Renjun menhilang sudah satu hari. Jeno, Jaemin dan Haechan sudah kebingungan mencari keberadaan Renjun. Ditambah anak itu mematikan ponselnya sehingga mereka sulit melacaknya. Ayah dan Ibu Mark yang mengetahui hilangnya Renjun segera membantu. Mereka tak ingin kehilangan anak itu lagi. Mereka benar-benar ingin bertanggung jawab.
Mereka telah mengetahui jika Renjun adalah kekasih Mark. Dari sana mereka merasa semakin bersalah setelah mengumumkan tunangan itu.
Dan untuk Mark. Ia tak diperbolehkan keluar kamar oleh kedua orangtuanya sebagai hukuman. Meski masih diberi makan, namun penjagaan sangat ketat membuatnya sulit untuk keluar. Orangtua Mark sengaja melakukan itu agar Mark bisa berpikir akan kesalahannya.
☁
Jeno menatap layar laptop didepannya. Ia langsung memanggil yang lain karena ia mendapatkan lokasi dimana Renjun sekarang. Ponsel Renjun terlacak. Sepertinya Renjun mengaktifkan kembali ponselnya.
"Renjun berada di bandara." ucap Jeno.
"Mau kemana dia?!" kata Haechan.
"Kita harus segera menyusul dia." kata ibu Mark. Yang lain mengangguk lalu segera bergegas menuju bandara.
Sepanjang perjalanan mereka hanya bisa diam. Ayah Mark menyupir dengan kecepatan sedikit tinggi. Sampai dibandara mereka segera berlari masuk mencari keberadaan si mungil. Sampai pandangan Jaemin tertuju pada pemuda yang ia cari.
"Renjun!"
Anak itu menoleh. Ternyata benar dia Renjun. Jaemin dan yang lain segera menghampiri.
"Renjun kemana saja kau?" tanya Haechan. Renjun tersenyum tipis.
"Maaf membuat kalian khawatir. Aku hanya ingin sendiri." jawab Renjun.
"Kau mau kemana Ren?" tanya Jeno.
"Oh, aku akan pergi ke Jerman. Aku sudah memiliki keputusan untuk tinggal di Jerman bersama sepupuku. Aku sudah menghubunginya. Dan dia juga sudah memesankanku tiket pesawat." ucap Renjun.
"Apa maksudmu? Bagaimana kuliahmu? Bagaimana dengan kami? Bagaimana dengan anak-anak?" tanya Haechan. Renjun tersenyum tipis kembali.
"Aku berhenti kuliah. Mungkin saat di Jerman aku akan langsung bekerja. Maaf aku tidak bisa bersama kalian." ucap Renjun.
"Nak Renjun. Setidaknya, terimalah permintaan maaf kami dan anak kami padamu. Kami yang bersalah kepadamu. Maafkan kami semua." ucap ibu Mark.
"Aku sudah memaafkan kalian. Ini sudah takdir. Ah, aku harus pergi sekarang. Penerbanganku sebentar lagi berangkat. Salam untuk Mark. Bilang padanya terima kasih atas waktu yang ia berikan kepadaku. Sampai jumpa semuanya! Aku sayang kalian!" ucap Renjun lalu melambaikan tangannya dan berbalik berjalan menuju pesawatnya.
Jeno, Haechan dan Jaemin menatap sendu kepergian sahabat mereka. Kenangan manis yang pemuda mungil itu berikan membuat mereka sulit menerimanya.
☁
Mark yang mendengar berita bahwa Renjun meninggalkannya membuat ia merasa semakin bersalah. Ia menjadi enggan untuk keluar kamar padahal ia sudah diizinkan untuk keluar. Tunangannya dengan Mina pun dibatalkan. Orangtua Mina yang mengetahui kelakuan anaknya meminta maaf kepada pihak keluarga Mark.
Sorenya ia mau keluar kamar. Ia berkumpul dengan keluarganya diruang tengah. Mereka tengah menonton siaran tv. Sampai siaran berita mengalihkan atensi mereka. Berita tersebut menayangkan tentang pesawat yang jatuh diperairan.
"Bukannya pesawat itu yang ditumpangi Renjun?" ucap Ibu. Ayah mengangguk setuju.
"Tidak mungkin kan? Renjun pasti menaiki pesawat lain. Ia tak mungkin berada dipesawat itu!" ucap Ibu.
Mark segera beranjak dari tempat duduknya dan pergi mengabaikan panggilan kedua orangtuanya. Ia ingin pergi ke tempat kejadian memastikan jika itu bukan pesawat yang Renjun tumpangi.
Sampai disana ia dapat melihat para sahabat Renjun yang sudah berkumpul. Terlihat Haechan yang menangis dan coba ditenangkan oleh Jaemin.
Jeno yang menyadari kehadiran Mark pun menghampirinya. Jeno menepuk bahu Mark pelan.
"Aku harap ini hanya mimpi. Tapi takdir berkata lain. Renjun ada di pesawat ini." ucap Jeno seperti tau apa yang akan Mark tanyakan.
"Tidak Renjun tak ada disana!" kata Mark.
"Renjun ada disana. Dan tubuhnya pun sudah ditemukan Mark." jelas Jeno. Mata Jeno memang sudah memerah menahan tangis. Ia berusaha tetap tegar didepan yang lain. Mark melemah dan hampir jatuh ketanah. Dengan cepat Jeno menahan tubuh Mark.
"Kuatkan dirimu. Renjun tak akan suka jika kau seperti ini." ucap Jeno.
"Jeno.. Aku bahkan belum minta maaf padanya. Tapi kenapa dia pergi?" tanya Mark lirih.
"Itu sudah takdir Mark. Tak ada yang bisa melawan. Sekarang kuatkan dirimu. Kita akan melakukan upacara pemakaman untuk para korban." ucap Jeno.
"Dan tolong diingat Mark. Renjun sangat mencintaimu bahkan sampai akhir hidupnya. Tapi karena dia merasa kau tak membutuhkannya lagi, ia memilih pergi. Pergi ke tempat yang belum bisa kau datangi." kata Jeno.
☁
Setelah upacara pemakaman selesai. Mark dan sahabat Renjun masih setia disana memandang nisan didepan mereka. Mereka terhanyut dengan pikiran mereka masing-masing.
'Tidak ada yang bisa aku jaili lagi. Kau tega sekali pergi tanpa kembali seperti ini.' -Haechan.
'Kenangan yang kau berikan mungkin akan menjadi kenangan yang menyedihkan untukku. Aku akan selalu mengingatmu Renjun.' -Jaemin.
'Bahkan langit ikut berduka Ren. Kau lihat banyak yang sayang padamu. Aku juga menyayangimu Ren. Tenanglah disana.' -Jeno.
'Aku tak pernah merasa sesedih ini saat kehilangan seseorang. Dan sekarang aku menyadari bahka ini adalah rasa sayangku padamu. Membuatku merasa bersalah akan semuanya. Aku menyadari jika aku benar-benar mencintaimu. Hanya egoku yang mengatakan jika aku malu memiliki pacar sepertimu. Egoku mengalahkanku. Egoku membuatku kehilangan dirimu. Kau pergi tanpa kembali. Aku bahkan belum mengucapkan maaf padamu. Aku memiliki banyak kesalahan padamu termasuk kedua orangtuaku. Aku harap kau mau memaafkan kami Renjun. Terima kasih dan maaf. Aku menyayangimu meski terlambat mengatakannya.' -Mark.
Tamat
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.