Pukul lima pagi, Mina terbangun. Melakukan rutinitas paginya sebagai seorang istri.
Tanpa menyewa jasa asisten rumah tangga, ia melakukan semuanya seorang diri.
Demi, memenuhi kewajiban sebagai seorang istri, yang sempurna. Agar setidaknya, tak hanya jadi bayangan.
Mina menyetrika jas, kemeja, celana bahan milik suaminya. Tak lupa menyiapkan dasi, sepatu, kaus kaki, dan tas kerjanya.
Dua tahun, yang tak mudah untuk dijalani. Meski Mina tau, ini adalah resikonya— mencintai seorang diri.
"Aku hanya kasihan sama kamu." kalimat itu, jika diingat, masih menyakitkan.
Jika bukan karena sang mertua yang teramat menyayanginya. Entahlah... Mina tak mungkin bertahan sejauh ini.
"Selamat pagi," sapaan itu rutin ia ucapkan, tatkala suaminya keluar dari kamar dan mengambil air putih.
Tak ada jawaban, sudah biasa.
Mina memasak nasi goreng sosis keju pagi ini. Tak lupa menyiapkan bekal makan siang, meski Mina tahu, bekalnya akan berakhir di perutnya sendiri.
Jaehyun tak mau, kekanakan katanya. Mina berusaha memaklumi.
"Kamu beresin tas aku tadi?" melepaskan apron, Mina mengangguk.
"Iya, tasnya aku simpan di— "
"Flashdisk berwarna hitam, dimana?" Mina memutar ingatannya, Jaehyun berdecak kasar.
"Argh!" kesal Jaehyun, Mina segera mengikuti langkah Jaehyun menuju ruang kerjanya, berusaha mencari.
"Kamu sarapan, biar aku yang mencari. Ya? Supaya tidak telat?" pinta Mina, Jaehyun tidak menghiraukan. Ia ikut sibuk mencari flashdisknya, dimana presentasi penting ia simpan disana.
"Ini?" Lima belas menit mencari, membuahkan hasil. Mina mencabutnya dari port USB pada laptop Jaehyun yang ada diatas meja.
Jaehyun segera mengambilnya dari tangan Mina dengan kasar, dan berlalu menuju keluar dari ruang kerjanya. Mina mengikuti dari belakang.
Sadar suaminya tak menuju ruang makan, ia menarik lengan Jaehyun.
"Sarapan dulu, nanti kamu sakit perutnya kalau gak sarapan." ucap Mina lembut.
Menggerakan lengannya kasar, Jaehyun berjalan menuju keluar. Meninggalkan Mina yang berdiri dengan kepala menunduk.
Pagi ini, banyak makanan yang harus ia habiskan.
Ditemani dengan air mata.
**
Mina dibesarkan oleh sebuah keluarga yang baik, bermartabat, dan kaya raya. Dijodohkan dengan Jaehyun oleh kedua belah pihak, dan meskipun Mina merasa— hanya ia yang antusias.
Ia mencintai Jaehyun, meski lelaki itu tidak.
Namun, siang hari ini ia dikejutkan dengan permintaan Jaehyun pada pesan singkat mereka. Pertama kali.
"Tolong buatkan teriyaki sapi malam ini. Aku mau makan di rumah."
Dengan rasa bahagia, teramat senang, Mina menyiapkan makanan permintaan Jaehyun.
Sesampainya di rumah, Jaehyun tersenyum. Memberikan sebuket bunga sweet pea pada istrinya.
"Maaf, untuk kejadian tadi pagi." sesalnya, Mina menggelengkan kepala.
"Tidak apa-apa," senyumnya. Lalu mengajak Jaehyun ke ruang makan, karena lelaki itu memilih untuk makan terlebih dahulu sebelum mandi. Tidak biasanya.
Saat makan, Mina tak hentinya menatap sang suami dengan kagum. Lelaki itu melahap habis setengah dari hidangan yang Mina masak, senang— tentu saja. Mina teramat senang.
Saat menuangkan air, Mina dikejutkan lagi oleh Jaehyun yang menahan tangannya.
"Ada yang mau aku bicarakan." tuturnya, menatap lurus pada Mina.
"Iya, apa?"
Menarik nafas dalam satu kali, Jaehyun menatap dalam pada iris Mina yang dalam.
"Bagaimana dengan bercerai?"
Seolah jantung berhenti berdetak, Mina terdiam, terkejut, suaminya mengatakan hal itu.
"Aku mencintai wanita lain."
Mina hanya bisa menunduk, menangis.
Bunga sweet pea, berarti perpisahan.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
[Oneshoot Collection] From : 1990 - Myoui Mina
FanfictionAngst, Mature, Fluff, Drabble, etc. myoui mina x boys.