Chapter 64

1.2K 120 3
                                    

Hallow, assalamu'alaikum
Btw, kalau kalian baca dan menurut kalian sama aja samaa yang chapter kemarin maaf aja ya.
Maklum otak bujel ya gini wkwkw

#happyreading#

"Nak."

Suara itu?

Fara terkejut ketika mendengar suara yang sangat tidak asing baginya. Fara takut ini mimpi.

Tidak hanya Fara saja yang kaget, Rayyan pun juga sama namun segera mengubah ekspresinya.

"Ray, cubit aku!" titah Fara berbisik.

"Nggak!"

"Cubit aku cepet. Ini mimpi atau bukan!" Fara menggertak Rayyan supaya mencubit dirinya.

"Ntar sakit yang," balas Rayyan.

"Y-ya kalau nyubit jangan kenceng-kenceng nanti. Udah cepet cubit ih!"

"Ngg-awsh. Kok nyubit aku sih" ringis Rayyan smbil mengusap perutnya yang sehabis dicubit oleh istrinya.

"Sakit kan? Berarti kita lagi nggak mimpi. T-tapi?"

"Aneh."

"Angkat kepalanya yang," ucap Rayyan dn diangguki Fara.

Mereka mendongak dan melihat secara jelas, ayah Fara berdiri dengan senyumannya. Fara dan Rayyan melihat kaki Farhan dan ternyata kakinya masih nampak. Berarti bukan setan dong.

"I-ini ayah?"

"Iya. Ini ayah," balas Farhan tersenyum.

"Bukan setan berarti," ucap Rayyan santai membuat Fara melotot kesal dan Farhan yang menatap tajam menantu laknatnya ini.

Katanya dingin, sok datar tapi ternyata tengil dan mengesalkan karena ekspresinya.

"Apa kata kamu?" marah Farhan.

"Lah, kan bener. Kaki ayah aja nampak berarti bukan setan dong," ucap Rayyan berniat membela dirinya sendiri.

"Set-"

"Udah dong ayah, Ray. Aku bingung deh ini ada apa si? Katanya ayah me-meninggal? Tapi kenapa ayah disini?" tanya Fara bingung setelah melerai pertengkaran antara ayah dan suaminya.

"Coba kalian hadap ke kanan" titah Farhan sambil tersenyum. Mereka berdua pun menoleh dalam sekejap mereka kaget.

"Happy anniversary 1 tahun pernikahan," ucap Fara meng-eja tulisan yang ada di hadapannya ini. Sontak ketika selesai membaca, Fara mendongak menatap Rayyan yang juga menatapnya.

"1 tahun yang?" tanya Rayyan, Fara mengangguk ragu karena dirinya tidak menyangka sudah menjalankan pernikahan ini bersama suaminya.

"Kok nggak kerasa ya?"

"Nggak kerasa begimana, lo pada sibuk bucin mulu," sahut Beben memakan kue basah khas Jawa.

"Lah, kalian ada disini juga?" tanya Fara menunjuk teman-temannya dan juga teman Rayyan.

"Iyalah. Yakali kita disini gabut doang. Dah ah cepetan sono tiup tuh lilin tapi jangan lupa make a wish kalian berdua," ucap Zahra.

Mereka pun menurut dan memejamkan matanya meminta doa supaya pernikahan mereka tetap langgeng, damai, tentram, tanpa gangguan dan yang pastinya berterimakasih dengan adanya sosok malaikat di dalam perut Fara.

"Oke sekarang tiup lilinnya," ucap mama Fania dan mereka pun meniupnya. Suara tepuk tangan amat riuh apalagi bertambahnya anak dari bang Raka.

"Ante," panggil Rafkha.

RAYFA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang