'GD ; 2'

18.8K 1K 16
                                    

Selamat membaca. Jangan lupa vote ya karena itu berharga banget buat author.

2. Keysha Sandaria

***

"Ini kan tugasnya sih Davina. Kenapa jadi lo yang repot?" tanya Rere ketika mereka memutuskan untuk menunggu Rendra di kursi koridor depan lapangan utama.

Untung saja para guru sedang mengadakan rapat besar-besaran di aula. Jadi mereka free class sampai jam istirahat pertama.

"Dia lagi rapat," jawab Keysha yang sebenarnya juga tidak mau melakukan hal ini. Mau tak mau Keysha harus membantu Davina.

Rere menghela nafas, "Lo biasanya nolak. Kenapa sekarang mau? atau lo emang sengaja mau ketemu Rendra?"

Tuduhan Rere kepadanya membuat Keysha menoleh, "Enggak! ngapain gue pengen ketemu Rendra."

"Kirain. Kan dia suka sama lo," ujar Rere santai.

"Dia yang suka kenapa gue yang ribet?"

"Iya juga ya."

Rere menatap dalam wajah Keysha membuat gadis itu menaikan satu alisnya. Heran. Tiba-tiba saja Rere mengulurkan tangannya ke sisi wajah Keysha, "Wajah lo beda banget Sha," ujar Rere sembari meneliti setiap inci wajah Keysha yang memang terlihat pucat.

"Beda gimana? Makin cantik ya Re?" ujar Keysha menyelipkan rambutnya kebelakang telinga. Seraya tersenyum seakan menunjukan jika dia baik baik saja.

"Bukan cantik! Wajah lo udah kayak mayat pucet banget."

"Mungkin karena AC di kelas terlalu dingin. Gue emang suka gitu kalau kena AC," alibi Keysha mencoba mengalihkan pandangannya tetapi tangan Rere menahan wajahnya untuk tetap menatap ke dirinya.

"Lo gak bohong kan?" tanya Rere sedikit curiga karena Keysha memang pandai menyembunyikan sesuatu.

"Enggak Re," kata Keysha meyakinkan Rere jika dia memang baik baik saja.

Rere menganggukkan kepalanya. Ia melepaskan tangannya dari wajah Keysha, lalu merapihkan ikat rambutnya yang  mengendur, "Gue nyariin lo pas upacara. Lo baris dimana?"

"Di barisan anak IPA," Keysha menjawab dengan santai. Tatapannya lurus ke arah lapangan utama yang ramai diisi oleh anak Ancala yang sedang bermain sepak bola.

"Lo gak kenapa tuh di wilayah anak IPA?"

"Emang kenapa?" tanya Keysha dengan polosnya.

"Sha, itu wilayah kekuasaannya Gerhana. Lo dateng kesana tanpa sepengetahuan dia, tuh anak pasti gak bakal main-main sama lo setelah ini," ucapan Rere membuat Keysha tertawa.

"Bukannya semua wilayah di Ancala itu kekuasaannya dia?"

"Itu emang iya, tapi yang paling istimewa wilayah IPA. Karena anak Langcala rata-rata semuanya ada di jurusan itu."

"Oh gitu," ujar Keysha tak berminat sekali membicarakan Gerhana. Ia kembali teringat kejadian tadi pagi dimana dia memakaikan bandana pink nya ke kepala Gerhana.

Benar kata Rere. Mungkin setelah ini, Keysha akan di cari oleh Gerhana karena sudah berani mengusik cowok itu. Tetapi kan yang lebih dulu mengusik dirinya kan Gerhana, lalu kenapa harus dia yang salah?

"Lo sempet ketemu sama Gerhana gak?" tanya Rere was-was kalau sampai Keysha bertemu apalagi sempat berbicara pada Gerhana.

Keysha mengangguk, "Iyalah gue ketemu sama dia. Dia kan anak IPA."

"Gawat tuh, lo juga sempet ngomong pasti sama dia. Hati-hati ya Sha hidup lo udah ada di tangan Gerhana mulai detik ini!" Rere menatap dirinya dengan serius.

GERHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang