"Ya bicarain lah, Minhyun.."
Begitu kira-kira saran dari Yuta, teman sekantornya. Minhyun dan Mina sedang perang dingin. Dua hari telah lewat.
Hari ketiga,.
"Ya, gue mau bicara juga gimana. Dianya menghindar." Yuta berdecak mendengar pengakuan Minhyun.
"Dia menghindar? Apa kalian berdua sama-sama gak mau nurunin ego?" tanya Yuta yang menjadi tamparan keras untuk Minhyun, sehingga lelaki itu menggaruk kepalanya.
Entahlah, Minhyun dan Mina sama-sama pendiam. Ketika ada masalah mereka memilih untuk diam dan menenangkan pikiran masing-masing. Baru jika siap untuk berbicara, salah satu akan mengalah dan mengajak menuntaskan segalanya.
Itu adalah perjanjian pra-nikah mereka.
"Tiga hari dong ini? Lo gak kangen suami lo apa?" tanya Jihyo sedikit kesal dengan curahan hati Mina. Mina menghela nafasnya berkali-kali.
"Ya gue kesel, Ji. Bayangin deh, kalo Daniel janjiin makan malem bareng-bareng, tapi begitu lo sampe ditempat itu, lo mergokin Daniel ngobrol sama cewek lain." cerocos Mina yang membuat Jihyo tampak sedikit berpikir.
"Lo mikirnya kak Minhyun selingkuh?" Mina terdiam, tidak mengira seperti itu juga...
"Gue pikir-pikir lagi nih, laki lo tuh pinter. Mana ada mau selingkuh di restoran tempat dia ngajak dinner sama lo sih. Aneh tau ga." protes Jihyo, Mina mengangkat bahunya tidak peduli.
"Ya pokoknya gue marah. Gue cemburu, Ji."
Jihyo tersenyum, "Lo cinta banget apa sama suami lo?"
Pertanyaan itu jelas, membuat Mina sedikit cemberut, lalu tak lama ia tersenyum-senyum sendiri.
"Bicarain, gak baik diem mulu. Tiga hari loh, kalo tape ketan item udah keburu mateng." canda Jihyo, Mina mengangguk ragu.
**
Mina akan pulang terlebih dahulu dibandingkan Minhyun. Karena ia harus menjemput putra mereka di daycare. Namun begitu sesampainya disana,
"Sudah dijemput Bu, oleh Bapak."
Hampir Mina marah, beruntung ia mengecek ponselnya terlebih dahulu sebelum tancap gas.
From : Papa Abim
Aku udah jemput Abim. Kamu langsung pulang aja. Hati-hati dijalan. Katanya hari ini hujan, pakai jaket, ya.
Mina tidak munafik. Ia tersenyum selepas membaca pesan dari sang suami. Dan benar saja, seratus meter mobilnya berjalan, hujan turun tanpa permisi.
Suaminya... telah berganti profesi menjadi peramal?
Seakan khawatir Mina mengabaikannya, Minhyun berdiri di teras, masih berpakaian lengkap seperti tadi pagi. Ia membawa payung dan jaket dalam genggamannya.
Dan betul saja, tak lama Mina sampai.
Melihat sang suami, Mina menghentikan mobilnya tepat didekat teras. Padahal, ia bisa saja memasukannya kedalam carport, sehingga ia bisa langsung berjalan kerumah melalui pintu belakang.
"Hati-hati, licin." Minhyun berujar pelan, ia menghampiri Mina dengan payung yang telah terbuka, menutupi kepala Mina dan melindunginya dari rintik air hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Oneshoot Collection] From : 1990 - Myoui Mina
FanfictionAngst, Mature, Fluff, Drabble, etc. myoui mina x boys.