chapter 44

2.5K 171 1
                                    

Maaf yaa untuk kali ini aku lebih tegasin lagi ke kalian.
Sebenernya nggamau bgtt bilang gini krn aku anaknya g tegaan dan g pemaksa. Tpi ak suka kesel aja hehe.

Kalian boleh bosen atau nggak suka sama cerita aku, tapi plis guys. Hargai aku yang jadi author. Rela gadang demi bisa update cepat, rela kehabisan otak demi kalian. Setidaknya kalian cukup kasih aku bintang dan share sama temen kalian itu udah lebih dari cukup yang aku bayangkan.

Maaf bgtt kalau aku bilang begini bisa nyakiti atau menyinggung perasaan kalian.

Thankyou jg ya atas support kalian dan motivasi"lainnya. Pesan aku jangan sampai kalian bosan sama cerita aku ini.

#Happyreading#

Hari ini Fara sangat kesal, kesal, kesal dan kesal. Kesal karena Fara tak diperbolehkan membantu bibi di dapur oleh Rayyan. Semenjak kehamilan Fara, Rayyan semakin posesif dan cerewet. Tidak memperbolehkan Fara ini itu, tidak memperbolehkan Fara makan ini itu. Rasanya Fara ingin menangis saja. Semenjak Fara hamil, perilakunya sangat beda sebelum Fara hamil. Bagaimana tidak sekarang yang sangat super manja, gampang rewel, gamoang kesinggung, cengeng, pembantah, dan suka membentak.

Seperti inilah sekarang.

"Aku nggak mau kalau aku nggak ikut kerja sama bibi. Seenggaknya aku yang masak bibi yang kerjain semua rumah," ucap Fara kesal.

"Sayang. Kamu inget kamu nggak boleh kecapekan, disini ada dede loh yang harus kamu utamain," balas Rayyan cemas.

"Tau kok aku. Tapi kan masak nggak sampai kecapekan juga Rayyan," kata Fara.

"Plis Ra jangan bikin aku tambah pusing. Jangan gini ya, ayo ke kamar aja jangan gini. Udah ya," mohon Rayyan sambil menuntun Fara ke kamar mereka.

Mereka menempati kamar bawah karena Rayyan yang tak ingin Fara kesakitan dan kelelahan jika terus naik turun tangga.

"Nanti bibi kecapekan juga Ray," ujarnya lagi.

"Itu udah tugas bibi sayang," jawab Rayyan.

"Kamu mah gitu," gerutu Fara.

Mereka masuk ke kamar dan duduk di ranjang. Rayyan yang sengaja tidak masuk kantor sebab Fara yang sangat rewel saat ini.

"Tidur ya sekarang," pinta Rayyan dan diangguki Fara.

"Kamu-nya disini aja jangan pergi," ucap Fara sambil menepuk kasur sebelahnya membuat Rayyan gemas dan langsung menuruti sang istri berbadan dua.

"Sini peluk aku," ucap Rayyan dan dilakukan oleh Fara.

"Jangan rewel ya istri Rayyan. Dede jangan bikin bunda kecapekan okay. Harus bisa jaga bunda mulai sekarang. Ayah kasihan bunda harus marahin ayah terus, harus bisa diajak kompromi okay!"ucap Rayyan kepada anaknya yang ada di dalam perut datar Fara. Fara yang melihatnya tersenyum harus dan mengusap rambut Rayyan pelan.

"Maaf ya kalau aku suka nyusahin kamu. Mungkin efek hamil ini aku jadi berubah sikap. Jadi suka bantah sama nyusahin kamu sekarang. Aku janji aku nggak bakal gitu lagi sama kamu," ucap Fara sambil menitikkan air matanya.

"Sstt...nggak boleh nangis. Aku malah suka kalau kamu butuh aku. Ngidam aneh-aneh pun bakal aku turutin asal kamu senang dan dede bahagia. Nggak usah mikirin aku Gimana-gimana, sekarang kamu harus mikirin dede sekarang, okay!"

"Iya, makasih ya suami," jawab Fara sambil memeluk Rayyan erat dan dibalas oleh Rayyan lebih erat.

Mereka pun tidur terlelap dengan posisi kepala Rayyan yang di dada Fara. Meski Fara gugup tapi tak apalah, kan sudah halal.

RAYFA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang