≡ ⸝⸝ 🍀₊ ❲ No Longer II ❳

1K 175 14
                                    

MARK X RENJUN
(( MARKREN ))

Setelah menyelesaikan persiapan. Renjun dan yang lain memulai aktivitas ngeband mereka. Beberapa lagu mereka bawakan dan ada juga request dari pengunjung. Terakhir, Renjun menyanyikan lagu To My Youth. Dengan penghayatan yang bagus membuat para pengunjung tersentuh.

Mark yang kebetulan lewat menoleh kearah Renjun. Ia terdiam sambil mendengar suara merdu dari Renjun. Ia baru tahu jika Renjun dan teman-temannya ngeband seperti ini. Dan ia juga baru tahu jika suara Renjun seindah ini.

"Ih ayo cepat aku ingin pulang."

Mark mengalihkan fokusnya kepada gadis disampingnya. Ia pun mengangguk dan meninggalkan keramaian. Tanpa disadari Renjun sedikit melirik kearah mereka. Ia menyelipkan sedikit senyuman diakhir lagunya.

Setelah selesai dengan acara ngeband mereka. Keempat pemuda itu menghitung hasil yang mereka dapatkan. Tak lupa mereka membaginya dan menyisakan untuk para anak-anak.

Hari pesta anniv orangtua Mark pun datang. Renjun dan sahabat yang lain diundang setelah Renjun bertanya saat itu. Mungkin jika Renjun tak bertanya, Mark tak akan mengundang mereka.

Dengan setelan jas yang mereka gunakan. Mereka masuk kedalam tempat yang memang sudah disediakan.

"Sepertinya kalian tamu orang biasa. Kalian bisa duduk dipojok sana bersama dengan yang lain." ucap salah satu resepsionis. Renjun dan yang lain terkekeh sejenak. Mereka dipandang cukup rendah disini. Terbukti dari tempat duduk yang terpisah dengan teman angkatan mereka yang lain.

Tanpa mau berdebat, mereka berjalan kearah tempat yang disediakan. Mereka duduk dengan tenang menikmati acara ini. Acara yang begitu meriah tentu saja.

"Terima kasih kepada teman-teman Mark yang sudah datang keacara kami. Kami sangat senang atas kehadiran kalian semua." ucap ibu dari Mark.

"Dihari yang berbahagia ini, kami juga akan membuat pengumuman." ucap ayah dari Mark. Renjun menatap kedepan sana. Mendengarkan apa yang ingin mereka katakan.

"Jadi, anak kami Mark Lee akan segera bertunangan." ucap ibu Mark. Semuanya mendadak ricuh penasaran dengan siapa calon tunangan Mark.

Ketiga sahabat Renjun menatap Renjun. Renjun yang ditatap menggeleng.

"Bukan denganku." ucap Renjun. Setelahnya pemuda itu tersenyum.

"Tapi dengan wanita itu." lanjutnya sambil menunjuk kearah salah satu wanita dijajaran depan. Pandangan ketiga sahabatnya pun mengikuti arah tunjuk Renjun.

"Calon tunangan Mark adalah Kang Mina. Kami sudah mendiskusikan ini dengan orangtua Mina. Jadi selamat untuk kalian berdua karena sudah mendapat restu kami. Selama 1 tahun kalian pacaran sekarang kalian bisa menginjak ke jenjang yang lebih serius."

Dari situ mulai banyak bisik-bisik tentang Mark yang berselingkuh. Mereka tak menyangka akan hal itu. Tapi banyak juga yang mendukung. Renjun meneguk alkoholnya dengan santai.

"He no longer needs me." ucap Renjun.

Acara berjalan dengan lancar. Berakhir mereka bersalaman dengan kedua orangtua Mark dan mengucapkan selamat kepada mereka. Kini giliran Renjun dan yang lain maju bersalaman.

"Selamat ya tuan dan nyonya." ucap Haechan dengan sopan dan diselingi senyuman. Orangtua Mark tersenyum lalu mengucapkan terima kasih. Pandangan ibu Mark tertuju kearah Renjun. Ia memicingkan matanya.

