"Secangkir kopi?" Pria itu tersenyum tipis, seraya mendorong halus cangkir kopi di hadapannya menuju ke arah si gadis berjubah tidur berwarna hitam.
"kau yang membutuhkannya, Nona." ujarnya halus, sementara gadis Myoi hanya terkekeh kecil sembari menyesap kopi tersebut.
"Kau tidak takut padaku?" tanya Jaehyun pada gadis itu, Myoi Mina. Mina menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Untuk apa? kau ayah yang baik dan memiliki seorang anak yang sangat lucu." jawab Mina, Jaehyun lagi-lagi tersenyum.
"Tidak kah kau berpikir bahwa aku seperti yang tetanggamu katakan?" Mina terkekeh, lalu menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Tidak, mereka hanya bicara omong kosong." Jaehyun menarik nafasnya perlahan, dan Mina merasakan keseriusan pada mata tajam pria Jung tersebut.
"Apakah kau percaya pada seorang pria yang sedang mencoba untuk menjalani kehidupan yang lebih baik?" Mina mengangguk, menjawab pertanyaan Jaehyun, "mengapa tidak?" Pikiran polosnya.
"Itu yang sedang ku lakukan sekarang,"
"Ah, iya." Tutur Mina sembari menganggukkan kepalanya.
"Aku selalu penasaran dengan sosok istrimu, dimana dia berada?" sambung Mina, Jaehyun mencoba menarik kembali nafasnya yang terasa berat.
"Dalam kejadian penangkapan itu, hanya aku dan anakku yang selamat. Chaeyeon tertembak oleh seorang anggota polisi yang bodoh, Chaeyeon melindungiku dan Hyunjin." Mina mengangguk— lagi. Sedikit paham.
"Saat itu anakku baru berusia satu minggu dan ia di besarkan di sebuah panti asuhan, dan ketika aku keluar dari penjara, aku mengambilnya kembali." ujar Jaehyun sembari melirik sendu putrinya yang sedang tertidur di kamar Mina.
"Aku bergabung dengan sindikat perampokan, mereka menjebakku. Chaeyeon berkali-kali mengingatkanku untuk berhenti, tetapi aku tak punya pilihan lain di saat kehidupan kami terhimpit permasalahan ekonomi."
"Sebelum menutup mata untuk selamanya, Chaeyeon berkata padaku untuk hidup dengan baik, dan itu sedang ku lakukan." Mina lagi-lagi mengangguk paham, tangannya terulur untuk mengusap tangan Jaehyun yang terkepal.
"Kau pasti bisa melakukannya," ucap Mina yang membuat Jaehyun tersenyum, kini tangannya beralih menggenggam tangan Mina.
"Ku harap kau mengerti, alasan mengapa aku belum terpikir untuk menikahimu." tutur Jaehyun, membuat Mina tertawa kecil.
"Ah, kau rupanya berniat menikahiku? begitu?"
Jaehyun mengangkat bahunya,
"Jika kau berminat pada seorang ayah tunggal ini, jika tidakㅡjalani saja seperti sekarang," Mina terkekeh, lalu beranjak dari duduknya.
"Sedang berkecil hati, ya?" canda Mina. Jaehyun tertawa kecil menyambutnya dengan gembira, saat Mina kini duduk di pangkuannya.
"Tidak," elak Jaehyun.
"Jadi, sekali lagi. Kau tidak takut padaku?" tanya Jaehyun mengulangi, dan Mina menjawab dengan hal yang sama. Tidak.
"Baiklah," Jaehyun menarik pinggang ramping Mina untuk semakin dekat dengannya, perlahan menyapu jarak wajah di antara keduanya, Jaehyun membawanya kedalam sebuah ciuman yang lembut. Tangan Jaehyun juga tak tinggal diam, ia mencari apa yang diinginkannya.
Tak lama, ciuman itu terhenti. Berganti dengan pekikan Mina. Jaehyun menatap mata sendu yang berada di hadapannya seraya melepaskan ciuman pada bibir mereka.
Ada senyuman miring saat ia melihat Mina yang tidak berdaya di hadapannya.
Jaehyun mengecup singkat sebelah pipi Mina, lalu berbisik tepat di telinga Mina.
"Anggap saja ini imbalan karena Ayahmu telah membunuh Chaeyeon-ku,"
"Terima kasih, Myoi Mina." Jaehyun menurunkan Mina dari atas tubuhnya, Mina yang tak berdaya dengan luka tusukan dalam tepat di jantungnya.
Jaehyun segera membawa putrinya, meninggalkan rumah kekasih yang mengisi hari-harinya selama enam bulan terakhir.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Oneshoot Collection] From : 1990 - Myoui Mina
FanfictionAngst, Mature, Fluff, Drabble, etc. myoui mina x boys.