JENO X RENJUN
(( JENREN/NOREN ))Satu tahun sudah pencarian keberadaan Renjun. Namun Jeno sama sekali tak menemukan titik terang tentang keberadaan pemuda itu. Bagai hilang ditelan bumi. Ia kembali menginjakkan kakinya di rumah sakit untuk menjenguk kembaran Renjun.
Didorongnya sebuah pintu ruangan rawat. Disana terbaring Injun yang masih lelap tertidur. Ia pun menghampiri Injun lalu mengusap surainya. Hal itu membuat tidur Injun terganggu. Ia lalu membuka matanya secara perlahan.
"K-kak Ren mana?"
Selalu kata itu yang ditanyakan oleh Injun. Jeno hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan.
"Belum ketemu." jawab Jeno.
"Apa Kak Ren benci sama Injun sampai tidak mau bertemu dengan Injun?" tanyanya.
"Tidak. Kak Ren sayang padamu. Jangan berpikiran seperti itu. Sekarang pikirkan kesembuhanmu ya." kata Jeno.
"Injun mau pulang saja. Lagipula biaya dirumah sakit ini sangat mahal. Injun tidak mau terus membebani Jeno. Injun tahu Jeno berusaha mendapatkan uang untuk mengobati Injun. Jeno bekerja sampai larut untuk biaya ini." kata Injun dengan suara yang pelan namun masih bisa terdengar oleh Jeno.
Memang benar, selepas kepergian Renjun kala itu. Injun jatuh sakit. Dan Jeno benar-benar bertanggungjawab. Orang tua Jeno kecewa padanya. Membuatnya diusir dari rumah dan menetap disebuah kost kecil. Semenjak itu Jeno mulai bekerja mencari uang untuk makan sehari-hari dan juga mengobati Injun. Tak lupa ia juga mencari keberadaan Renjun.
"Injun, tidurlah dulu ya. Jangan berpikir yang aneh. Istirahat yang banyak. Setelah kau sembuh, kita cari Kak Ren bersama." jelas Jeno. Injun mengangguk. Setelahnya ia kembali menutup matanya.
'Ren.. kamu dimana? Aku menyesal Ren.. Aku ingin meminta maaf kepadamu. Karma sudah aku dapatkan. Aku diusir dari rumah dan juga terpaksa keluar kuliah.. Ren, aku ingin bertemu denganmu.. Aku merindukanmu.'
Langkah ringan seorang pemuda mungil mengenakan jas kerjanya terdengar begitu indah mengalun langkah di koridor rumah sakit. Ia sesekali tersenyum kala ada yang tersenyum kepadanya. Dan juga ia menyapa kembali pada orang yang menyapanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SADNESS
AcakKumpulan sad/angst story about Huang Renjun and other cast Happy reading!