≡ ⸝⸝ 🍀₊ ❲ Candala II ❳

1.2K 160 19
                                    

NORENMIN
(( JENO X RENJUN X JAEMIN ))
🦋



Malam ini terasa begitu panjang bagi Renjun. Ia masih terjaga padahal sudah pukul 12 malam. Renjun hanya bisa diam menatap jam dinding. Bayang-bayang kejadian tadi membuatnya merasakan sesak yang mendalam. Haechan sudah tahu apa yang terjadi dengan Renjun. Sehingga ia senantiasa mengawasi anak itu.

"Ren, tidur yuk. Nanti kan ada jadwal pagi. Kalo kamu ga tidur nanti ngantuk saat menjaga pasien." kata Haechan. Renjun akhirnya menurut dan merebahkan dirinya dikasur. Ia juga langsung menutup matanya. Haechan yang melihatnya hanya bisa menghembuskan napasnya pelan. Renjun tak boleh seperti ini. Ia harus kembali ceria seperti sebelumnya.











2 bulan kemudian...

Kehamilan Renjun sudah menginjak usia 5 bulan. Terlihat perutnya juga sudah membuncit. Para dokter di rumah sakit pun sudah tahu apa yang terjadi pada Renjun. Dan mereka ikut sedih akan hal itu. Mereka juga suka menguatkan Renjun dan menyuruhnya agar tidak banyak pikiran demi si jabang bayi yang ia kandung. Renjun bersyukur karena masih ada orang baik seperti mereka.

"Dr.Huang! Ada korban kecelakaan yang harus segera dioperasi!" ucap salah satu suster yang langsung menerobos masuk ke ruangan milik Renjun.

"Apa?! Apa dokter lain tidak ada?" tanya Renjun. Suster itu menggeleng.

"Tidak ada, mereka memiliki pekerjaan lain." balas suster tersebut. Renjun mengangguk lalu menyuruh suster itu menyiapkan ruang operasinya. Renjun pun bersiap dan segera pergi ke ruang operasi.

Langkah cepatnya ia perlambat ketika melihat sosok orang yang ia hindari. Orang itu berdiri diruang operasi. Dengan segala niat, Renjun pun berjalan pelan hendak masuk ke ruang operasi berusaha mengabaikan orang tersebut.

"Renjun, kau disini? Kau seorang dokter?" ucap pria tersebut. Renjun hanya mengangguk.

"Ren... Didalam sana ada Jaemin. Dia kecelakaan. Tolong selamatkan dia ya Ren." ucap Jeno. Ya, pria itu adalah Jeno. Renjun hanya melirik sekilas kearah Jeno.

"Ya. Aku akan menyelamatkan kekasihmu." balas Renjun lalu masuk kedalam ruangan. Jeno terdiam didepan sana.

"Renjun tahu kami memiliki hubungan?"










Selama operasi berjalan, Renjun terus menahan sesak didadanya. Orang yang membuatnya trauma kini dalam penanganan medisnya.

"Operasi selesai dan dinyatakan berhasil."

Semua orang didalam sana bernapas lega. Begitupun dengan Renjun. Ia tersenyum, tubuhnya sudah dibanjiri keringat dan tubuhnya bergetar. Tak lama berselang, tubuh itu ambruk ke lantai membuat beberapa tim medis disana panik.

🦋

Jeno menatap wajah pucat yang kini tengah berbaring diranjang rumah sakit dengan selang infus ditangannya. Pria yang berbaring itu masih enggan untuk membuka matanya.


Flashback

Jeno melihat Renjun digendong oleh dokter dengan nametag Haechan dalam keadaan tak sadar diri. Entah niat darimana ia mengikuti arah kemana Renjun dibawa. Renjun segera dibaringkan diranjang dan Dr.Haechan memberikannya penanganan medis. Selang oksigen terpasang rapih dan jarum infus menempel dikulit tangan Renjun.

"Apa yang kau lihat bajingan?" tanya Dr.Haechan. Jeno mengeryit, apakah dokter itu mengenalnya?

"Ada apa dengan tatapanmu? Tentu saja aku mengenalmu. Renjun yang memberitahuku tentang dirimu dan juga kekasih sialanmu itu. Berani-beraninya kalian mempermainkan perasaan Renjun. Merasa keren kalian menjadikan Renjun pelampiasan? Keren?" ucap Haechan. Tak peduli jika ini masih diruang lingkup rumah sakit. Toh ruangan ini adalah ruangan VIP. Jadi pertengkaran mereka tak akan terdengar sampai luar ruangan.

THE SADNESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang