#happyreading#
Fara termenung di balkon rumahnya. Memikirkan apakah memang dirinya bukan anak kandung ayah dan bunda. Fara juga tak habis pikir dengan persoalan taruhan. Fara seakan-akan dihina dan digampangkan seperti ini.
"Sayang, makan dulu yuk. Kamu belum makan siang sayang," ucap Rayyan lembut. Ah, Fara melupakan jika dirinya sedang mengandung.
"Iya bentar lagi Ray, aku belum nafsu makan," jawab Fara.
"Jangan terlalu dipikir ya. Kamu nggak bakal bisa pisah dari aku. Sampai kapanpun kamu bakal tetep sama aku, remember that!" Fara mengangguk dan memeluk tubuh Rayyan. Rayyan tahu istrinya sedang tidak baik-baik saja makan dari itu dirinya pun membalas tak kalah erat pelukannya.
"Makan dulu meskipun nggak nafsu ya?"
"Pengennya yang pedes."
"Nggak bisa sayang. Kemarin udah makan yang pedes, sekarang harus makan sayur-sayuran."
"Pengennya it-"
"Nurut ya?" mohon Rayyan dengan memasang wajah sayunya. Fara tidak bisa menolak jika Rayyan mengeluarkan ekspresi seperti ini. Mau tidak mau dirinya harus mengangguk.
"Yaudah iya," jawab Fara dibalas senyuman lebar dari Rayyan.
"Masuk dulu tunggu di sofa. Aku mau ambil makanannya!" perintah Rayyan, Fara mengangguk saja.
Mereka berdua masuk ke kamar tak lupa Rayyan mengunci pintu balkon dan keluar kamar mengambil makanan Fara. Fara pun duduk di sofa sambil membuka handphone-nya.
"Sayang," panggil Rayyan membuat Fara menoleh dan tersenyum simpul.
"Kenapa?"
"Dede nggak rewel? Nggak mual?" tanya Rayyan.
"Alhamdulillah nggak Ray," jawab Fara.
"Yaudah habis makan ambil wudhu shalat ya. Minta pertolongan sama Allah. Keluarin semua isi hati kamu ke Allah," ucap Rayyan mengelus puncak kepala Fara.
"Iya. Ini mau habisin dulu," jawab Fara.
Keadaan di kamar pun hening karena Fara sibuk makan dan Rayyan sibuk dengan game-nya.
"Ray, udah."
"Taruh aja disitu nanti aku panggil Bibi kesini. Minum dulu terus ambil wudhu," ucap Rayyan sambil meletakkan handphone-nya.
"Kamu nggak ikut shalat Ray?"
"Ikut lah. Tapi wudhu-nya kamu dulu terus aku nyusul," jawab Rayyan dan diangguki Fara.
Fara memasuki toilet lalu tak lama kemudian dirinya keluar dan mengambil mukenanya. Disusul Rayyan yang ternyata sudah wudhu.
"Udah siap sayang?"
"Udah."
Rayyan mengangguk dan mereka pun melaksanakan ibadahnya dengn khusuk.
•••
"Mama sama papa denger permasalahan ini nggak Ray?" tanya Fara mendongak menatap suaminya. Kini mereka sedang melihat film di ruang khusus bersama sahabat mereka.
"Kayaknya udah tau," jawab Rayyan.
"Keadaan ayah sekarang gimana ya? Udah makan belum ya ayah," ucap Fara.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYFA[END]
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA Cover by:pinterest Rayyan Aldebaran Mahendra, sang ketua geng alvarelic yang sangat disegani semua orang dikalangan kota Bandung. Dengan pahatan wajah yang sempurna, tubuh yang ideal dan membuat kesan tersendiri bagi mereka...