"Sudah Mama, Papa.. Aku tidak apa-apa."
Ucap David menenangkan Mina dan Taeyong yang kini saling bersebrangan— di ranjang rumah sakit tempat David dirawat.
"Tidak." Kesal Mina sambil menatap tajam Taeyong di sebrangnya. Sementara Taeyong menatap lurus pada istrinya.
"Ya sudah." Jawaban Taeyong hampir membuat Mina meradang, namun David segera meraih tangan kedua orang tuanya.
"Mama, Papa.. sudah dong. Seperti anak kecil saja." David mendengus, lalu menarik tangan Mina dan Taeyong untuk berpegangan diatas perutnya.
"Ayo berbaik— oh God.." David kembali mendesah kecewa karena tadinya ia hendak membuat tangan kedua orang tuanya berpegangan, namun mereka malah menjauhkan masing-masing.
"Coba aja kamu gak izinin David ikut kegiatan pramuka, Mas. Gak akan gini kan, anak aku." Mina masih bersikukuh dengan pemikirannya, sementara Taeyong memejamkan matanya, meredam kesal.
"Anak kamu juga anak aku, Mina. Lagian, David itu laki-laki, masa cuma ikut pramuka gak boleh? Terus harus ngapain? Les mata pelajaran ini itu? Kamu yakin anak kita gak akan stress?" Debat Taeyong, Mina hampir menyiapkan jawaban, David hanya memejamkan matanya. Orang tuanya lupa mungkin— bahwa bertengkar didepan anak itu tidak baik.
"Iya tapi jadinya kan gini, dia hilang seharian tersesat di hutan kalau gak balik-balik gimana?" Mina menangis, Taeyong yang tadinya hendak menjawab seketika merasa bersalah. David membuka matanya dan menatap kedua orang tuanya bergantian.
Padahal keduanya selalu kompak dalam urusan mendidik anak-anak mereka. Namun kali ini, mungkin karena pertama kali David mengikuti kegiatan diluar lingkungan sekolah, Mina khawatir sementara Taeyong membiarkannya. Sudah naluri Ibu dan Ayah.
"Mama stop. Jangan menangis."
Mina berhenti menangis dan segera mengusap air matanya.
"Kakak mau apa? Minum?" Tanya Taeyong, David menggelengkan kepalanya.
"Aku mau kalian berdua keluar." Jawab David yang membuat Mina dan Taeyong saling tatap. Heran.
"Duduk bersama di taman, renungkan, saling memaafkan, lalu boleh kembali lagi kesini."
"Aku biar dijaga oleh suster saja. Ayo cepat, keluar." Sambung David, membuat Mina dan Taeyong mau tidak mau tak bisa membantah, mereka menuruti keinginan putranya.
Keduanya duduk di bangku taman, tepatnya disamping kolam ikan. Ditengah-tengah keduanya tas Mina memberi jarak pada tubuh mereka.
Sama-sama melamun, merenungkan kesalahan, hingga akhirnya Taeyong bersuara lebih dulu.
"Maaf." Satu kata lolos terucap dari bibir Taeyong, Mina masih menatap kedepan. Pikirannya sedikit berkecamuk.
"Ini pertama kali aku menjadi orang tua. Maaf, aku salah." Sambung Taeyong yang membuat Mina memberanikan diri menatap kesamping, ia dapat merasakan penyesalan terdalam dari sang suami.
Mina membetulkan cardigan lilac yang ia kenakan, menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan, meredam ego.
"Maafkan aku juga, Mas." Mina meraih tangan Taeyong, menggenggamnya dan mengusapnya lembut.
"Aku sudah terbawa emosi. Dan akhirnya kata-kata aku menyakiti Mas. Maaf, gak seharusnya aku seperti itu." Sambung Mina yang membuat satu tangan Taeyong menggenggam kembali tangan Mina, mengusapnya lembut dan membawa keduanya saling bertatapan.
"Aku akan selalu belajar menjadi Mama dan istri yang baik untuk anak-anak juga kamu." Taeyong mengangguk, tersenyum.
"Mungkin kedepannya kita harus lebih sering berdiskusi, akhir-akhir ini aku juga sibuk mengurus pekerjaan, kamu juga sibuk mengurus bayi kita, jadi wajar ketika ada saatnya pikiran kita tidak sejalan.." ucap Taeyong yang membuat Mina tertawa kecil, memang seperti itu adanya.
Keduanya tampak menikmati waktu berdua, membicarakan apa yang hidup disekelilingnya, memaafkan apa yang telah terjadi.
**
"Sudah?" Tanya David begitu melihat Mina dan Taeyong memasuki kamar rawat inapnya, yang membuat Mina terkejut karena bayinya juga ada disana bersama sang Mama.
Mina mengangguk malu-malu, Taeyong menggaruk tengkuknya canggung.
"Mama kapan kesini?" Tanya Mina sambil mengusap rambut bayinya yang masih tertidur didalam stroller.
"Baru tiba sepuluh menit lalu." Jawab Mamanya, Mina dan Taeyong mengangguk.
"Oh ya, Mama dan Papa..." Mina dan Taeyong serentak menoleh pada David.
"Sudah berbaikan, kan?" Taeyong mengangguk
"Iya, sudah. Kenapa?" Tanya Taeyong, David tersenyum.
"Bolehkah kalian berpelukan? Depan aku dan Nenek." Keduanya terkejut, malu. Namun tak bisa menolak, akhirnya Taeyong menarik Mina kedalam pelukannya, dihadapan David dan Mama yang siap-siap merekam mereka.
Masih sambil berpelukan— keduanya menatap David.
"Tunggu, jangan dilepas."
"Now, kiss."
"Hey!" Protes Taeyong dan Mina bersamaan, David mengendikkan bahunya,
"Seperti yang baru pertama kali saja melakukannya depan aku. Ayo, cepat." Mina menggelengkan kepalanya, berharap bantuan sang Mama namun Mamanya sibuk merekam mereka sambil tertawa.
"Ayo, gak apa-apa. Biar David cepat sembuh." Kata Mama. Membuat Taeyong dan Mina tertawa bersamaan.
Mau tidak mau, menuruti lagi keinginan sang putra.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
[Oneshoot Collection] From : 1990 - Myoui Mina
FanfictionAngst, Mature, Fluff, Drabble, etc. myoui mina x boys.