MARK X RENJUN
(( MARKREN ))
🦋Sudah 3 hari Mark merasa kosong. Ia tak mendapatkan pesan dari Renjun. Dan dirumah juga ia selalu mendapat tatapan tak mengenakkan dari Jaehyun. Ia ingin meluruskan ini semua. Ia ingin meminta maaf pada Renjun dan memulai semuanya dari awal. Ia baru sadar jika ia menyayangi Renjun. Hanya egonya terlalu tinggi saat bersama teman-temannya. Dan kini ketika ia ingin meluruskan semuanya, ia kehilangan komunikasi bersama Renjun. Ia juga pergi ke perpustakaan tempat Renjun berjaga. Namun yang ia temui malah karyawan lain. Ia ingin pergi kerumah Renjun, namun ia tak mengetahui dimana rumah Renjun.
Ponselnya berbunyi tanda ada pesan masuk. Ia merogoh sakunya dan menatap layar ponselnya. Ternyata dari Jaehyun.
'Hyung tahu kau mencari Renjun. Datanglah kerumah sakit dan temui hyung.'
Tanpa berpikir lagi Mark segera pergi kerumah sakit tempat Jaehyun bekerja. Begitu sampai ditempat ia langsung berjalan menuju ruangan Jaehyun. Disana terdapat Jaehyun dan seseorang yang wajahnya sedikit mirip dengan Renjun.
"Duduk." perintah Jaehyun. Mark mengangguk dan duduk dibangku yang disediakan.
"Mark, ini adalah Doyoung, kakak Renjun." ucap Jaehyun. Mark sedikit terkejut lalu sedikit membungkuk memberi hormat.
"Jadi dia orangnya Jaehyun?" tanya Doyoung. Jaehyun mengangguk. Doyoung menatap Mark dengan tatapan terluka.
Plak
Doyoung menampar Mark cukup kuat. Jaehyun hanya diam membiarkan hal itu. Mark memang pantas mendapatkannya.
"Aku dan Renjun memang bukan orang kaya sepertimu. Tapi kami memiliki attitude saling menghargai. Tapi kau dengan mudahnya ikut menjatuhkan harga diri adikku tanpa sadar. Atau mungkin kau sadar tapi kau malas? Aku mendengar banyak tentangmu dan Renjun dari Jaehyun. Dan aku kecewa kepadamu. Kau membuat adikku sakit." kata Doyoung.
Mark diam mendengarkan. Ia memang salah dan pantas menerimanya. Ia pun meminta maaf kepada Doyoung.
"Aku memaafkanmu dan Renjun juga pasti sudah memaafkanmu." ucap Doyoung.
"Lalu, dimana Renjun? Aku ingin secara langsung bertemu dengannya." kata Mark.
"Kau sungguh ingin bertemu dengan Renjun?" tanya Doyong. Mark mengangguk. Doyoung menatap Jaehyun dan pria berdimple itu mengangguk.
"Baiklah."
🦋
Mark, Doyoung dan Jaehyun kini berada di tempat pemakaman umum. Mark bingung kenapa ia diajak kemari. Padahal ia ingin bertemu dengan Renjun.
"Renjun berada disini Mark." kata Jaehyun. Mark semakin bingung.
"Lihatlah nisan ini." kata Jaehyun sambil menujuk sebuah nisan dengan pandangan matanya. Mark menatap nisan yang berada disana.
'Kim Renjun'
"Tak mungkin kan? Kalian bercanda ya?" tanya Mark. Mereka berdua menggeleng.
"Ini benar-benar tempat Renjun sekarang. Renjun sudah tidur." kata Doyoung.
"T-tapi? Bagaimana mungkin?" tanya Mark.
"Ketika pergi ke pesta diperusahaanmu, Renjun sebelumnya mengalami demam. Namun aku kira itu hanya demam biasa. Dan ia memaksakan dirinya datang ke perusahaanmu. Ia berjalan kaki menuju perusahaanmu diteriknya matahari. Saat pulang, ia meminum obat karena panasnya tinggi. Aku pulang dan menemukan Renjun sudah tidak sadar. Dan aku segera membawanya kerumah sakit." kata Doyoung.
"Renjun terkena tifus. Renjun telat mendapatkan penanganan karena ia sudah demam selama 3 hari sebelum dibawa kerumah sakit. Bakteri yang menyebabkan tifus ini sudah menyerang hati dan usus milik Renjun dan itu mengakibatkan komplikasi. Begitu hyung kembali setelah memarahimu saat itu, Renjun kritis. Hyung sudah mencoba untuk menyelamatkan Renjun namun Tuhan lebih sayang Renjun. Renjun sudah tidur selamanya." jelas Jaehyun.
"Kenapa hyung tidak memberitahuku?! Kenapa hyung?!"
"Hyung ingin kau merenungkan kesalahanmu. Hyung ingin kau menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Hyung tahu kau mencintai Renjun, namun kau dikalahkan oleh egomu. Sekarang Renjun sudah tidak ada. Hyung harap kau belajar dari kesalahanmu dan belajar menghargai oranglain." ucap Jaehyun.
"Kami akan memberi waktu untukmu disini. Berbicaralah apa yang ingin kau bicarakan dengan Renjun." lanjut Jaehyun lalu meninggalkan Mark diikuti oleh Doyoung.
Mark berjongkok dan menatap nisan tersebut. Ia lalu mengusap nisan itu. Air matanya mengalir.
"Renjun, maafkan aku. Aku menjadi sosok kekasih yang brengsek untukmu. Aku banyak kesalahan padamu. Ketika aku mengatakan aku tak mencintaimu, hatiku sakit. Aku mencoba mencaritahu apa yang terjadi padaku. Dan ternyata aku salah, aku mencintaimu Ren."
"Maaf karena egoku, kau harus mendapat perlakuan tak baik dari teman-temanku. Dan dengan bodohnya aku hanya diam. Sekali lagi maafkan aku Ren."
"Dan maaf juga aku tak mengantarkanmu ke peristirahatan terakhirmu ini. Aku ingin kau tidur tenang ya Ren? Kau adalah orang baik yang memiliki senyum indah. Aku menyayangimu tapi Tuhan lebih menyayangimu. Jika kau mendengar ini, aku akan bilang jika aku mencintaimu. Aku sangat mencintaimu. Aku telat menyadarinya."
"Aku akan sering berkunjung kemari Ren. Aku akan membawakan bunga kesukaanmu. Sekarang aku pulang ya? Aku berjanji akan menjaga hyungmu sebagai tanda minta maafku. Selamat tinggal Ren. Sampai jumpa and I love you."
TAMAT
Double up!😆
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SADNESS
RandomKumpulan sad/angst story about Huang Renjun and other cast Happy reading!