Aroma parfum khas milik Gerhana membuat Keysha gagal fokus saat mendengar penjelasan Bu Endang didepan. Keysha pastikan jika sampai rumah tubuhnya akan bau parfum cowok itu karena sekarang dia mengenakan jaket milik Gerhana tanpa memakai seragamnya lagi. Cewek itu hanya mengenakan dalaman tak top hitamnya. Tadi Bu Endang sempat menyuruh Keysha membuka jaket tetapi cewek itu menolak. Dia berasalan kalau dirinya kedinginan dan untung saja Bu Endang mengerti.
"Gerhana kalau make parfum sebotol ya Sha? Wanginya nyambreng banget di hidung gue,"kata Vega bisa-bisanya cewek itu menoleh saat masih ada Bu Endang berdiri didepan.
"Lo kaya tapi bego!"sahut Rere menoyor dahi Vega dengan pulpen.
Vega mengusap dahinya,"bego kenapa?"
"Kalau make parfum mahal wanginya emang gak hilang-hilang. Lo sih make nya parfum murahan, makanya gak pernah nyium parfum orang kaya,"kata Rere melupakan kalau Vega jauh lebih kaya dari Gerhana.
"Parfum gue banyak yang mahal, mau yang darimana? Paris? Brazil? Apa dari Madagaskar? Semua ada, mau coba?"ujar Vega sombong.
"Dari Atlanta ada gak?"sahut Keysha membuat mereka tertawa pelan karena menanggapi ucapan bodoh Vega.
"Ada! Gue bilang ke bokap gue buat beliin kalau buat lo Sha,"kata Vega menunjukan rasa sayangnya ke Keysha.
Keysha menggeleng,"gue udah punya pacar. Gue minta ke dia aja."
"Iya deh iya, yang udah punya pacar. Gue jomblo diem aja udah diem,"kata Vega suaranya terdengar lebih keras dari sebelumnya membuat sebuah penghapus mendarat tepat dikepalanya.
"Weh siapa nih yang ngelempar gue penghapus!"omel Vega tidak terima jika kepala nya terkena lemparan padahal yang melempar penghapus itu Bu Endang.
"Saya?! Memang nya kenapa? Kamu bisa lawan badan saya yang gemuk ini? Bisa?!"tantang Bu Endang dengan mata melotot ke arah Vega membuat gadis itu bingung harus bereaksi seperti apa.
Ketawa nanti kena amuk, gak ketawa rasanya mubazir karena ini pertama kalinya Bu Endang nyadar diri.
"Maju kamu ke depan. Kerjakan soal nomor empat! Jangan duduk sebelum selesai!"ujar Bu Endang sukses membuat Vega rasanya ingin pingsan.
Matematika tidak ada tandingannya. Sampai bel pulang Vega tidak akan mampu mengerjakan walau cuma satu nomor. Dia hanya pasrah, beranjak dari kursinya dengan lemas. Tingkahnya saat ini membuat ketiga temannya menertawakan dirinya puas.
"Semangat Ga! Pulang-pulang otak ngebul,"ledek Rere sebelum Vega berjalan ke depan.
"MAMI!! VEGA MAU PULANG!!"
***
Bel pulang sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu. Keysha mencari keberadaan Gerhana. Cowok itu tidak membalas pesannya, membuat Keysha merasa khawatir. Masalahnya, Gerhana pergi dengan keadaan marah. Keysha takut jika cowok itu mencari pelampiasan lain untuk dijadikan sasaran kemarahannya.
"Sha belum pulang?"tanya Rendra ketika melihat Keysha berdiri dikoridor depan kelasnya.
"Belum,"jawab Keysha singkat.
"Emangnya lo gak bantuin Mang Jagat hari ini?"tanya cowok itu lagi.
Keysha menggeleng,"Kata Mang Jagat hari ini libur."
"Mau gue anter?"
"Eh, gak usah. Gue nunggu..-"ucapan Keysha terpotong saat suara bariton milik Gerhana terdengar membuat keduanya menoleh bersamaan.
"Dia bareng gue,"kata Gerhana dingin menatap tidak suka Rendra yang berdiri terlalu dekat dengan Keysha.
Keysha langsung mendekat ke Gerhana. Dia merasa was-was dengan situasi semacam ini. Buru-buru dia menarik lengan Gerhana.
KAMU SEDANG MEMBACA
GERHANA
Teen Fiction[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA] Gerhana Dewangga. Cowok pecinta futsal yang tidak akan memberikan jabatannya kepada siapapun, sebelum dia menemukan seseorang yang pas untuk menggantikan dirinya. Banyak yang tidak menyuka...