MARK X RENJUN
(( MARKREN ))🦋
Siang hari begitu terik, mampu membakar kulit siapa saja yang terpapar langsung sinar matahari. Seorang pria manis itu kini sedang berjalan kaki menuju kantor yang ditempati oleh kekasihnya. Ia membawa buket bunga sebagai tanda pengucapan selamat atas dipilihnya dia menjadi penerus perusahaan tersebut.
Semua karyawan yang ada disana juga merayakannya. Karena hari ini bertepatan dengan ulangtahun perusahaan tersebut. Renjun hanyalah kekasih dari pemilik perusahaan tersebut. Dan ia diundang untuk bisa menghadiri acara ini. Tak peduli dengan suhu badannya yang belum normal karena sebelumnya ia terkena demam, Renjun tetap bertekad datang keacara tersebut.
Renjun dapat melihat bangunan bertingkat menjulang didepannya. Ia segera masuk setelah diperbolehkan oleh satpam disana. Renjun melihat para tamu undangan yang mengenakan pakaian beragam. Terkesan mewah memang. Sementara dia hanya memakai hoodie putih dengan celana jeans. Beberapa tamu tersebut menatap Renjun dengan pandangan yang sulit diartikan. Bahkan ada bisik-bisik yang tak mengenakkan untuk didengar.
Renjun mencoba untuk tersenyum lalu berjalan kearah kekasihnya yang kini dikelilingi oleh teman-temannya.
"Mark hyung." panggil Renjun. Yang dipanggil segera menoleh dan tersenyum. Ia pun menghampiri Renjun.
"Kau sudah datang rupanya." ucapnya. Renjun mengangguk lalu menyodorkan buket bunga yang ia beli tadi.
"Ini untukmu hyung. Maaf aku hanya bisa memberikanmu ini. Selamat atas kenaikan jabatanmu dan selamat ulangtahun untuk perusahaanmu." ucap Renjun. Mark tersenyum lalu menerima buket tersebut. Mengucapkan terima kasih dan mengajak Renjun untuk duduk bersamanya dan teman yang lain.
Renjun hanya bisa tersenyum canggung saat duduk bersama orang-orang yang levelnya jauh darinya. Beberapa menit mereka menghabiskan waktu mengobrol. Dan Renjun hanya duduk saja tanpa mau mengobrol. Karena ia sendiri tak tahu harus membalas obrolan seperti apa.
"Hey itu buket dari siapa Mark? Kecil sekali." ucap salah satu wanita disana. Mark hendak bersuara namun yang lain menyela.
"Heol, dalam acara pesta besar seperti ini ada yang memberikanmu hadiah sekecil ini? Lucu sekali Mark. Harganya pasti sangat murah. Atau orang itu memetik tanamannya sendiri dan membungkusnya seperti ini?"
Ucapan itu membuat Renjun menunduk sebentar lalu menatap Mark. Wanita yang tadi berbicara mengambil buket itu dan membuka bungkusannya. Dia melemparkan bunga tersebut keatas dan membuat bunga itu jatuh berserakan dilantai. Mark tak ada tanda melawan. Dia malah ikut tertawa dengan teman-teman yang lain tanpa melihat ada hati yang baru saja patah atas kelakuan mereka.
Renjun tersenyum tipis. Usahanya tidak dihargai disini. Memang benar jika ia bukan orang yang mampu. Tapi ia mengumpulkan uang untuk membeli buket tersebut yang harganya ratusan ribu. Tapi dengan mudahnya mereka merusak buket yang ia beli itu. Renjun sadar jika ia dan Mark memang berbeda jauh. Mark orang berada, dia pemilik perusahaan, tampan dan juga banyak yang menyukainya. Sementara ia hanyalah seorang penjaga perpustakaan yang gajinya tak seberapa.
"Ayo kita makan-makan." ucap salah seorang diantara mereka lalu mereka beranjak dari sana untuk mengambil makanan menyisakan Mark dan Renjun disana. Renjun berdiri dan menatap Mark.
"Hyung, aku mau pulang dulu ya. Sebentar lagi waktu jagaku diperpustakaan. Sekali lagi terima kasih sudah mengundangku kemari. Selamat tinggal hyung." ucap Renjun lalu berlalu meninggalkan Mark yang menatapnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.
🦋
Bohong jika Renjun harus pergi ke perpustakaan. Hari ini adalah hari libur. Ia hanya ingin segera pergi dari tempat itu. Hatinya terlalu sakit saat harga dirinya diinjak seperti itu. Sebenarnya ini bukan sekali dua kali ia hadapi. Dan Mark sama sekali tak membelanya. Ia jadi mempertanyaan, apakah Mark benar-benar menyukainya atau hanya karena penasaran dan kasihan?
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SADNESS
RandomKumpulan sad/angst story about Huang Renjun and other cast Happy reading!