eyyo happy reading gais! hope u like it and don't forget to vote and coment.
lagi bingung mau bikin happy ending atau sad ending hihihi.
btw di draft aku udah bikin dua cerita, masih dua part si wkwk. aku post abis Saluna selesai ya.
Part 61
Semua yang ada di dalam warung mematung mendengar pernyataan polisi bahwa ada barang terlarang itu disini. Lebih tepatnya di tas Ghali Altezza Mahatma.
"Siapa pemilik tas ini?"
"Sa—"
"Saya pak" potong Ghali sebelum Zayan angkat bicara.
"Kamu ikut kami ke kantor, sementara waktu tempat ini kami pasang garis polisi"
Delvin mencegah tangan Ghali. "Lo mau dibawa gitu aja?"
"Gal lo kan ga make, kenapa ga nolak anjing??!" Marah Zayan
"Kalo gue nolak semuanya makin ribet, lo percaya kan gue ga make gituan?"
"Iyalah, kita bakalan cari pelakunya" ucap Bian
"Gal tapi jangan ke kantor polisi juga lah" ucap Opal
Ghali mengangguk "Gue jelasin semua disana. Percaya ga percaya urusan belakangan"
Tangan Ghali di borgol lalu pria itu masuk kedalam mobil polisi.
"Silahkan semua keluar karena sudah ada garis polisi disini"
14 orang itu keluar semua. Jelas kejadian ini di saksikan beberapa warga.
"Pindah ke rumah gue" ucap Delvin pelan pada tiga sahabatnya.
"Udah gue lakuin"
🌑🌑🌑
Keempat teman Ghali ke rumah Delvin dengan perasaan yang benar-benar bingung.
"Gimana bisa coba?" Tanya Opal
"Ghali ga mungkin make, dia juga kan selalu di omelin sama bokapnya"
Delvin mengangguk "Kan, udah ketauan ini orang dalem"
"Maksud lo?" Tanya Zayan
"Nih pertama serangan Lean yang tiba-tiba. Serangannya juga kalo kita ga di warung kan?"
"Eh iya..." Ucap Opal yang sadar akan hal itu
"Tapi bisa aja kebetulan si Vin" ucap Alan
"Mana ada kebetulan berkali-kali? Kalo kita lagi rapat, dia nyerang. Kita lagi di luar dia lempar batu lah, telur lah, acak-acak warung juga" jelas Delvin
"Makin kesini tingkahnya makin keliatan kalo emang beneran anggota Legion sendiri yang ngelakuin" lanjut pria pintar itu.
"Kita pura-pura gatau aja, biar makin keliatan siapa yang ngelakuin"
KAMU SEDANG MEMBACA
Saluna [TAMAT]
Teen FictionSaling membenci tapi saling memberi perhatian, saling mengejek tapi saling bertukar rasa, saling tidak peduli tapi juga saling ingin tahu. Kisahnya cintanya sangat simple, dimulai dari kebencian yang dilanjutkan dengan permainan basket. Lucu bukan...