Happy reading semuanyaa
Vote dan coment jangan lupa
BUGH!
Faris tersungkur saat sedang berjalan menuju markasnya. Ia memegangi rahangnya dan melihat siapa yang berani memukulnya.
"Mau apa lo?!" Tanya Faris
"Bangsat!" Ucap Zayan langsung memukul Faris.
"Pengecut lo" cibir kelas sepuluh Legion
Terjadilah pukul memukul disana sampai Ghali memberhentikan mereka dan maju memegang dagu Faris.
"Kalo gamau di senggol, gausah ngusik Ris" ucap pria itu
"Cabut" suruh Ghali
Faris yang sudah kehilangan tenaga hanya bisa menatap mereka pergi. "Gue bakalan bales lo Ghali!"
Ghali mengabaikan teriakan Faris. Ia tidak peduli apalagi takut pada orang itu.
"Udah?" Tanya Opal pas Ghali sama yang lainnya dateng
"Masih bisa nyolot anjir si Faris" ucap Zayan
"Tadi mah abisin aja bang"
"Jangan, ntar mati susah bawa nya" ucap Ghali
Semua orang di markas tertawa. Mereka tidak pernah membuat musuh sampai mati atau bahkan sampai nafasnya berhenti sejenak karena itulah pesan dari alumni Legion. Lebih baik melihat musuh menderita dari pada mati.
"Balik lo pada udah jam setengah dua" suruh Ghali
Semuanya yang ada di markas langsung rapih-rapih buat pulang. Paling ada beberapa doang sesuai buat jaga markas yang bergulir.
"Gabalik Yan?" Tanya Opal
"Gue kan jaga"
"Yaudah, jam 3 balik besok masih sekolah" suruh Ghali
Perlahan di markas hanya tersisa 5 orang. Ghali sudah sampai di rumahnya dengan selamat. Kenapa kalau lagi diam seperti ini atau lagi melamun.
Ia selalu memikirkan Saluna.
"Tujuan utama Gal, inget" ucapnya pada dirinya sendiri
Ia menarik selimut bersiap untuk menjemputnya mimpinya.
🌑🌑🌑
Saluna bangun dengan mata yang sedikit hitam di bagian bawah. Malam ini ia kurang tidur karena tugasnya cukup banyak begitu juga tugas Ghali.
Padahal Ghali sudah bilang kalau pengumpulan tugasnya lusa tapi tetap saja Saluna mengerjakan sampai larut malam.
Saluna turun menggunakan lift. Dan untungnya di lobby saat ini tidak ada pria rese itu. Tapi begitu melihat parkiran, Saluna langsung membuang nafasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saluna [TAMAT]
Novela JuvenilSaling membenci tapi saling memberi perhatian, saling mengejek tapi saling bertukar rasa, saling tidak peduli tapi juga saling ingin tahu. Kisahnya cintanya sangat simple, dimulai dari kebencian yang dilanjutkan dengan permainan basket. Lucu bukan...