chapter 8

6.7K 490 7
                                    

Jangan jadi penggelap pembaca ya gaes. Hargai karya aku. Jangan lupa klik tanda bintang oke 👌.

•••

Diruang ugd ada seseorang yang sedang diperiksa oleh dokter, sedangkan didepan ugd ada seorang lelaki kelimpungan sendiri dan sudah tak berbentuk dari baju, rambut, dan wajah yang menyiratkan frustasi.

"Ya allah sembuhkanlah Ara ya allah" batin Rayyan.

Didepan ugd hanya dirinya lah yang ada. Orangtua Fara sedang berkunjung kerumah nenek yang berada di Jogja, sedangkan Abang Fara sedang ada meeting yang harus didatangin. Akan tetapi saat sudah selesai meeting akan baru kesini.

Ceklek

"Gimana kondisinya?"ucap Rayyan datar.

"Apakah nyonya Fara pernah mengalami trauma berat?" tanya dokter tersebut dan diangguki oleh Rayyan.

"Traumanya sempat dibilang kembali tapi alhamdulillah tidak terlalu berat seperti sebelumnya. Untuk kondisinya sudah jauh lebih baik dari sebelumnya,ada bekas luka yang terdapat di pergelangan tangannya tapi sudah saya obati, jika ingin menjenguk Silahkan," ucap dokter tersebut dengan mempersilahkan.

Tanpa menunggu lama Rayyan segera masuk dan saat melihat kondisi ara seperti itu dirinya merasa gagal menjaga Aranya.

"ara sayang."

"Bangun cantik, aku kangen."

"Jangan tidur lama lama atuh ih."

Gumaman Rayyan tak membuat Aranya bangun, sembari menggenggam tangan Fara yang tak di infus dirinya meraih ponsel genggam dan menghubungi salah satu nomer yang berada di kontak ponsel itu.

"Saya tunggu 10 menit lagi. Jika tak sampai jangan harap hidup anda akan tenang," ucap Rayyan dingin plus tegas.

"Ray" lirih Fara saat sudah sadar. Dan Rayyan yang mendengar lirihan Fara pun menoleh dan tersenyum tipis sambil mengusap hijab Fara.

"Ada yang sakit sayang, mau minum," ucap Rayyan tulus.

"Minum," ucap Fara serak dan terdengar lemah.

Setelahnya Rayyan mengambil gelas yang terisi air mineral dan diterima senang hati kepada Fara.

"Terima kasih."

"Santai aja sayang, gimana ada yang sakit nggak?" tanya Rayyan dan dijawab gelengan kepala oleh Fara.

"Bobo aja ya"btawar Rayyan.

"Abang, Bunda, Ayah dimana?"tanya Fara.

"Ayah sama Bunda lagi kerumah Nenek kamu masa udah lupa hehe, terus kalau Abang Raka lgi meeting tapi nanti nyempetin kesini. Udah sekarang kamu jangan banyak pikiran dulu, kamu harus istirahat biar cepet sembuh, oke!" ucap Rayyan sambil mengusap pipi dingin Fara. Dan setelahnya Fara memejamkan matanya guna memasuki alam bawah sadarnya.

Sedangkan Rayyan sedari tadi hanya mengusap pipi Fara dan mengenggam tangan Fara yang tak diinfus. Sedang fokus fokusnya mengamati lekuk wajah Fara ponsel Rayyan berdering dan dirinya melihat ternyata orang suruhannya yang menelpon.

RAYFA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang