'GD ; 18'

12.2K 727 3
                                    

Suasana ruang UKS mendadak sepi ketika Gerhana masuk ke dalam. Semua orang yang ada disana tidak berani membuka suara. Di UKS ada tiga orang lain selain Keysha yang tengah duduk di tepi brankar UKS. Ada Sena yang tengah menyiapkan obat untuk membersihkan luka Keysha dan Ririn yang tengah mencatat sesuatu di meja depan.

"Gue bisa sendiri," kata Keysha menerima obat dari tangan Sena.

Sena mengangguk, lalu mengalihkan pandangannya ke Gerhana yang hanya berdiri di ambang pintu.

"Lo kesini mau ngapain?" tanya Sena kepada Gerhana membuat cowok itu menatapnya dingin.

Melihat tatapan Gerhana yang seperti itu membuat Sena menepuk lengan Ririn. Ririn yang tau akan maksud Sena langsung berdiri. Mereka bergegas keluar meninggalkan Keysha bersama Gerhana di UKS.

"Habis berantem? Doa gue ampuh berarti?" tanya Keysha dengan nada tidak suka kepada Gerhana yang sudah duduk di kursi yang diduduki Ririn tadi.

Gerhana menarik kursinya mendekat ke pinggir brankar, "Gue lupa bawa susu stroberi nya."

Dia masih kesal dengan Gerhana. Sepertinya cowok itu tidak menyadari, kalau apa yang di lakukannya tadi membuat Keysha merasa kesal.

"Apa?" Gerhana yang merasa Keysha terus menatapnya dengan raut wajah seperti itu langsung bertanya apa ada yang salah dengan dirinya.

Keysha menarik nafasnya sejenak, "Maksud lo nahan Pandora apa tadi? gue mau dia jatuh Gerhana. Kenapa lo tahan?!" ujar Keysha dengan nada kesal seakan siap memukul Gerhana sekarang.

Gerhana menelan ludahnya seraya menggaruk lehernya bingung, "Gue refleks Sha."

"Lo bikin gue kesel tau gak?!"

"Sorry."

Ada satu hal lain yang semakin membuat Keysha kesal. Gerhana meminta Keysha mendoakan dirinya tadi untuk hal yang buruk.  Kalau Keysha tau doa nya itu di gunakan Gerhana untuk bertengkar Keysha tidak akan mendoakan cowok.

"Untung selamat, coba kalau enggak? Lo mau nyalahin gue karena doa gue gak mujarab?" tanya Keysha membuat Gerhana tertawa renyah.

"Emang doanya apa?" goda Gerhana menaik turunkan alisnya.

"Pokoknya ada!" ujar Keysha tidak mau memberitahu dia mendoakan Gerhana seperti apa. Intinya, dia hanya berdoa semoga Gerhana kembali menemui dirinya disana.

Merasa puas melihat wajah Keysha yang memerah. Gerhana kembali memajukan kursinya sampai benar benar dekat dengan tubuh Keysha.

"Sha, kepala gue pusing," Gerhana memegang belakang kepalanya seraya meringis pelan.

Keysha menyuruh Gerhana berputar badan. Dia melihat kondisi belakang kepala Gerhana, "Kenapa bisa gini?" tanyanya.

"Biasa Sha, urusan laki laki," jawab Gerhana membuat Keysha menelan pelan luka cowok itu.

"Sakit Sha."

"Makanya jangan ngeselin," Keysha meraih kotak obat yang ada di meja. Lalu dengan telaten membersihkan luka Gerhana.

Gerhana diam diam menahan senyumnya. Perlakukan Keysha sekarang mampu membuatnya merasakan sesuatu yang aneh. Sepertinya ini pertama kalinya, Gerhana merasa hatinya benar benar berfungsi.

"Ger, besok jangan kayak gini lagi," ujar Keysha membuat Gerhana membalikan badannya menghadap ke Keysha setelah lukanya selesai diobati.

Tangan Gerhana menyentuh pipi Keysha yang terdapat goresan, "Sakit?"

"Enggak, biasa aja," ujar Keysha menepis pelan tangan Gerhana agar tidak berlama lama menyentuh dirinya.

Gerhana mengangguk, "Ke kantin bareng," katanya membuat Keysha membulatkan mata.

GERHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang