≡ ⸝⸝ 🍀₊ ❲ Hanahaki Disease IV ❳

1.8K 193 3
                                    

MARK X RENJUN
(( MARKREN ))

"Renjun masih hidup! Kau jangan mengada-ngada Jaemin!" bentak Mark kala mendengar perkataan Jaemin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Renjun masih hidup! Kau jangan mengada-ngada Jaemin!" bentak Mark kala mendengar perkataan Jaemin. Mereka bungkam ditempat.

"Mana ambulannya?!" kata Mark lagi.

"Masih dalam perjalanan Mark." balas Haechan.



















Ambulan pun datang. Mereka membawa tubuh Renjun untuk mendapatkan pertolongan. Sebab mereka masih merasakan denyut nadi Renjun meski sangat lemah.

Mark menemani Renjun didalam ambulan bersama dengan Jaemin. Keduanya terdiam menatap Renjun yang terbaring.

"Renjun suka padamu Mark." ucap Jaemin tanpa mengalihkan pandangannya dari Renjun. Mark yang mendengar penuturan Jaemin segera menatapnya.

"Dia awalnya menyangkal tentang perasaannya. Tapi akhirnya dia sadar jika dia menyukaimu. Ia sangat senang dengan perlakuanmu padanya. Tapi semuanya berubah ketika gadis itu datang kepadamu. Kau melupakan keberadaan Renjun. Dan itu membuatnya sakit. Sakit yang tak bisa dijelaskan. Renjun mencoba bersikap biasa saja didepanmu dan gadis itu. Tapi setelahnya, ia akan berlari ke toilet dan memuntahkan kelopak bunga seperti yang kau lihat tadi."

"Renjun cukup tersiksa dengan ini. Apalagi dia tau jika rasa sukanya pada dirimu tak akan terbalas sebab kau menyukai gadis itu. Kami sudah mengusulkan pada Renjun untuk melakukan operasi, tapi ia tak mau dengan alasan biaya operasi mahal dan ia tak ingin membebani keluargamu sebab selama ini kalianlah yang membantunya untuk hidup. Renjun bekerja di perpustakaan. Dia ingin mencari uang untuk menunjang kehidupannya sendiri."

Jaemin terdiam sejenak lalu menghapus air matanya yang menetes. Ia menarik nafasnya lalu menatap Mark yang kini tengah terdiam entah memikirkan apa.

"Kau sudah melihat kue dari Renjun? Kau tau? Ia membuat kue itu dengan usahanya. Ia bilang pada kami beberapa kali gagal membuat kue itu karena tidak mengembang. Ia membuat kue itu sampai tengah malam. Aku tak tau apa yang terjadi saat kami baru sampai kerumahmu. Tapi melihat keadaan Renjun seperti ini. Aku yakin dia melihat kau dan gadis itu melakukan sesuatu." ucap Jaemin. Ini pertama kalinya Jaemib berbicara panjang. Biasanya ia paling hemat dalam berbicara.

"A-aku menyatakan perasaanku pada Mina. Aku tak tau Renjun ada disana." ucap Mark pelan.

"Sudah ku duga. Renjun sangat kuat bisa bertahan sampai sekarang. Dan aku sangat sayang padanya. Andai dia menyukaiku. Sudah kupastikan dia bahagia bersamaku. Tapi dia malah memilihmu yang tak bisa membalas rasa sukanya. Aku tak menyalahkanmu, begitupun dengan Renjun. Sebab perasaan itu tergantung masing-masing." jelas Jaemin.

Mark meraih tangan Renjun lalu mengelusnya pelan. Ia menutup matanya dan membiarkan air matanya menetes.

"Aku bodoh sekali tak menyadari kenapa kau menjauh dariku. Aku sangat bodoh ketika kau lebih banyak diam. Kenapa kau harus menyukai orang bodoh sepertiku Ren? Aku tak suka melihatmu menderita seperti ini. Aku mohon bangunlah, dan biarkan aku menebus semua kesalahanku padamu..." ucap Mark.

Keheningan tercipta didalam mobil. Tak ada yang bersuara kecuali alat pendeteksi jantung. Beberapa saat kemudian, mereka akhirnya sampai di rumah sakit. Dengan segera Renjun dibawa ke ruang UGD. Mark dan Jaemin menunggu didepan. Sementara Haechan dan Yangyang masih dalam perjalanan.

Jaemin menatap Mark yang masih menunduk sambil bersandar di tembok.

"Mark." panggil Jaemin. Mark pun menoleh.

"Renjun pernah bilang pada kami. Jika suatu saat detak jantungnya berhenti. Kami harus ikhlas akan itu dan jangan menggunakan alat bantu yang menunjang hidupnya. Aku ingin mengatakan jika Renjun menyerah sekarang, kau harus ikhlas. Jangan memarahi siapapun. Karena Renjun ingin berbahagia."

"B-baiklah, akan aku coba. Tapi aku ingin menebus kesalahanku. Aku ingin memulai semuanya dari awal." katanya.

"Kita tak tau batas kehidupan. Jika Tuhan sudah berkehendak, maka kita hanya bisa mengikhlaskan." kata Jaemin. Mark mengangguk mengerti.

Pintu ruangan UGD terbuka. Jaemin dan Mark menoleh.

"Sodara Mark?" tanya sang dokter.

"Saya dok. Ada apa?" kata Mark.

"Mari ikut saya ke dalam. Pasien ingin bertemu denganmu."

Tanpa basa basi. Mark masuk kedalam ruangan. Dilihatnya Renjun yang membuka matanya dan menatapnya dengan tatapan sangat sayu.

"M-mark.."

Lirih Renjun. Mark menggeleng dan menyuruh Renjun untuk tidak banyak bicara.

"Sakit"

"Iya aku tahu, sakit ya? Maafkan aku Ren. Aku terlalu bodoh untuk mengerti semuanya. Maafkan aku." ucap Mark.

"Terima kasih untuk semuanya." ucap Renjun dengan suara yang semakin memelan dan pandangan yang semakin memburam.

Tanpa diduga, Mark mencium bibir dingin Renjun. Mengemutnya pelan dan melumatnya singkat. Renjun hanya bisa terdiam tak bisa memberikan balasan apapun. Pandangannya semakin buram dan semakin lama menjadi gelap. Dengan alat pendeteksi jantung yang menunjukkan garis lurus.

Mark melepaskan tautannya dengan mata yang sudah basah. Sang dokter berusaha untuk memberikan pertolongan namun Mark menggeleng.

"Biarkan dia tenang disana." ucap Mark. Sang dokter pun mengangguk memahami.

"Selamat jalan anak baik. Maaf aku tak bisa mengulang semuanya dari awal. Aku janji akan selalu mengunjungimu di rumah barumu. Bahagia disana Renjun. Aku menyayangimu."

TAMAT

See you next part✋✌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

See you next part✋✌

THE SADNESS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang