2013 | with Eunwoo

1.3K 119 25
                                    

Rutinitas Mina sebagai siswa SMA pagi ini.

Ia terbangun pukul lima, membereskan tempat tidur lalu bergegas ke kamar mandi. Bersiap untuk berangkat sekolah.

Deretan piagam yang menghiasi perjalannya menuju ruang makan akan selalu menjadi saksi, bagaimana teramat pintar dirinya dalam segi akademik.

Antara suportif atau memaksakan ternyata beda tipis. Mina diajarkan untuk selalu ambisius sedari kecil oleh kedua orang tuanya.

Suasana ruang makan hening, Mina menyendok sereal dan susu sambil membaca buku catatan pelajaran IPA, sementara Ayah dan ibunya saling membantu menyelesaikan power point yang akan dipresentasikan hari ini.


"Kalau nilai kamu 98 semua nanti, Papa perbolehkan kamu memilih universitas yang kamu inginkan."

Bohong.

Mina hanya terdiam, tak menanggapi apa-apa karena nyatanya itu hanyalah bualan belaka dari sang ayah semenjak ia duduk di bangku sekolah dasar. Tak ada kesempatan memilih, tak ada izin untuk membantah, Mina hidup bagaikan boneka.



Ingin sekali rasanya Mina seperti Jihyo dan Eunha, yang sesekali kabur di jam mata pelajaran. Atau seperti Jiho yang berani memakai rok di atas lutut dan akan selalu menjadi incaran anak-anak OSIS. Sementara Mina harus patuh, dan tidak boleh melakukan kesalahan apapun di sekolah.


Hidup mereka penuh tantangan, berbeda jauh dari Mina yang tampak datar, dan begitu-begitu saja.


Pernah Mina terpikir perkataan Jihyo,


"Mina, coba deh lo cari pacar."

Dan ya, Mina tengah menyukai seseorang saat ini.


Lelaki yang selalu menjadi alasannya untuk menghentikan langkah ketika melewati lapangan basket.


Lelaki yang membuat Mina mampu tersenyum malu ketika mata keduanya bertemu.


Persetan dengan aturan tidak boleh pacaran atau dekat dengan lelaki— yang ditetapkan oleh sang Ayah.

**

Hari ini hujan turun sangat deras. Mina tengah menunggu supirnya di lobby depan sekolah. Satu persatu temannya pulang. Menyisakan Mina seorang diri, ditemani satpam di depan.


Mata Mina tertuju menuju keluar, tak menyadari, bahwa seseorang duduk tak jauh darinya.

Mata mereka bertemu, lagi. Saat Mina kembali pada posisi semula.

"Hai?" sapa lelaki tersebut, Eunwoo. Satu-satunya pria yang Mina kagumi saat ini.

"Oh— hai." Mina menyapa balik, memberi senyuman terbaik.

"Lo kelas 12 - 1, ya?" Mina mengangguk.

"Kenalin, gue Eunwoo." ujarnya, menyodorkan telapak tangan, yang dibalas oleh Mina.

"Mina."

"Hah? Siapa? Nina?"

"Mina, pake M." ucap Mina memperjelas. Eunwoo hanya tertawa kecil.

"Iya, gue tau." Mina tampak terkejut, Eunwoo tersenyum lagi dan lagi, ketampanannya bertambah berlipat ganda, membuat Mina semakin suka.


"Gue tau dari Jaehyun, temen lo kan?"

"Oh, iya.. sama-sama basket ya. Pasti kalian saling kenal." kata Mina, canggung.

Eunwoo tersenyum, sambil memperhatikan wajah Mina. Cantik, dan Jaehyun tidak berbohong.

Keduanya kembali saling mengobrol, tentang pelajaran, guru mereka, atau bahkan terkait apa yang tengah booming saat ini, hingga kesukaan masing-masing.

Terlalu jauh, untuk pertama kali.

"Oh ya, Eunwoo.. supirku udah datang. Duluan ya?" pamit Mina, Eunwoo tersenyum dan mengiyakan. Ia dapat melihat bagaimana supir Mina datang sambil membawa payung, menjemput Mina tanpa terciprat air sedikitpun sampai kedalam mobil.


Hujan belum sepenuhnya berhenti.

Saat di dalam mobil, sang supir menatap Mina dari kaca depan.

"Non, temannya itu di belakang?"


Mina segera membalikkan tubuhnya, melihat kebelakang dan itu adalah Eunwoo. Ada rasa senang, namun khawatir— Mina takut Eunwoo sakit.


Keesokan hari, sebelum berangkat menuju sekolah, Mina membuka kotak P3K di rumahnya, mengambil beberapa vitamin dan obat flu dan memasukkan kedalam tasnya.


Sesampainya di sekolah, ia memberanikan diri memberikan pada Eunwoo.

Sejak saat itu, keduanya semakin dekat. Tak ada waktu dan ruang di luar sekolah, maka dari itu sekolah tempat satu-satunya untuk keduanya 'berkencan'.


Termasuk, ciuman pertama di perpustakaan.

**

"Eunwoo udah nembak lo?" tanya Jiho. Mina mengerutkan dahinya.

"Nembak?"

"Mmm, itu loh. Nyatain perasaan?"

Mina terdiam, ia dan Eunwoo belum sampai tahap itu, rupanya.

"Belum ya? Dia belum nembak? Tapi kok kurang ajar udah berani ambil first kiss lo." kesal Jihyo, Mina menarik lengan Jihyo agar Jihyo duduk kembali.

"Iya tapi gini dulu gak apa-apa, lagian aku juga mana boleh diizinin pacaran sama Mama dan Papa." ucap Mina yang membuat Jiho saling bertatapan dengan Jihyo dan Eunha.

"Gini ya, Mina.. lo berhak tau dapet kepastian. Jadi tanyain deh ke Eunwoo, saling jujur perasaan masing-masing.." ujar Eunha, yang membuat Mina menganggukan kepalanya, mengiyakan.


Mina dan Eunwoo sering bertemu di selasar utara. Yang menghubungkan dengan gerbang sekolah belakang. Disana ada gazebo tempat belajar.

Dalam langkahnya menuju kesana, Mina mendengar ribut-ribut suara anak lelaki, dan ia memperlambat langkahnya, sambil bersembunyi.

Sekilas melihat, mata Mina menangkap sosok Eunwoo disana. Dengan Jaehyun terduduk di bangku, dan... apa itu diantara jepitan jemari Eunwoo? Sebuah benda putih panjang, mengepulkan asap. Rokok?

Mereka tertawa dengan anak laki-laki yang lain, Mina jelas terkejut. Ia hendak pergi namun satu hal menghentikan langkahnya lagi.

"Nih, dua juta kan? Sialan, gue kalah taruhan. Gue kira lo gak berhasil deketin Mina."

"Haha, berhasil lah. Tuh buktinya dia udah tergila-gila sama gue. Eh, bentar— cewe gue nelpon."


Mina membalikkan badan, saat itu Eunwoo menempelkan ponsel ditelinganya, dan tak lama seorang perempuan datang, memeluk Eunwoo.

Perasaan Mina hancur.

Sehancur-hancurnya.

**

[Oneshoot Collection] From : 1990 - Myoui MinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang