Bara memojokkan tubuh Keysha ke dinding dengan tangannya yang berada di sisi kepala Keysha. Mata cowok itu menatap marah Keysha. Rahangnya mengeras, urat tangannya terlihat jelas di lengan Bara.
Keysha menenguk ludahnya kasar. Apa Bara masih marah soal kejadian kantin waktu itu? Kalau iya, ini akan menjadi hal berbahaya untuk Keysha.
"Cih!" Bara berdecih tepat di depan wajah Keysha.
Keysha memalingkan wajahnya, ia tidak sanggup jika Bara berani melakukan sesuatu padanya. Nafasnya tidak teratur, keringat sudah keluar dari pelipisnya.
Tangan kekar Bara menyentuh rahang Keysha, "Cewek kayak lo udah bikin gue malu."
"Gu-gue gak ngelakuin apa-apa," ujar Keysha memberanikan diri.
Bara tertawa, tawanya terdengar sangat menyeramkan. Lebih seram dari tawa Gerhana. Eh tunggu, memang nya Keysha pernah mendengar Gerhana tertawa.
"Gerhana marahin gue di depan anak Langcala, cuma gara-gara lo," ujarnya.
"Maksud lo apa?" tanya Keysha tak mengerti ucapan Bara.
Dengan sekali hentakan Bara menarik kasar rambut Keysha. Keysha meringis, "Sakit Bar."
"Masuk lo," Bara menuntun langkah Keysha untuk masuk ke dalam gudang dengan tangannya yang masih berada di rambut panjang Keysha. Bandana biru laut Keysha sudah jatuh ke lantai sejak tadi Bara menarik rambutnya.
Tubuh Keysha terdorong keras ke beberapa tumpukan barang di pojok gudang. Melihat Keysha meringis karena punggungnya mengenai ujung salah satu benda membuat Bara semakin merasa tertarik untuk melakukan hal yang lebih dari ini.
"Lo jadi cowok kasar banget sih Bar?!" teriak Keysha tepat di depan wajah Bara yang baru saja memajukan langkahnya.
Bara mencengkram kuat pundak Keysha, menatap nyalang mata Keysha, "Ini gak seberapa. Gue bisa ngelakuin hal yang lebih dari ini."
Wajah Keysha terhempas ke samping ketika Bara menampar wajahnya. Pipi Keysha berkedut, bibirnya juga terasa perih. Bara memang cowok kasar yang pertama kali dia temui. Mereka tidak sedekat itu tetapi Bara berani melakukan hal yang tidak pernah di lakukan oleh Papa nya kepada dirinya.
"Lo siapa berani nampar gue?! Kalau lo marah sama gue, gak gini caranya Bara!" ujar Keysha membuat emosi Bara memburu.
Ketika Bara hendak melayangkan satu tamparan lagi suara tendang dari pintu gudang membuatnya berdecak sembari menoleh.
Gerhana, berdiri di ambang pintu gudang dengan wajahnya yang terlihat sangat marah. Rahangnya mengeras, urat tangannya terlihat jelas disaat Gerhana mengepalkan tangannya.
Bara bergerak gelisah ketika tau Gerhana lah yang datang. Dia tak menyangka jika Gerhana mengetahui keberadaan dirinya dan Keysha.
Keysha menatap Gerhana tak percaya. Dari tatapannya, dia bisa melihat wajah Gerhana yang sedang menahan emosi.
"Gue udah peringatin. Lo berulah sekali lagi, lo tau akibatnya," ujarnya dingin.
Gerhana melirik sekilas ke arah Keysha. Melihat sudut bibir gadis itu yang terluka membuat emosi Gerhana meluap. Bukan hanya sudut bibir, pipi gadis itu juga terlihat memerah dengan rambutnya yang sudah acak-acakan. Sikap Bara sudah keterlaluan.
Keysha tersentak kaget saat Gerhana menarik kasar seragam Bara keluar dari gudang. Keysha merapihkan dulu rambutnya, mengusap sudut bibirnya
"Gerhana woi, lo mau kemana?!" teriak Benua baru saja datang dan melihat Gerhana menarik Bara.
"Lo gak papa Sha?" tanya Aerglo memastikan kalau Keysha tidak kenapa-kenapa.
Keysha mengangguk, "Gue balik ke kelas."
KAMU SEDANG MEMBACA
GERHANA
Teen Fiction[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA] Gerhana Dewangga. Cowok pecinta futsal yang tidak akan memberikan jabatannya kepada siapapun, sebelum dia menemukan seseorang yang pas untuk menggantikan dirinya. Banyak yang tidak menyuka...