"Gyu, dia balik."
Mungkin kata-kata itu hanya sebatas omong kosong dari Jungkook. Namun tidak untuk saat ini, ya.. Mingyu tau dirinya sedang tidak bermimpi.
Semuanya nyata, Mina di hadapannya.
"Mas... kabarmu, baik?"
Mingyu menarik nafasnya dalam-dalam, berusaha meredam amarah sambil memalingkan wajahnya kesamping. Ia tidak menjawab.
Semuanya tampak seperti mimpi. Dua tahun lalu, wanita yang ia nikahi ini pergi meninggalkannya. Meninggalkan pula anak semata wayang mereka.
Perceraian yang sama sekali tidak Mingyu ketahui kapan di daftarkan atau selesainya, ia hanya menerima dalam bentuk akta saat itu. Dan Mingyu dapat menarik kesimpulan, bahwa keluarga dari Mina tidak menyukainya.
"Aku boleh— "
"Tidak, bisa kamu pulang saja?" Mina tampak menimbang-nimbang, nafasnya berhembus dan bahunya sedikit bergerak kebawah tanda kecewa.
"Mas.."
"Pergi saja, Mina. Lakukan seperti dua tahun lalu,pergi tanpa mengucapkan sepatah kata atau pesan apapun." Mina melangkah untuk maju, hendak menggapai tangan Mingyu, namun lelaki itu segera menarik diri, ia mundur.
"Mas.. aku juga tidak mau seperti ini. Tolong, mengerti posisiku saat itu."
Mingyu tertawa sinis, "Kamu persis orang tuamu saat itu, menuntutku untuk selalu mengerti keadaan kamu tapi apakah kamu pernah— sekali saja memikirkan aku dan Bian?"
Mina terdiam. Yang di ucapkan Mingyu memang benar adanya, ia tak membantah. Selain mengucapkan maaf hari ini, ia ingin memperbaiki kesalahannya di masa lalu.
Namun, itu terasa sulit saat melihat Mingyu yang tampak sangat membencinya.
Mingyu yang penuh cinta dan rela mengorbankan apa saja untuknya, kini berubah. Jelas, karena ia telah meninggalkan Mingyu dan putra mereka demi keinginan kedua orang tuanya. Katakan saja, Mina dan Mingyu tidak mendapatkan restu pernikahan yang baik.
Terpaksa, Mama dan Papa Myoui memberi restu karena Mingyu dan Mina yang memohon dengan keras, namun tidak sampai situ, mereka juga memikirkan bagaimana cara memisahkan keduanya meskipun Bian saat itu telah lahir.
Karena Mama dan Papa Myoui merasa bahwa masa depan Mina akan jauh lebih baik tanpa bersama Mingyu atau menikah dengan lelaki itu. Tetapi dengan melanjutkan studi ke jenjang lebih tinggi, lalu memimpin perusahaan dan menjadi pewaris satu-satunya.
"Mas... tolong, sekali saja aku ingin bertemu dengan Bian..." Mina mulai menangis, menunduk. Andai saja rasa peduli lebih besar, Mingyu akan memeluknya saat ini juga.
"Tidak, silahkan pulang."
"Hati-hati." Mingyu berbalik ke belakang untuk masuk ke dalam rumah, meninggalkan Mina yang masih tersedu.
Saat Mingyu masuk ke dalam, ia melirik pada putranya yang tengah bermain dan menatap ke arahnya sambil tersenyum.
Bian, yang ia besarkan seorang diri. Mingyu tidak memiliki siapapun selain Bian. Kedua orang tuanya telah tiada, tak memiliki sanak saudara yang dekat, membuat Mingyu hanya dibantu oleh teman-teman dekatnya.
Hari-hari kerja, Mingyu akan menitipkan Bian di daycare milik Jihyo, yang juga merupakan teman Mina.
**
"Gyu,"
"Enggak ya, Ji. Tolong, gue gak mau dia ketemu orang yang sama sekali gak menginginkan kehadirannya." ucap Mingyu, Jihyo menghela nafasnya.
Ada dua pilihan berat, karena Mina juga memintanya untuk bertemu hari ini di daycare, Mina ingin bertemu dengan Bian.
"Tapi Gyu, saat itu bukan Mina— "
"Ji, lo tau gimana kesulitan gue saat itu." Jihyo menganggukan kepalanya.
Tapi, saat Mingyu berangkat kerja.. Mina keluar dari persembunyiannya. Ia segera menghampiri Jihyo meskipun Jihyo terkejut dan menyuruh Mina untuk pulang.
"Please, Ji..."
"Gue gak tau apa yang ada di pikiran lo, Mina."
"Saat itu, saat lo meninggalkan Mingyu dan Bian." sambung Jihyo, Mina menundukkan kepalanya, hampir menangis lagi namun ia menahannya.
"Gue terpaksa, orang tua gue, Ji. Lo tau sendiri gimana kerasnya mereka. Mungkin lo gak tau seberapa banyaknya gue mencoba untuk kabur dari luar negeri saat itu. Gue cuma pengen ketemu Mingyu dan Bian."
Jihyo mengusap tangan Mina, lalu menyerahkan Bian yang sedang tertidur di gendongannya pada Mina.
"Jangan sia-siakan kesempatan ini, Mina. Mingyu pulang sore jam 5, lo boleh main dulu sama Bian disini." Mina tersenyum getir, ia segera memeluk Bian ketika anak itu berada di pangkuannya.
Mina mengusap rambut tipis Bian, memperhatikan seluruh wajah anaknya. Bian amat sangat persis Mingyu, namun hidung dan bibirnya milik Mina.
"Kalo boleh gue tau, lo kenapa balik kesini lagi?"
Mina menarik nafasnya, siap untuk berkata.
"Gue sakit, Ji."
Hampir Jihyo bertanya dengan segala keterkejutannya, Mina menambahkan..
"Maka dari itu, sebelum gue pergi.. setidaknya gue bakalan tenang kalau Ayahnya Bian maafin gue, dan Bian ada disamping gue buat sementara waktu."
**
Hehehe, halooo 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
[Oneshoot Collection] From : 1990 - Myoui Mina
FanfictionAngst, Mature, Fluff, Drabble, etc. myoui mina x boys.