"Kau Renjun kan?" tanyanya. Renjun mengangguk.

"Iya saya Renjun." balas Renjun. Ibu Mark nampak tak percaya. Terbukti dari ekspresinya yang berubah beserta suaminya yang ikut terkejut. Renjun memandang mereka dengan pandangan bertanya.

"Kau sudah sebesar ini? Darimana saja kau nak? Kami mencarimu." kata ibu Mark. Renjun semakin bingung dibuatnya. Ketiga sahabat Renjun juga terlihat bingung.

"Ah maaf. Mungkin kau tak mengenal kami berdua Renjun. Tapi kami mengenalmu dengan baik." kata ayah.

"Kalian mengenalku?" tanya Renjun.

"Kami sungguh meminta maaf padamu Renjun. Kami selama ini mencari keberadaanmu untuk mempertanggungjawabkan kesalahan kami waktu itu."

Suasana seketika sendu. Hening diantara mereka.

"Tanggungjawab apa?" tanya Renjun.

"Kami yang telah menabrak kedua orangtuamu sampai meninggal dunia."

Renjun terdiam. Yang lain ikut terdiam. Apa ini?

"Kalian bercanda ya? Aku bahkan tidak mengenal kalian." ucap Renjun.

"Kau memang tak mengenal kami. Karena pada saat kejadian itu terjadi, kau masih sangat kecil. Mungkin masih duduk dibangku sekolah dasar. Tapi kami yakin kau adalah Renjun yang selama ini kami cari. Dilihat dari penampilanmu, tak banyak berubah dari terakhir kali kami melihatmu." ucap ibu Mark.

Renjun tersenyum tipis. Ia tak menyangka akan bertemu dengan pelaku yang telah menabrak kedua orangtuanya dulu. Dan yang paling ia tak sangka, ternyata orang yang telah menghilangkan nyawa kedua orangtuanya adalah orangtua dari kekasihnya. Ah, mantan kekasih.

Tanpa sepatah katapun, Renjun pergi meninggalkan mereka. Ia sempat menubruk bahu Mark yang kebetulan baru masuk kedalam setelah mengucapkan selamat jalan kepada para tamu. Renjun menatap Mark sekilas dan langsung pergi. Mark tampak berbalik menatap kepergian Renjun. Tak berselang lama ketiga sahabat Renjun berlari menyusul Renjun dengan raut wajah khawatir. Tentu saja itu tak luput dari pandangan Mark.

"Mark!" orangtua Mark menghampiri Mark. Mereka tampak menampilkan wajah khawatir.

"Kenapa kau tidak bilang jika Renjun satu kampus denganmu?" tanya ibunya. Mark memicingkan alisnya. Darimana ibunya tahu tentang Renjun.

"Mark, dia adalah anak dari orang yang telah kami tabrak saat itu."

















"Mark. Kau?! Kami kecewa padamu."

Renjun menyandarkan punggungnya ditembok. Ia ingin menangis namun tak bisa. Sudah lama ia tak menangis. Dan saat ia ingin menangis malah tak bisa. Renjun menunduk mencoba mencerna setiap kejadian.

Kebenaran yang membuatnya terkejut bukan main. Kenapa harus mereka? Renjun tak masalah jika ia harus kehilangan Mark. Ia sangat tak masalah akan hal itu. Namun ketika tahu orangtuanya meninggal karena ulah orangtua Mark, membuatnya merasa sakit hati. Kenapa dunia senang mempermainkannya?

"Lucu sekali. Aku berpacaran dengan orang yang orangtuanya adalah pelaku dari tabrakan itu."

Renjun memilih untuk menyendiri. Ponselnya ia matikan. Tak peduli jika sahabatnya mencari keberadaannya. Yang ia butuhkan sekarang adalah sendirian.

To Be Continue...

Masih berlanjut☁☕😅

THE SADNESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang