2. Extra Chapter

6.6K 203 5
                                    

Keysha di buat kesal karena Gerhana lagi lagi terlambat menjemput dirinya. Seharusnya kalau memang tidak bisa, bilang dari awal agar Keysha tidak menunggu lama seperti sekarang. Dia bisa pulang sendiri, tanpa memaksa Gerhana untuk tetap menjemputnya.

"Sorry Sha," ujar Gerhana seraya memakaikan helm ke kepala Keysha. Melihat wajah Keysha yang sudah kesal membuat Gerhana bingung harus bersikap seperti apa lagi.

"Kamu kalau emang gak bisa jemput. Gak papa Gerhana, aku bisa pulang sendiri. Gak harus nunggu lama disini," Keysha kembali mengomel. Berulang kali Keysha sudah katakan, tetap saja Gerhana tidak mau mendengarkan.

Gerhana mengangguk, "Tadi mendadak banget."

"Yaudah tinggal kirim pesan aja, kalau gak bisa jemput."

"Gue gak mau lo pulang sendirian," Gerhana selalu mengatakan hal yang sama.

Tidak ada ujungnya jika berdebat dengan Gerhana. Lebih baik mengalah. Keysha naik ke atas motor cowok itu, memegang ujung jaket miliknya membuat sang empunya melihatnya dari kaca spion, "Pegangannya kok disitu Sha?"

"Terus dimana?" tanya Keysha pura pura tidak tau maksud Gerhana.

Gerhana menarik tangan Keysha agar melingkar di pinggangnya, "Disini. Nanti jatuh."

"Udah, jalan sekarang. Langsung pulang ya. Aku capek soalnya," kata Keysha ingin cepat cepat sampai rumah karena hari ini dia merasa tidak enak badan. Padahal tadi pagi masih sehat sehat saja. Mungkin karena cuaca sekarang lagi gak baik.

Gerhana menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, sesekali dia melirik Keysha memastikan kalau gadisnya tidak apa apa.

"Kamu sudah makan?" tanya Gerhana membuat Keysha menggeleng pelan. Posisi kepalanya dia sandarkan di punggung tegap Gerhana. Rasanya benar benar nyaman untuk tepat melepas lelah.

"Mau makan dulu?" tanyanya lagi seraya membelokan motornya ke arah jalan menuju rumah Keysha.

"Di rumah aja," kata Keysha dia malas makan di luar. Lebih baik masak atau pesan makanan siap antar.

Gerhana mengangguk kecil, "Mukanya pucet gitu. Sakit?"

"Gak enak badan aja, paling di buat istirahat udah sembuh."

"Pasti tadi di sekolah minum es sama makan seblak. Di bilangin ngeyel."

"Kamu juga gitu kan, di bilangin ngeyel."

Memang jodoh adalah cerminan diri sendiri. Dua duanya keras kepala dan gak mau kalah.

Akhirnya motor Gerhana berhenti di depan gerbang rumah Keysha. Keysha buru buru turun untuk membukakan gerbang. Saat dia hendak membuka, gerbang rumahnya sudah lebih dulu terbuka. Keysha menoleh ke Gerhana yang tengah membuka helmnya.

"Kamu tadi kunci pintu gerbang kan Ger?"

Gerhana menaikan satu alisnya, "Iya. Kenapa emangnya?"

"Gemboknya udah ke buka," ujar Keysha seraya membuka pintu gerbang agar motor Gerhana masuk ke dalam.

Gerhana memasukan motornya, setelah selesai parkir. Gerhana menunjuk pintu rumah Keysha dengan dagunya, "Rumah lo juga lampunya udah nyala."

Keysha seketika membeku. Dia tau siapa yang ada di dalam sana. Seseorang yang belum bisa dia temui saat ini. Keysha merasa jantungnya berdegup sangat kencang, tubuhnya juga panas dingin. Gerhana yang melihat perubahan raut wajah Keysha langsung mendekat, memegang tangan gadis itu.

"Sha," panggilnya membuat Keysha tersadar.

"Itu Mama kan Ger?" tanyanya kepada Gerhana dapat anggukan kecil dari cowok itu.

GERHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang