'GD ; 10'

14.8K 714 0
                                    

Langkah kaki milik Gerhana memasuki basecamp, seketika aura ruangan mendadak menjadi menyeramkan. Mata tajam milik Gerhana mampu membuat siapa saja mati gaya.

"Gerhana udah dateng woi," ujar Nuklir membuat mereka grasak-grusuk mencari posisi duduk yang pas untuk membahas sebuah masalah penting.

Topan mengusap sofa di samping nya sebelum di duduki Gerhana, "Duduk sini Ger. Udah steril," ujarnya.

Gerhana tidak mau berpikir lama langsung duduk di samping Topan. Dia melempar kunci motornya ke meja, mengibas sedikit rambut depannya agar tidak menghalangi pengelihatannya.

Malam ini, Aerglo sengaja menyuruh bagian inti Langcala saja dan beberapa anggota penting lainnya seperti Banyu, Nuklir, Bara, dan Gempa. Keempat cowok itu memiliki peran penting di Langcala.

"Cepet Glo! Lama lo," ujar Komet tak sabaran karena dia sudah menunggu sejak tadi.

Aerglo menarik nafas sejenak, ia merogoh saku celananya mengeluarkan sebuah kertas yang terlipat ke atas meja sembari menatap Gerhana.

"Gue di kasih sama Gantar tadi," ujar Aerglo dengan wajah serius seakan dia tau isi dari kertas itu.

Gerhana menggulung lengan jaketnya, tampak jelas otot lengannya yang kekar, di tambah urat tangannya yang seperti ingin menonjok orang.

Membuka kertas perlahan, lalu membacanya dengan raut wajah dingin. Sedetik kemudian Gerhana meremas erat kertas itu dan dia buang ke lantai membuat semua orang di sana saling tatap satu sama lain.

"Lo urus Glo," ujarnya membuat Aerglo menghela nafas. Dia tau kalau Gerhana akan menyuruhnya untuk menyelesaikan masalah yang satu ini. Tetapi dia ingin Gerhana lah yang turun tangan untuk kali ini.

"Apaan sih? Kasih tau dong, jangan sok misterius gitu!" ujar Topan seperti merengek ke Gerhana.

"Gastra nih atau Argos?" tebak Rigel.

"Alva mukul anak Argos kemarin," ujar Aerglo membuat yang lain tercengang.

"Sih Alva bangsat! Tuh anak ngilang beberapa hari, sekalinya balik buat ulah," kata Benua tak tau lagi kenapa Gerhana bersikeras menunjuk Alva sebagai ketua Langcala berikutnya.

"Kalau gini mah Gerhana harus turun tangan," balas Banyu.

"Kapan lo comeback Ger? Gue pengen ngeliat lo mukulin orang kayak iblis kesetanan," ujar Topan paling bersemangat jika Gerhana sudah kembali seperti dulu.

"Sesat ajaran lo. Gerhana udah mau tobat, masih aja di hasut," kata Komet mengacak rambut Topan. Yang rambutnya di acak tidak terima hingga terjadilah aksi jambak rambut versi cowok.

"Kalau lo belum siap gak usah di paksa Ger, kita maklumin," ujar Benua tak mau membuat Gerhana tertekan untuk tetap turun tangan.

"Gue kasih urusan ini ke lo Glo. Kalau gak bisa di handel, kasih tau gue. Gue cari jalan keluar lain," ujar Gerhana mengambil kunci motornya dan berjalan masuk ke salah satu kamar. Malam ini, dia hanya ingin tidur lebih cepat. Entah kenapa pikirannya mendadak tidak tenang selama beberapa hari ini.

"Wih bang Glo jadi ketua mendadak. Makan-makan kalau menang!" ujar Komet girang setelah selesai bertengkar dengan Topan.

Topan merapihkan rambutnya, "Gue pengennya sih Gerhana turun tangan langsung. Pengen liat sisi iblisnya keluar," ujarnya membuat Rigel menggeplak belakang kepalanya.

GERHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang