Maaaf ya gais kalo kemaleman wkwkwk
Jadi gini, aku tuh ngetik Saluna sampe 2000 kata lebih kadang tapi ga setiap part segitu si. jadi kalo chapter nya pendek...ya gitu deh ya
stay tune aja sampai selesaiiiii!
tandai ya kalo ada yg typo, dan jangan lupa vote dan coment ❤️❤️
Part 27
Flashback on
Luna keluar dari sekolah lewat gerbang depan menunggu Zayan yang akan mengantarnya pulang. Tapi malah ada di depan matanya bukan pria yang dimaksud Ghali melainkan Leander Melvin, anaknya kerabat papahnya.
Luna pun berusaha tidak peduli, barang kali Leander menjemput seseorang disini. Ia pun berjalan ke halte namun pria itu malah memberhentikan motornya disamping.
"Saluna, Lo lupa sama gue?" Tanya Lean merasa diabaikan
"Inget"
"Kok lo diem aja? Lo ga nyapa gue" ucap Lean
Sepertinya pria ini belum tau siapa Saluna. Dan atas dasar apa Lean mengharapkan kalau Luna akan menyapa?
"Emang harus banget gue sapa?" Tanya Luna
Mungkin bagi orang yang baru mengenal Luna pasti mengira kalau pertanyaan itu benar-benar ketus dan terlihat seperti orang marah.
Tapi kalau kalian sudah mengenal Saluna maka akan terbiasa dengan nada berbicara seperti itu.
Lean tertawa sedikit "Ayo"
"Ayo?" Beo Luna
Lean mengangguk "Gue disuruh bokap lo buat jemput lo soalnya bokap gue lagi kerja sama"
"Biasanya bokap gapernah suruh gue buat ngikut dia kerja"
"Iya, katanya ada majalah yang mau kerja bareng sama lo, makannya gue disuruh jemput lo" jelas Lean
"Gabisa, gue ada kerkom"
"Tapi ini bokap lo? Seengaknya lo bilang secara langsung dulu ke dia"
"Nanti gue telepon" jawab Luna
"Majalahnya udah nunggu loh dari tadi"
"Ck, apa buktinya?"
Lean menunjukan foto ayahnya bersama papah Luna dan beberapa orang majalah. Kalau bukan karena papahnya yang minta, Luna mana mau dijemput gini sama Leander yang statusnya orang asing.
Luna pun naik ke motor Leander. Apesnya, saat ingin mengabari pacarnya itu ponselnya malah mati akibat tadi ia harus presentasi menggunakan ponsel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saluna [TAMAT]
Teen FictionSaling membenci tapi saling memberi perhatian, saling mengejek tapi saling bertukar rasa, saling tidak peduli tapi juga saling ingin tahu. Kisahnya cintanya sangat simple, dimulai dari kebencian yang dilanjutkan dengan permainan basket. Lucu bukan...