Saling membenci tapi saling memberi perhatian, saling mengejek tapi saling bertukar rasa, saling tidak peduli tapi juga saling ingin tahu.
Kisahnya cintanya sangat simple, dimulai dari kebencian yang dilanjutkan dengan permainan basket. Lucu bukan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Part 18
"Lo abis dari mana?" Tanya Alan
"Biasanya gue juga telat lo kaga nanya dah"
"Kepo doang si"
Zayan menyolek dirinya dari belakang "Pacar gue masuk gak?"
"Pacar lo?" Tanya Ghali
"Saluna, siapa lagi"
"Kebanyakan mimpi lo Yan" jawab Ghali lalu kembali mencoret-coret bukunya
Ia jadi memikirkan tentang Luna. Akhir-akhir ini sepertinya mereka banyak berbicara satu sama lain walaupun itu berdebat. "Rental PS ntar, ngikut ga?" Tanya Alan
Ghali mengangguk. Sudah lama juga mereka tidak bermain PS bersama. "Baik anak-anak bapak cukupkan, silahkan istirahat"
"Kantin apa mba Gigi?" Tanya Opal
"Kantin aja, males gue kesana" jawab Ghali
Kelima pria itu berjalan memasuki kantin. Gatau kenapa ya, kalo mereka masuk tuh hawanya beda banget. Ghali jalan di depan dengan dua kancing seragam yang terbuka. "Tenang ya adik-adik cantik. Nanti Abang datengin" jawab Opal
"Najis, mereka tuh teriak ada Ghali bukannya lo" cibir Alan
"Ghali kan ga nyaut, ya gue aja"
Mereka duduk di tempat yang biasanya. Memesan makanan seraya mengobrol satu dengan yang lain.
"Eh Gal katanya mau sumbangan ke panti?" Tanya Zayan
"Ohh...jadi? Gue mau aja" jawab Ghali
"Boleh, uang kas juga lumayan banyak" ucap Alan
"Kapan?" Tanya Delvin
"Belum pasti juga. Tapi jaket udah beres emang?" Tanya Ghali
"Udah bang, malem ini jadi"
"Yaudah ntar di pikirin lagi buat ke panti"
Sebenarnya mereka bukan geng motor yang sering ke panti. Tapi mereka suka berbagi contohnya saat puasa, mereka membagi makanan terus juga mereka suka memberi santunan anak-anak yatim di anggota Legion.
Itu sudah tradisi dari dulu jadi bukan karena ketuanya Ghali mereka berbuat itu. "Vin olim lo kapan?" Tanya Ghali