2022| with Joshua

502 65 17
                                    


Be wise, slightly 18+


Sebelum menikah, Mina dan Joshua sudah merencanakan kehidupan mereka kedepannya.

Keduanya menikah di usia yang cukup matang, matang secara finansial— khususnya.

Baik Mina maupun Joshua, keduanya bekerja. Mereka berasal dari kedua keluarga yang berbeda, namun menempati posisi yang sama yaitu sebagai anak sulung.

Anak sulung yang menjadi tonggak keberhasilan keluarga dalam karirnya.

Perjanjian pra-nikah telah mereka selesaikan sebelum menikah, yang memuat batasan-batasan serta bagaimana jika kejadian tidak diinginkan terjadi. Seperti, bagaimana apabila salah satu dari keduanya berselingkuh dan bercerai, pembagian harta, pengelolaan keuangan, pengelolaan emosional, dan lain sebagainya.


"Udah, kamu tidur aja. Biar aku yang jaga si Adek." Ucap Joshua sambil menimang putra pertama mereka yang Mina lahirkan bulan lalu. Anak lelaki yang diberi nama Sunghoon itu menangis dengan keras, membuat Mina merasa bersalah dan kembali menangis.

"Tapi Sunghoon nya nangis, dia haus.. aku gak bisa kasih dia ASI soalnya gak keluar...." Keluh Mina sambil menangis dan meraba kedua dadanya, Joshua hanya tersenyum lembut.

Ada dua bayi yang harus diselesaikan.

Joshua dengan segera memasukkan ujung karet dot pada mulut kecil putranya, dan berujung Sunghoon terdiam karena fokusnya saat ini adalah menyedot susu formula yang diberikan sang Ayah.

Joshua masih menimang Sunghoon seraya duduk disamping Mina, ia mendekap sang istri sambil mengusap rambut Mina dengan lembut.

"Gak apa-apa, memang kenapa kalau gak bisa kasih ASI?" Tanya Joshua, suaranya ia atur sepelan mungkin karena Sunghoon sudah mulai tertidur.

"Tadi di grup WA, para Mbak-mbak senior dikantor aku kan nanya, Mina sufor atau ASI, katanya kalau sufor anaknya itu anak sapi. Bukan anak manusia." Jawab Mina, Joshua berdecak kemudian menatap Mina dan meraih tangan Mina.

Ia mengarahkan tangan sang istri untuk menggenggam tangan mungil malaikat kecil mereka.

"Manusia bukan? Sama kan, kayak kita?" Mina mengangguk, namun masih menahan tangis.

"Tapi kan katanya kalau gak bisa kasih ASI tuh aku bukan ibu yang seutuhnya," Joshua menarik nafasnya dalam-dalam, lalu memberikan Sunghoon pada Mina. Menyamankan posisi bayinya pada pelukan Mina.

"Apa yang Mina rasain?"

Mina terdiam sejenak, lalu menatap Sunghoon yang terlelap sambil terus meminum susu yang berada didalam dot.

Ia menatap Sunghoon dalam-dalam, ternyata ini yang membuat Mina mual di pagi hari, saat itu. Yang membuat haid Mina tak kunjung datang, ternyata ada seorang bayi mungil yang meminta izin untuk menetap di rahimnya tanpa ia ketahui.

Ternyata yang ada di pelukannya saat ini adalah salah satu alasan dimana Joshua ingin segera pulang hanya untuk mewujudkan keinginan-keinginannya, atau bahkan melihat tendangan-tendangan serta gerakan halus dari malaikat ini di perutnya.

Mina tersenyum, tak terasa air matanya menetes membasahi sarung tangan mungil Sunghoon. Mengingat saat-saat terbahagia saat keduanya mengunjungi dokter kandungan untuk memeriksa dan menengok Sunghoon saat itu, untuk mendengarkan detak jantungnya, melihat perkembangannya dari mulai segumpal darah menjadi manusia seutuhnya.

Hingga pada akhirnya, tiba disaat-saat penuh perjuangan ketika Mina melahirkan Sunghoon. Saat Joshua mendampinginya, melihat bagaimana proses persalinannya, Mina tersenyum lagi dan mencium lembut pipi sang putra, hingga Sunghoon mengeluarkan suara dan gerakan kecil yang membuat Mina gemas.

[Oneshoot Collection] From : 1990 - Myoui MinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang