MANA NETIJEN YANG KEMARIN MINTA DILANJUT?
MUNCUL KLEN.
**
"Aku pergi ya Bun," pamit June, Bunda menahan lengannya.
"Kamu tuh, baru aja lima belas menit di rumah. Sekangen itu sama Mina?" Goda Bunda, June yang sedang memakai sepatu hanya tersenyum meringis.
"Hati-hati ya nak, salam buat Mina." Sambung Bunda, June mengangguk sambil mengambil sepeda motornya dari garasi, dan memacunya dengan kecepatan tinggi.
Sepanjang jalan, hatinya bergemuruh, rasa takut, kesal, bercampur menjadi satu. Jika tidak memiliki tanggungan atau Bunda, hari ini juga June ingin mengakhiri hidupnya.
Langkahnya terburu-buru sejak menepikan motornya, kedua tangannya mengepal, hingga menemukan targetnya, June setengah berlari dan—
"BUGGGH!"
"Sialan! Kurang ajar!" Amuk June, satu tangannya meraih kerah kemeja Johnny, satu tangannya yang lain menghantam wajah lelaki itu tanpa ampun.
"June! Udah!" pekik Jaehyun. Jaehyun juga menahan teman-teman yang lain.
Disinilah June, di basecamp tempat Johnny berkumpul.
"Sialan! Bajingan lo! Bajingan!" teriak June, darah segar dari ujung mulut Johnny mengotori kepalan tangannya, June menangis sejadi-jadinya sambil terus menghajar lelaki itu.
Tak ada perlawanan, Johnny hanya tertawa ketika June memukulinya. Bahkan, ketika June berhenti— Johnny meludah kesamping.
"Kenapa? Lo marah?" Ucap Johnny sambil terbatuk, hampir June meninjunya lagi, namun Johnny mendorongnya.
"Gue emang sengaja bawa cewek lo ke kamar. Tadinya juga ga akan gue pake." June yang geram hendak maju menghajar Johnny kembali, namun kedua tangannya ditahan oleh teman-teman Johnny.
"Lo bisa bayangin, malem itu dia cantik banget, bajunya tipis, rambutnya sedikit basah. Ya gue gak mau sia-siain apa yang ada di depan gue lah, gila aja." Mendengar itu, June mengamuk, ia menendang kedua tangan yang menahannya, lalu mendorong Johnny kembali ke atas tanah.
"Ngaku aja, lo juga udah beberapa kali kan make di— " belum sempat Johnny melanjutkan ucapannya, namun June menghantamnya kembali.
Kali ini dengan perlawanan, Johnny melemparkan June pada teman-temannya. Dipukuli dan ditendangnya June hari itu.
Jaehyun yang kebingungan mencoba menghubungi teman-teman June, namun tak ada jawaban. Hendak membantu, namun ia tak mau menumbalkan dirinya.
***
Menangis, meringis, menahan sakit pada sekujur tubuh dan wajahnya. June tetap memacu motornya menuju kosan tempat Mina tinggal.
Bagaimanapun, jika ingin selesai, ia ingin menyelesaikannya dengan baik.
Dengan langkah berat, ia melangkah menuju kamar nomor tiga, mengetuknya— dan...
"KAMU KENAPA?!" Mina berteriak histeris, menangis. June juga menangis dihadapan kekasihnya.
Keduanya berpelukan. June memeluk Mina erat-erat.
"Aku kangen, aku benci gak bisa lindungi kamu. Aku sayang kamu Mina." tutur June sambil tersedu. Remuk hati Mina mendengarnya.
"Maafin aku, aku gak bisa lanjutin semuanya." gumam Mina, June menggelengkan kepalanya.
Melepas pelukan, June menatap Mina dalam-dalam. Tak peduli dengan mata yang bengkak, atau ujung bibir yang berdarah dan wajah yang lebam.
"Aku terima kondisi kamu gimanapun sekarang. Aku gak minta apapun lagi, aku cuma mau sama kamu." ucap June sambil memeluk Mina kembali, Mina mengusap punggung lelaki itu.
"Aku gak bisa menjaga diri aku sendiri, aku cuma takut— "
"Mina, aku terima kamu. Maafin kamu. Kamu mau denger apa lagi?" Potong June yang membuat Mina menarik nafasnya dalam-dalam.
"Kamu berhak dapat yang jauh lebih baik dari aku, June." Bisik Mina.
"Aku gak mau yang lebih baik. Kamu cukup untuk aku. Udah, jangan suruh aku pergi. Aku mohon.." Isak June, Mina juga tidak tahan untuk menahan air matanya.
Saat setelah semuanya tenang, Mina mengobati luka June dengan hati-hati. Meski lelaki itu tidak meringis, tapi Mina tahu dengan jelas June tengah menahannya.
"Jangan ditahan, kalau mau teriak gak apa-apa." June tersenyum, ia menatap Mina dan mengusap pipi gadisnya dengan lembut.
"Jaman dulu aku kayaknya penyelamat bangsa, kok bisa aku dapetin kamu yang sempurna gini." Mina tertawa, sedikit menangis karena teringat kembali apa yang telah ia lakukan.
"Yang harusnya bilang gitu, aku bukan sih?"
"Aku bisa dapetin kamu yang sebaik ini." Sambung Mina sambil tersenyum, June juga tersenyum mendengarnya.
"Na," Mina yang sedang membereskan kotak P3K menoleh, lalu mengusap rambut June.
"Sini, rebahan di paha aku." Kata June, menepuk kedua pahanya, Mina menurut lalu meraih selimut, merebahkan kepalanya diatas paha June.
June mengusap rambut Mina, mengecup dahi Mina dengan lembut.
"June, aku takut."
"Takut apa, hm?"
"Kalau aku hamil— "
"Aku yang tanggung jawab."
"Udah, kamu gak perlu mikirin itu." Sambung June, Mina menghela nafasnya lalu menangis lagi.
"Memang waktu itu aku lagi gak di masa subur, tapi aku takut." kata Mina, menggenggam tangan June erat-erat.
"Berarti, kalau kaya gitu peluang hamilnya rendah kan?" Mina mengangguk.
"Pahit-pahitnya kalau nanti kejadian kaya gitu, aku gak mau kamu bunuh nyawa yang gak berdosa dan gak tau apa-apa." June mengusap dahi dan pipi Mina.
"Aku disini sama kamu, Mina." Mina mengangguk, lalu memeluk June kembali.
Saat ini juga, jika ada kata-kata yang bisa menggambarkan lebih dari sekadar rasa syukur, ingin Mina ucapkan di hadapan lelakinya.
**
Tiga minggu kemudian,
June dengan gusar menunggu Mina,
Saat kekasihnya keluar, June menatapnya penuh harap.
Mina menunjukkannya.
Sebuah testpack bergaris dua.
Hampir Mina tumbang, June menahannya, memeluk Mina diantara tangisan keras kekasihnya.
"Aku disini, sesuai janjiku aku gak akan pergi."
"Urusan orang tua kita nanti, biar aku yang tanganin." Mina menggelengkan kepalanya.
"Aku juga. Aku mau ikut tanggung semuanya karena ini perbuatan aku. Maafin aku, June." ucap Mina, June mengangguk.
"Iya, kita berdua. Kamu gak sendiri."
**
KAMU SEDANG MEMBACA
[Oneshoot Collection] From : 1990 - Myoui Mina
FanfictionAngst, Mature, Fluff, Drabble, etc. myoui mina x boys.