HAECHAN X RENJUN
(( DONGREN // HYUCKREN // HAEREN ))☄️
Renjun terbangun tepat pukul 5 pagi. Ia merasa heran kenapa ia bisa tidur dikamarnya. Seingatnya ia tidur didapur tadi malam karena menunggu pasangannya.
"Apa dia yang memindahkanku?" tanyanya entah pada siapa. Renjun menoleh ke meja disamping tempat tidurnya. Ia tak melihat ada figura disana. Renjun segera beranjak lalu mencari figura itu.
"Kenapa tidak ada dimeja?" tanya Renjun. Dengan segera Renjun keluar dari kamarnya dan berjalan mencari foto itu.
Saat melewati dapur, langkahnya terhenti. Ia melihat sesuatu di tong sampah. Renjun pun kembali kearah dapur dan melihat tong sampah itu. Renjun terdiam ketika barang yang ia cari sudah berada ditong sampah. Foto dirinya bersama dengan Donghyuck. Terlihat bingkainya juga sudah dirusak dan fotonya dirobek menjadi dua bagian. Renjun memungut kembali foto tersebut dan memilih pergi kekamarnya untuk menyatukan kembali foto tersebut karena itulah beberapa foto dirinya bersama dengan Donghyuck. Hanya sedikit yang ia punya.
Dengan telaten Renjun menyatukan kembali foto tersebut menggunakan solatip. Meski tak akan bagus seperti semula, setidaknya foto itu bisa menyatu kembali.
Setelah pekerjaannya selesai. Ia menyimpan foto itu dimeja kembali dan ia beranjak dari sana untuk membuatkan sarapan. Ya... Meski ia tahu Donghyuck tak akan memakannya, setidaknya ia melakukan tugasnya.
Renjun dengan telaten memasak. Setelah menyelesaikan acara masaknya, ia langsung mandi karena ia juga ada pekerjaan. Meski bukan pekerja kantoran seperti Donghyuck. Setidaknya ia bisa menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Renjun hanyalah seorang penjual kue. Mulai dari kue ulangtahun, pernikahan ataupun acara lain. Ia sudah menekuni pekerjaan ini sebelum bertemu dengan Donghyuck. Ia sedikit bernapas lega ketika Donghyuck tak melarangnya untuk bekerja.
Menghabiskan waktu beberapa menit untuk siap-siap. Renjun segera menghampiri kamar Donghyuck. Ia berniat untuk mengajaknya sarapan. Namun sebelum ia mengetuk pintu, Donghyuck terlebih dahulu keluar dari kamar membuat Renjun sedikit terkejut. Donghyuck menatap Renjun seperti biasa.
"Tak perlu mengingatkanku untuk sarapan. Aku akan makan di kantor." ucap Donghyuck lalu berjalan pergi meninggalkan Renjun sendiri lagi..
☄️
Hari ini adalah ulangtahun Donghyuck. Renjun tersenyum ketika melihat kalender ditempat kerjanya. Ia berniat untuk membuat kue. Teman kerjanya pun merasa kagum pada sosok Renjun. Meski sikap pasangannya yang terkesan acuh, Renjun masih bisa bertahan bahkan selalu bersikap baik.
Renjun meminta izin atasannya untuk memberinya waktu membuat kue khusus. Dan bosnya mengiyakan sementara teman kerja yang lain membuat kue pesanan. Ia bersyukur karena mendapatkan bos yang baik padanya.
Berjam-jam ia membuat kue itu dan akhirnya selesai juga. Renjun datang keruang bosnya untuk membayar kue itu. Namun bosnya malah menolaknya. Ia berkata anggap saja itu sebagai bonus untuknya. Renjun tak henti-hentinya tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Kini ia akan pulang kerumah menunggu Donghyuck.
☄️
Tepat pukul 8 malam. Donghyuck pulang kerumah. Renjun tersenyum lebar.
"Donghyuck selamat ulangtahun!" seru Renjun. Donghyuck nampak sedikit terkejut. Namun ia mengontrol ekspresinya kembali. Ia menatap kue ulangtahun yang Renjun sodorkan.
"Ayo tiup lilinnya dan buat permintaan." ucap Renjun. Tatapan mata mereka bertemu. Donghyuck menghembuskan napas beratnya.
"Aku harap kau pergi jauh dari kehidupanku." setelah mengatakan itu. Donghyuck meniup lilinnya. Renjun hanya bisa tersenyum tipis.
"Selamat ulangtahun Hyuck. Semoga dengan bertambah dan berkurangnya umurmu ini bisa menjadi pribadi yang baik. Rezekimu dilancarkan dan kau selalu diberikan kesehatan. I love you Hyuck!" kata Renjun.
"Terima kasih. Lain kali tak perlu melakukan ini." ucap Donghyuck lalu melangkahkan kakinya.
"Bisakah kau katakan aku mencintaimu juga? Meski hanya sekali Hyuck?" akhirnya Renjun bersuara. Donghyuck menghentikan langkahnya.
"Aku tak bisa membohongi perasaanku Renjun. Aku tidak mencintaimu sama sekali." kata Donghyuck.
"Dan satu lagi, jangan pernah berharap kau bisa mendapatkan hatiku." ucapnya lalu kembali melanjutkan langkahnya.
Renjun menutup matanya dan membiarkan air matanya keluar. Ia tentu saja sakit hati dengan semua yang Donghyuck katakan tadi. Renjun menatap kue ditangannya. Ia tersenyum lalu berjalan kearah kulkas dan meletakkan kue itu disana.
Renjun menghapus air matanya lalu berjalan ke kamar. Ia mengunci dirinya disana. Ia ingin sendiri setidaknya untuk malam ini.
☄️
Esoknya, Donghyuck sudah siap dengan jas kerjanya. Ia keluar dari kamarnya dan tak melihat kehadiran Renjun. Ia pun berjalan kearah dapur. Mungkin saja anak itu berada disana. Namun nihil. Bahkan tak ada makanan yang biasa Renjun siapkan untuknya. Ia pun menatap kearah kulkas. Ada note disana.
'Kue mu aku taruh disini! Jika kau ingin memakannya kau bisa bebas mengambilnya. Ini buatanku sendiri. Kau harus cepat-cepat memakannya sebelum basi^^'
Ia membuka kulkasnya. Dan benar saja, kue itu masih utuh. Ia pun mengambil kue itu untuk dibawa ke kantor. Mungkin ia akan membagikannya kepada yang lain.
Sementara itu, Renjun sedang membersihkan dirinya. Setelah menangis semalam, matanya sedikit bengkak. Ia memegang kepalanya yang kembali berdenyut.
"Jangan kambuh. Aku harus bekerja." ucapnya lirih.
Setelah selesai dengan mandinya. Renjun mengenakan bajunya dan merapihkan penampilannya. Ia keluar dari kamar dan menatap pintu kamar Donghyuck. Sepertinya pria itu sudah berangkat kerja.
Renjun berjalan kearah dapur untuk minum. Ia membuka kulkas berniat untuk minum air dingin. Ketika membuka kulkasnya ia tersenyum kecil kala kue yang ia taruh disana sudah tidak ada. Ia cukup senang Donghyuck mengambilnya meski mungkin saja Donghyuck membuangnya.
Ia kembali ke kegiatan awalnya untuk minum. Ia harus segera berangkat kerja.
☄️
"Renjun apa kau sedang kambuh? Kau terlihat sangat pucat." ucap Yangyang teman kerja Renjun. Renjun tersenyum lalu mengangguk.
"Iya, kepalaku sakit." ucap Renjun jujur.
"Efek dari kecelakan itu kini berdampak buruk padamu Renjun. Kenapa kau tidak pergi ke dokter dan minta perawatan khusus?" ucap Yangyang.
"Jika aku pergi ke dokter. Nanti siapa yang menemani Donghyuck?"
Yangyang merotasikan bola matanya. Hey ayolah, bahkan disaat sakit seperti ini Renjun masih memikirkan pria itu?
"Lupakan dia. Dia tak akan memberikan apapun padamu. Jangan sakiti dirimu sendiri dengan terus bersamanya namun ia sendiri tak ingin bersamamu. Itu sangat membuang waktu." kata Yangyang. Renjun terkekeh pelan.
"Kau benar. Semalam saja permintaan dia saat meniup lilin itu berharap aku pergi dari hidupnya. Aku terlalu bodoh kan? Sudah tahu dia tak menyukaiku. Masih saja aku pertahankan." ucap Renjun.
"Mungkin aku akan mengingkari janjiku untuk terus bersama Donghyuck. Aku mulai lelah."
"Baguslah. Kau bisa fokus pada kesehatanmu."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SADNESS
RandomKumpulan sad/angst story about Huang Renjun and other cast Happy reading!