia mengusap wajahnya kasar. Setelah mendapat berita jika Renjun kecelakaan, ia segera berlari menangani Renjun.

"Haechan, bagaimana keadaan mereka?" tanya Jaemin setelah berjalan menghampiri Haechan. Haechan menatap keduanya lalu ia menepuk bahu Jaemin.

"Maaf, hanya anaknya yang berhasil selamat. Renjun dinyatakan tiada saat operasi tadi berlangsung. Dan kami memilih untuk mengeluarkan bayi yang ada dikandungan Renjun. Renjun tak dapat kami selamatkan karena pendarahan dan benturan keras itu. Beberapa organnya rusak. Jadi, aku meminta maaf tidak dapat menyelamatkan Renjun." jelas Haechan. Baik Jeno maupun Jaemin hanya bisa terdiam.

"Ini salahku." ucap Jeno sambil menunduk.

"Ini bukan salahmu atau salah siapapun. Ini sudah takdir." ucap Haechan.

"Aku akan menitipkan bayi Renjun kepada kalian. Karena aku tahu karena kalian pasti merasa bersalah akan hal ini. Jagalah anak itu dengan baik."

🦋

Satu tahun berlalu

Bayi itu kini sudah tumbuh dan sedang belajar berjalan bersama dengan Jeno dan Jaemin. Mereka menepati janji mereka untuk merawat anak itu.

"Sini berjalan kearah daddy." ucap Jeno sambil mengulurkan tangannya saat melihat anak kecil itu berjalan dengan pelan kearahnya.

"Aigoo pintar sekali anak daddy." ucap Jeno lalu menggendong anak tersebut yang diberi nama Jisung. Wajahnya mirip dengan dirinya dan juga Renjun. Ia tersenyum kala mengingat Renjun yang kini sudah tiada. Ia pun membawa Jisung kedalam untuk mengajaknya tidur siang.

Setelah Jisung tidur, ia menghampiri Jaemin yang kini berada diruang keluarga. Jeno melihat Jaemin yang kini menatap layar ponselnya yang menunjukkan foto Renjun yang tengah tersenyum. Ia memutuskan untuk duduk disamping Jaemin.

"Merindukannya hm?" tanya Jeno. Jaemin mengangguk.

"Ini sudah setahun dia pergi. Tapi aku sangat merindukannya." ucap Jaemin.

"Aku juga." balas Jeno.

"Mau bagaimanapun, kita tak bisa melawan takdir. Sore ini, ayo kita pergi ke makan Renjun? Aku ingin memberikan bunga mawar kesukaannya." ucap Jaemin. Jeno mengangguk.

Ia dan Jaemin sering mengunjungi Renjun ditempat peristirahatannya. Mereka juga bercerita tentang perkembangan Jisung meski mereka tahu jika Renjun tak akan menjawab apapun yang mereka katakan. Mereka sangat merasa bersalah dan berjanji kepada Renjun untuk menjaga Jisung dengan baik.

Seminggu setelah kejadian dimana tabrak lari itu terjadi. Polisi menangkap kekasih Jeno yang saat itu meninggalkan Jeno. Ternyata pengendara mobil itu adalah kekasih Jeno sendiri yang ingin mendapatkan harta milik Jeno dengan cara menabraknya. Namun ia salah sasaran dan akhirnya ia pun ditangkap dengan bukti cctv dijalanan.

Jeno terkejut tentu saja. Akhirnya ia memutuskan wanita itu dan memilih untuk fokus kepada Jisung. Hubungannya dengan Jaemin pun tak seperti dulu. Mereka hanya fokus membesarkan Jisung tanpa ada rasa kembali satu sama lain.

"Renjun, kami sudah berjanji untuk menjaga Jisung. Dan kami tak akan mengingkari hal ini. Jika kami mengingkarinya, kami siap menerima hukuman yang Tuhan berikan untuk kami. Beristirahatlah dengan tenang. Kami sayang padamu dan maafkan atas kesalahan kami."



TAMAT

Astaga lama sekali saya mendelep ㅠㅠ
Maaf🥺 Baru sempet nulis lagi chapternya karena sempat bingung bikin endingnya gimana ㅠㅠ Hope you all like it.

And get well soon for uri Renjun🥺🥺🥺 Cepat sembuh ya anak baik🥺

THE SADNESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang