|Danial dan Ghali|

341 22 0
                                        

happy reading semuanyaa jgn lupa vote dan coment

tandai juga kalo ada yang typo yaaa ❤️❤️

tandai juga kalo ada yang typo yaaa ❤️❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 45




Tak hanya Ghali tapi Danial serta mamah Luna pun kaget dengan perkataan Luna yang menunjuk Dinda.

"Sayang, kalo kamu gasuka sama Dinda gapapa tapi jangan gitu ya" ucap Danial yang masih mengira Luna bohong.

Mamah tersenyum sambil mengangguk "Mamah ngerti kamu belum siap nerima Dinda tapi jangan dituduh gitu ya Luna"

Luna menggeleng "Saya ga nuduh"

Danial pun menatap kedua anaknya itu "Lun kasian Dinda kamu tuduh gitu"

"Papah pikir aku boong? Ngapain aku boong ga ada gunanya. Tanyain aja sama anak kesayangan papah" jawab Luna kesal. Memang sepolos itukah wajah Dinda sampai mereka tidak bisa percaya?

"Tapi Dinda juga nyari kamu kok" ucap mamah

"Ya makannya tanyain aja sama anaknya" ujar Luna

Luna melihat Dinda yang masih nunduk, ia pun berkata. "Lo gamau buka mulut? Atau tunggu nama lo disebut sama Lean?" Tanya Luna mulai marah.

Seharusnya memang ia tidak mengizinkan orang ini masuk kerumahnya. Perempuan itu sangat pintar berlindung dibalik topengnya.

"Maksud kamu gimana Lun?"

"Makannya suruh dia ngomong" ucap Luna menatap kesal adik tirinya.

Dinda menatap Luna balik, perempuan itu berdiri dan mengangguk lantang.

"Ya! Aku bantuin Lean! Aku yang nyulik dia!" Balas Dinda kencang.

Luna tersenyum miring "Tanya juga pah, udah ngelakuin apa aja sama aku"

Sementara Ghali hanya melihat konflik antara keluarga ini. Sepertinya sekarang ia lebih paham bagaimana kondisi keluarga Luna.

"Ya aku jambak dia! Aku yang bikin mukanya lembam, aku yang ga kasih dia makan, aku yang mukul dia!"

"Dinda!" Ucap mamah

"AKU NGELAKUIN KARENA DIA SEENAKNYA SAMA AKU MAH! KALO DIA GABISA NERIMA AKU SEENGAKNYA DIA HARGAIN AKU!" Balas Dinda dengan suara lebih kencang. Sementara Luna masih duduk menatap betapa tengil anak ini.

"Papah, papah juga selalu bela Ka Luna. Ka Luna songong sama mamah, ka Luna gapernah hargain mamah, ka Luna selalu seenaknya sendiri tapi papah tetep bela dia kan???!"

"Aku tau, aku cuman anak tiri. Tapi mamah aja bisa sayang sama ka Luna apa papah gabisa sayang sama aku??!" Dinda mulai menangis. Biar saja semuanya tau apa yang ia lakukan.

"Hidup ka Luna terlalu enak dengan fasilitas, bisa tinggal sendiri, dikasih uang. Sedangkan aku???"

"Papah juga ngebiarin kan Ka Luna pacaran? Padahal cowoknya anak geng motor pah!"

Saluna [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang