chapter 10

6.2K 381 1
                                    

"Ray," ucap Fara.

"Apa sayang?"

"Ray kenapa suka baku hantam daripada ngaji gitu?"

Pertanyaan tersebut membuat Rayyan dan teman temannya tak bergeming sedikitpun, sedangkan Fara menanti jawaban tersebut dengan makan cake tadi.

"Rayyan kenapa diem aja? Jawab pertanyaan Fara dong," ucap Fara.

"E-hm neng Fara, pak bos kita ke dapur dulu ye. Kan ini tentang rumah tangga kalian jadi kita nggak mau ikut campur, dah bay bay bos dan ibu negara," ucap beben diikuti oleh Darren, Rion, dan Devan.

"Sayang, bukan aku nggak mau cerita sama kamu tapi waktunya nggak tepat. Aku takut nanti kamu kecewa sama aku," ucap Rayyan lirih dan menunduk lemas.

"Ray, bukannya Fara memaksa Ray. Tapi seenggaknya setengah aja Ray kasih tau Fara biar Fara tau kenapa Ray selalu dingin dan nggak peduli pada lingkungan sekitar," ucap Fara.

"T-tapi Ray nggak mau Fara ninggalin Ray hanya karena masa lalu Ray. Intinya Ray belum bisa, tunggu waktu yang tepat ya," ucap Rayyan menatap manik mata Fara dengan penuh penyesalan, sedangkan Fara daritadi sudah menunjukkan wajah yang datar. Maklum si Fara lagi sensitif.

Setelahnya Fara meninggalkan rayyan yang berusaha mengejarnya.

"Tinggalin Fara dulu dan jika Ray udah ingin ngasih tau masa kelam Ray boleh Ray temuin Fara secepatnya," ucap Fara yang terdengar dingin dan datar di pendengaran Rayyan.

"T-tapi bee," ucap Rayyan.

"Aku bilang tinggalin Fara ya tinggalin, APA SUSAHNYA SIH hiks," ucap Fara sambil menutup pintu kamarnya keras.

"Maaf sayang. Tapi plis jangan kayak gini. Kamu harus ngertiin aku," ucap Rayyan dengan wajah menunduk.

"Dia hanya ingin tau masa lalu lo bukan aib lo, ngerti," ucap bang Raka tiba tiba sambil menepuk bahu Rayyan.

"Tapi bang gu-"

"Dikamus keluarga kami tidak ada kata tapi tapian, kalo lo emang cinta dan sayang sama Fara melebihi apapun seharusnya secepatnya lo bilang ke dia sebelum terlambat," ucap bang Raka sembari berlalu.

Ucapan bang raka dengan kata "terlambat" terus terngiang ngiang di otak sang pemuda tersebut.

"Yan. Balik yuk Fara mungkin lagi emosi dan lo juga harus mikirin gimana nanti jelasin ke Fara. Fara bukan tipikal gadis yang marah selamanya, dia hanya butuh lo ngertiin dia. Dia bisa nyimpulin kalo lo cinta dan sayang hanya dengan materi. Maaf Yan kalo gue bilang kayak gini ke elo, tapi gue kudu bilang gitu biar lo nggak egois," ucap Rion.

Rayyan pun mengangguk dan pergi dengan menatap pintu kekasihnya dengan pandangan sendu.

"Insyallah sayang, segera aku kasih tau kamu. Tapi aku harus siapin pikiran dulu" batin Rayyan.

•••

"Ray, turun nak. Mama udah masakin makanan kesukaan kamu. Yuk turun," ajak mama Fania.

"Ray belum laper," ucap Rayyan terdengar lirih di indera pendengaran mama Fania.

"Tapi kamu harus makan biar ada asupan gizi sayang," ucap mama Fania sambil mengelus rambut Rayyan penuh kasih sayang.

"Aku maunya Fara, aku mau minta maaf dan ngasih tau masa lalu aku."

"Tapi kata Raka tadi Fara belum mau nemuin kamu nak."

RAYFA[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang