2023 | why her?

499 73 11
                                    

"Mina, berhubung Roa udah keluar, lo yang gantiin jadi bendahara ya." ucap June sang ketua kelas.

"Mina lemah lembut gini gak cocok jadi partner Jihyo yang udah punya jiwa debt-collector, June." Rose menanggapi, yang kemudian dibalas oleh anggukan kepala Mina.

"Bener kata Rose, June. Aku gak— "

"Ih kata gue sih ini ide bagus, cowok-cowok kelas 11 ini kan susah bayar uang kas, siapa tau kalo Mina yang nagih pake kelembutan jadi pada luluh." Tutur Eunha, June kemudian memberikan kedipan matanya pada Eunha sambil menjentikkan jarinya.

"Nah, ini maksud gue. Bisa ya Mina ya, Jihyo bagian marah lo mah bagian nyatet aja dulu dah." Mina hanya terdiam, sambil menganggukkan kepalanya. Bingung, namun ia berusaha untuk mengerti. Semoga saja ini langkah awal yang baik sejak kepindahannya ke Jakarta.

Tiba saat menagih uang kas untuk membelikan kado bagi Bu Irene, wali kelas mereka dalam rangka hari guru, Mina dan Jihyo sibuk merancang besaran dana.

"Biar cepet gue 2 jajaran ini, lo 2 jajaran sana ya Mina ya? Catet aja di kertas dulu." Kata Jihyo, Mina mengangguk.

Menagih uang kas dengan nominal yang tidak sedikit merupakan hal sulit, terlebih ketika Mina menerima uang recehan yang kurang dari Eunwoo.

"Eunwoo.. kamu gak punya uang lagi ya? Mau minjem uang aku?" Mina tampak prihatin, Eunwoo memang terlihat menyedihkan selepas putus dengan Chaeyeon dari kelas 11-3.

Ganteng-ganteng gak berduit, kalau kata Jihyo.

"Anggap ini uang hiburan dari aku ya. Kamu jangan sedih lagi," tutur Mina, Eunwoo menunduk dan mengangguk.

"Maaf ya Min, jadi ngerepotin." Mina menggelengkan kepala.

"Santai," ucap Mina sebelum melangkah kedepan, melihat salah satu teman lelaki di kelasnya sedang dalam posisi tidur dengan cara menyilang tangannya di meja kelas.

"Hei, bayar uang kas buat kado Bu Irene, sepuluh ribu." Tak ada gubrisan, Mina menggoyangkan sikut lelaki tersebut.

"Aduuuuh, bentar dong hoooaaaaam." Lelaki itu menggeliat dan terbangun lalu menatap ke hadapannya.

"Di surga nih gue? Buset ada bidadari cantik bener." Mingyu, lelaki itu meringkuk kala Jihyo mendekat dan melotot padanya.

"Bayar gak lo? Gak usah gangguin Mina!" Jihyo berteriak, Mingyu menghela nafas sambil memberikannya pada Mina.

"Catet ya, Mingyu setelah Sabtu." Mina terkekeh sedikit mendengar candaan Mingyu, ia kemudian menerima uangnya lalu memasukannya dengan uang yang lain.

"Iya Mingyu. Makasih ya." Mingyu tersenyum, kemudian memperhatikan langkah Mina yang menjauh, dan mendekati pintu masuk kelas kala ada seorang gadis lain yang memanggil teman perempuannya tersebut.

**

Sudah hampir memasuki waktu tengah semester Mina melanjutkan sekolah di salah satu SMA Kota Jakarta yang cukup terkenal ini.
Dan, terasa sudah dua minggu sejak Mina menagih uang kas, lelaki hitam manis bernama Mingyu ini kerap kali berada di sampingnya secara tiba-tiba.

"Mina, mau ke kantin? Ikut!" Mingyu membuntuti, Mina mengangguk dan tersenyum. Senang bahwa temannya bertambah satu.

"Lo udah bikin bahan buat belajar UTS belum, Min?" tanya Mingyu, Mina menggelengkan kepalanya kala mereka kini duduk di bangku kantin.

"Belum, aku rencana sih mau nanti weekend kalau eskul gak kumpul."

"Kenapa? Mingyu mau ikut aku bikin bahan buat belajar UTS?" Mina menyambung pertanyaan, Mingyu mengingat sesuatu lalu mengangguk.

[Oneshoot Collection] From : 1990 - Myoui MinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang