2022| with Jaehyun

573 69 8
                                    


Sebelum lanjut, baca dulu part terakhir dari 2010 with Jaehyun ygy biar ga bingung.

Jaehyun berjalan dengan pelan, menikmati pemandangan kota Jepang yang terlalu indah untuk dilewatkan. Menaiki sebuah bus, ia menatap pada gadis cantik disebelahnya, seraya bertanya.

"Tempatnya dimana?"

Gadis itu tersenyum, lalu mencubit pipi Jaehyun dengan gemas.

"Di stasiun pemberhentian kedua. Tidak jauh dari situ, Papa." Mengangguk mengerti, Jaehyun mengusap rambut putrinya dengan lembut. Menyadari bahwa putrinya sudah sebesar ini. Menghitung usia pernikahannya dengan wanita yang ia pilih, dan— tak terasa sudah dua belas tahun sejak perceraiannya dengan Mina.

"Ah iya, aku lupa mengabari Mama. Papa, ayo berfoto denganku!" ucap sang putri, Jaehyun segera mengikuti posenya, tersenyum, dan foto itu terkirim dalam hitungan detik.

"Mengapa kamu sangat tertarik pada restoran itu?" Tanya Jaehyun dalam perjalanan kakinya bersama sang putri menuju restoran yang dituju.

"Temanku Jisung baru saja pulang dari Jepang, ia menceritakan restoran itu, katanya makanannya sangat enak. Aku jadi penasaran. Kebetulan Papa mengajakku berlibur kesini."

"Ah, begitu.. apakah didepan sana?" Sang putri mengangguk antusias penuh semangat. Ia berlari kecil meski Jaehyun telah mengingatkannya.

Restorannya bukan mencerminkan restoran bintang lima. Karena pada dasarnya hanyalah sebuah kedai sederhana yang disulap sedemikian rupa agar membentuk tempat makan yang nyaman. Banyaknya orang yang mengantri membuat Jaehyun takjub.

"Pasti sangat enak." Batinnya. Beruntung, setelah sepuluh menit mengantri, ia dan sang putri mendapat tempat duduk yang tak jauh dari jendela.

Setelah diberikan buku menu, Jaehyun hanya tertarik pada sebuah menu yang ditandai dengan best seller. Yaitu, teriyaki sapi. Ia memilihnya tanpa ragu. Sang putri memesan chicken katsu, ekado, tempura, dan teriyaki sapi juga.

Sebuah kegaduhan ia dengar dari arah dapur. Semua mata hampir tertuju ke arah dapur yang kemudian ditenangkan oleh seorang kasir, bahwa tidak ada masalah yang serius.

"Hana, kamu terluka. Jangan dipaksakan. Tadi ini untuk meja nomor berapa?" gadis muda itu menatap dengan ragu.

"10, Bu. Maaf— "

"Biar aku saja! Kemari aku antarkan." ucap seorang anak yang baru datang dari arah belakang.

"Bu, percaya padaku. Aku telah melakukan ini sejak usiaku sepuluh tahun." Sang Ibu tersenyum, lalu mendekat pada anaknya.

"Boleh Ibu titip pesan?"

Anak itu mengangguk.

**

"Pesanannya, Tuan dan Nona." Noah menata hidangan diatas meja, hal tersebut membuat Jaehyun keheranan.

"Apakah kamu dipekerjakan oleh restoran ini? Usiamu masih— "

"Tidak, Tuan. Aku hanya sesekali melakukannya jika Ibu sedang kesulitan." ucap anak lelaki tersebut yang tampaknya seusia dengan Rin, putri Jaehyun.

"Ah ya, kata Ibu, teriyaki sapi milik Tuan yang hanya memakai paprika merah. Untuk Nona, yang ini." Noah menunjukkan pada pelanggan barunya. Sementara Jaehyun mengernyitkan dahinya.

"Papa, mengapa? Bukannya Papa suka paprika warna apapun?" Rin bertanya, Jaehyun tersenyum canggung sambil mengusap rambut cokelat putrinya.

"Tidak ada apa-apa, makanlah. Katanya Rin sangat ingin memakan ini semua." Rin tidak memikirkan hal-hal lain lagi, ia memakannya dengan lahap.

Jaehyun menatap Noah yang masih berdiri. Ia tersenyum saat mulai menemukan jawabannya.

"Kemari." Noah mendekat, saat Jaehyun hendak berbisik.

"Sampaikan padanya, ya?" Noah mengangguk lalu berlari menuju ke belakang, saat sang Ibu melepaskan apronnya, ia memeluk sang Ibu erat.

"Bu, Tuan itu menunggu di belakang. Aku akan menjaga putrinya."

Dengan langkah ragu, menemui masa lalu. Mina menginjakkan kakinya menuju taman belakang kedai miliknya. Menatap punggung tegap yang biasa ia lihat setiap hari dahulu kala.

"Jaehyun.." suara lembutnya membuat Jaehyun menoleh kebelakang, senyumnya mengembang ketika melihat Mina masih dalam keadaan yang sama.

"Rupanya kamu disini." ujar Jaehyun, memiringkan badan mempersilahkan Mina untuk berdiri disampingnya.

"Terima kasih telah mengingat hal kecil yang aku sukai." sambungnya, Mina hanya tersenyum dan menatap Jaehyun dengan ceria.

"Aku kurang mempercayai orang lain, jadi aku memutuskan mengelola kedai ini sendiri." tutur Mina, Jaehyun kemudian mengusap bahu Mina.

"Hebat sekali."

Mina tersenyum, tersipu. Namun, ia kembali menormalkan ekspresi wajahnya.

"Putramu sangat tampan. Mirip dengan ayahnya?" Mina tertawa kecil.

"Putrimu juga sangat cantik. Mirip sekali dengan ibunya." Jaehyun tersenyum.

"Mina, terima kasih." Mina menoleh,

"Untuk?"

"Segalanya, yang tidak sempat aku ucapkan."

Mina tersenyum dengan lembut, lalu mengusap bahu Jaehyun, menarik lelaki itu kedalam pelukannya.

"Bahagia selalu, ya?" Jaehyun masih terkejut, namun ia menarik pinggang Mina dan memeluknya erat kala Mina hendak melepaskannya.

"Harapanku kita masih bisa bertemu. Kapanpun dan dimanapun itu. Aku ingin menyaksikan bahagiamu." Bisik Jaehyun, Mina mengangguk.

Ketika pelukan keduanya terlepas, Rin berlari menuju ke arah Jaehyun, mengejutkan keduanya.

"Papa, Mama menelpon!"

Noah menyusul dari belakang.

"Bu, Ayah baru saja pulang!"

**

Mhehehehe

[Oneshoot Collection] From : 1990 - Myoui MinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang