2021| with Minhyun

896 122 25
                                    



Mina membuka mata dengan sempurna ketika tangannya meraba tempat disampingnya telah kosong. Mina berdiam diri sejenak, dan senyuman mulai terulas dari bibirnya kala mendengar bunyi tepukan wajah dari kamar mandi.

Perlahan Mina beranjak, ia berjalan menuju ke kamar mandi, mendapati sang suami tengah berdiri didepan kaca rias, menepuk wajahnya berkali-kali setelah memakai toner.

"Good morning," sapa Mina, sambil memeluk Minhyun dari belakang, pipinya bersandar pada punggung sang suami, ia memejamkan mata saat menghirup wangi segar dari tubuh sang suami.

"Morning, nyenyak tidurnya?" tanya Minhyun, memegang tangan Mina dan membalik posisinya, Minhyun menggendong Mina hingga Mina terduduk diatas meja rias, dengan lengan Minhyun melingkari pinggang istrinya.

Pengantin baru, empat bulan.

"Nyenyak, kamu kok sepagi ini udah bangun, Mas?" tanya Mina, Minhyun tersenyum lalu mendekat pada wajah Mina.


"Morning kiss dulu, baru aku mau jawab." Mina tertawa atas jawaban Minhyun, ia menggelengkan kepalanya dan menahan bibir Minhyun memakai jari telunjuknya ketika Minhyun semakin mendekat.

"Enggak, kasih kamu morning kiss itu— bahaya."

"Kegiatan aku bahkan kita pasti akan tertunda lagi dan lagi." sambung Mina, mengingat dua hari lalu saat ciuman pagi berubah menjadi kegiatan ranjang pagi-pagi.

Minhyun berdecak, "Sekali, please." Mina tak dapat menolak, ketika tatapan memohon itu tampak di matanya, ia segera menarik dagu sang suami, mengecup bibir Minhyun dua kali.

"Sudah," kata Mina, Minhyun tersenyum.

"Kamu mau mandi? Jadi kan ke rumah Mama hari ini?" Mina mengangguk dan segera turun, dibantu Minhyun yang secepat kilat menyiapkan bathrobe juga handuk kepala.


Tidak lupa, Minhyun membereskan kamar mereka, membersihkannya pula dari debu tak terduga memakai vacuum cleaner hadiah pernikahan dari Nayeon.

Selepas membereskan, Minhyun menyiapkan sarapan, hanya sereal dan susu, juga memotong buah-buahan. Ia juga sudah lengkap berpakaian.


Mina keluar dari kamar mandi dengan perasaan tidak menentu. Melihat kamar sudah rapi. Ia jbisa menebak ruang televisi dimana semalam ia movie date bersama Minhyun juga pasti telah dibereskan.


Maka dari itu, selepas berpakaian dan berdandan, wajah Mina cemberut. Minhyun yang menyadari itu ketika Mina keluar dari kamar tidur hanya mengedipkan matanya berkali-kali sambil melirik Mina.

"Kamu kenapa?" tanya Minhyun.

"Udah seminggu loh, Mas." jawab Mina yang membuat Minhyun mengerutkan dahi, tidak mengerti.

"Apaan emang?"

"Kamu, beres-beres terus. Padahal ada aku." timpal Mina sambil menyendok sereal.

"Memangnya kenapa? Aku gak boleh beres-beres?"

Mina menghembuskan nafasnya,

"Bukan gak boleh. Tapi, itu kan tugas aku." kesal Mina, Minhyun hanya tersenyum lalu menatap Mina yang tampak menggemaskan karena mengunyah sereal dengan mulut cemberut.

"Mina, pekerjaan rumah tuh gak memandang siapa istri dan suami, laki-laki atau perempuan. Mas cuma pengen selagi Mas libur, ya bantuin kamu dirumah. Supaya kamu bisa santai." tutur Minhyun.

"Iya tapi kan— Mas pasti juga kemarin-kemarin capek kerja, terus kalo harus beres-beres kasihan Masnya." ucap Mina, membuat Minhyun tertawa kecil dan menggenggam tangan Mina.

"Gak apa-apa, Mas lebih suka kalo bisa bantuin kamu." Mina mulai tersenyum kecil.

"Makasih ya, Mas?" Minhyun mengangguk, lalu Mina teringat sesuatu.

"Mas... Aku baru inget." Minhyun mendekat pada Mina, merapikan rambut Mina yang tengah makan, mengikatnya memakai pita.

"Inget apa?" tanya Minhyun, Mina menggigit bibir bawahnya.


"Aku belum datang bulan, dari bulan lalu.." Minhyun langsung menatap Mina dengan tatapan terkejut, penuh harap.

"Serius?" Mina mengangguk sebagai jawaban, Minhyun tersenyum.

"Kamu.. mau cek sekarang? Biar kita ke rumah Mama bawa kabar bahagia yang lain." Mina menurut, akhirnya keduanya menyambangi dokter kandungan sebelum menuju ke rumah Mama.







"Masih kosong, Bu, Pak. Kalau bulan kedua dan ketiga masih gak haid, kesini lagi ya?" Mina menghela nafasnya, Minhyun mempererat genggaman tangan keduanya. Ia menatap Mina.

Mina tampak hendak menangis, namun Minhyun mengusap air matanya dengan cekatan. Ia juga menarik Mina kedalam pelukannya.

Masih teringat kata-kata sang mertua, bahwa katanya...

"Pernikahan tanpa anak itu tidak menguatkan apa-apa." 


Tapi Mina tidak tau, bahwa tujuan Minhyun menikahi Mina bukan karena ingin memiliki anak.

Ia hanya ingin hidup, bersama Mina, dengan atau tanpa— seorang anak. Kemanapun, dengan Mina, dimanapun, bersama Mina. Sesederhana itu, karena kehadiran Mina amat berharga.


**

Selamat datang Mas Minhyun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selamat datang Mas Minhyun...... 😜

[Oneshoot Collection] From : 1990 - Myoui MinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang