"KUMPULIN SEBAGIAN ANAK LANGCALA SEKARANG!!" teriakan Aerglo menggelegar di seluruh basecamp.Topan yang tengah memakan bakso tersentak kaget sampai tersedak membuat Rigel menepuk pundak cowok itu.
"Bangsat!" umpat Topan saat dia selesai minum.
Benua menghampiri Aerglo yang kelihatan kalang kabut. Wajah cowok itu juga terlihat panik dan memerah. Pasti ada suatu hal yang membuat Aerglo emosi.
"Tenang, ada apaan?" kata Benua setelah berdiri dihadapan Aerglo.
Aerglo mengusap wajahnya, "Guntur nyekap Nadira di markas."
"Serius lo?!" ujar Topan langsung mendorong kursinya kasar begitu juga dengan Rigel dan Komet.
"Gue kira dia udah gak berani buat ulah, ternyata masih berani bertingkah," ucap Rigel. Tangannya sudah sangat gatal ingin menonjok wajah Guntur.
Inti Langcala paling sensitif kalau Nadira kenapa-kenapa. Karena mereka semua sudah sepakat untuk menjaga Nadira. Bagaimana pun juga Nadira juga bagian dari mereka.
"Gue telpon Bom sama Semeru dulu," ujar Benua mengambil ponselnya didalam saku celana.
"Gue nelpon Nuklir," sahut Topan yang juga harus melibatkan Nuklir dalam hal ini.
Komet hendak membalikan badannya tetapi pundaknya ditahan oleh Rigel, "Mau kemana lo?"
"Lanjut makan, sayang kalau dibuang."
"Keadaan kayak gini lo masih mikirin makan?"
"Perut juga harus diisi," kata Komet menepis pelan tangan Rigel lalu berjalan ke arah meja bar.
Mereka sudah mengabari anggota Langcala yang lain. Aerglo juga menelepon Gerhana tetapi cowok itu tetap tidak mengangkatnya. Dia mengumpat pelan, entah apa yang dilakukan Gerhana saat ini. Kalau sampai cowok itu tau lebih dulu keadaan Nadira sekarang, bisa dipastikan masalah akan semakin parah.
"Gerhana udah ada di markas," kata Benua membuat Aerglo benar-benar tidak bisa menahan umpatannya.
Benua baru saja mendapat pesan dari Alva yang mengatakan kalau Gerhana sudah ada di markas utama.
"An*jing! Gue sama Benua cabut duluan kesana. Lo bertiga tunggu yang lain, bilang langsung ke Markas!" perintah Aerglo membuat Topan mengangguk.
"Asik-asik bakal ada perang!" ujar Topan setelah Aerglo dan Benua pergi. Dia jingkrak-jingkrak tidak jelas membuat kedua temannya yang tengah duduk santai di meja bar mengumpati temannya itu.
"Bego."
"Topan emang paling seneng kalau Gerhana lepas dari kandang."
"Apalagi kalau ngeliat Aerglo jadi singa jadi-jadian."
"Makin seneng jiwa setan Topan."
***
Gerhana mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Dia tidak memikirkan keselamatannya karena yang terpenting dia segera sampai di markas utama Langcala.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERHANA
Teen Fiction[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA] Gerhana Dewangga. Cowok pecinta futsal yang tidak akan memberikan jabatannya kepada siapapun, sebelum dia menemukan seseorang yang pas untuk menggantikan dirinya. Banyak yang tidak menyuka...