Jam menunjukan pukul tiga sore. Seharusnya Gerhana sudah pulang sekolah tetapi cowok itu tidak kunjung datang menemui dirinya. Bunda Mentari sudah pulang, katanya ada urusan mendadak di butik jadinya dia tidak bisa menjaga Keysha sampai Gerhana tiba. Keysha tidak masalah jika dirinya di tinggal sendiri, tetapi tidak datangnya Gerhana membuat Keysha merasakan sesuatu yang aneh didalam hatinya.
"Keysha!!"teriakan nyaring dari arah ambang pintu membuat Keysha kaget.
Vega berlari sembari membawa keranjang buah di tangannya,"lo gak papa kan?"
"Berisik Ga. Rumah sakit ini, lo kira disekolah,"ujar Rere kesal melihat tingkah temannya yang satu itu.
Vega menyengirkan giginya tanpa rasa bersalah. Dengan santainya cewek itu duduk di sisi ranjang Keysha,"tuh kan firasat gue bener kalau lo sakit. Muka lo pucet banget waktu itu. Untung aja Gerhana bawa lo kesini."
"Orang sakit di doain biar sembuh bukan di omelin Vega,"ujar Rere.
"Gue udah doa dirumah tadi buat Keysha. Disini gue mau omelin nih anak. Kalau ada Bella juga di omelin lo."
Oh iya. Keysha melupakan kehadiran Bella. Pantas saja dia merasa ada yang kurang saat Vega dan Rere masuk tadi.
"Kalau lo nanya Bella kemana. Dia bantuin Benua dulu katanya. Habis itu baru jenguk lo bareng pacarnya itu,"ujar Rere mengupas buah jeruk untuk Keysha.
Keysha mengangguk kecil.
"Lo kenapa Sha? Ada yang sakit?"tanya Vega melihat Keysha diam saja dari tadi.
"Gue gak papa,"ujar Keysha dengan suara yang terdengar parau.
Rere menyodorkan jeruk ke depan wajah Keysha. Keysha menerimanya tetapi tidak langsung memakannya. Dia masih memikirkan kemana Gerhana saat ini.
"Lo nyari Gerhana?"ujar Vega yang mendadak peka.
"Tadi gue liat Gerhana sama anak Langcala lainnya rame-rame pergi. Gue gak tau mereka mau kemana,"beritahu Rere sempat melihat gerombolan anak Langcala lewat didepannya ketika dia menunggu Vega didepan gerbang.
Perasaan Keysha semakin tidak tenang. Gerombolan Langcala, apa ada sesuatu yang terjadi?
"Tenang aja Sha. Paling juga ngumpul di basecamp,"kata Vega mencoba membuat Keysha tenang.
Keysha memakan buah jeruknya,"lo coba tanya Topan. Ngapain mereka ngumpul gitu."
"Gue tanyain Abang gue nanti ya. Lo sekarang makan dulu buahnya biar cepet sembuh,"Vega menyuapi Keysha buah jeruk lagi. Cewek itu sengaja mengalihkan pembicaraan karena dia tau kenapa anak Langcala mendadak ngumpul bersama.
Rere melihat gelagat Vega yang aneh langsung memberikan tatapan penasaran ke temannya itu. Vega tau maksud dari tatapan Rere, gadis itu hanya mengedipkan matanya berulang kali.
"Gue mau istirahat,"kata Keysha membuat Vega turun dari ranjang.
Rere menaiki selimut Keysha, dia juga menurunkan posisi ranjang agar Keysha nyaman saat tidur. Melihat wajah Keysha yang masih pucat membuat Rere tidak tega. Untuk pertama kalinya dia melihat Keysha selemah ini.
"Istirahat ya Sha. Kita berdua disini kok,"kata Vega mengusap rambut Keysha sebelum gadis itu memejamkan matanya.
Saat Keysha sudah terlelap. Rere menarik lengan Vega keluar dari kamar. Dia ingin menanyakan apa yang disembunyikan Vega.
"Lo tau kan kenapa anak Langcala pergi gerombolan gitu?"ujar Rere bersedekap dada didepan pintu.
Vega mengangguk,"Topan ngasih tau ke gue. Katanya mereka ada urusan sama Grasta."
"Pokoknya Keysha gak boleh tau. Dia lagi sakit, kalau denger Gerhana ikut tawuran kayak gitu pasti makin drop."
"Iya makanya gue gak ngasih tau dia tadi."
"Kita tunggu kabar dari Abang lo. Kalau mereka udah kelar, suruh Gerhana dateng kesini. Keysha nyariin dia dari tadi."
***
Malam ini hujan turun sangat deras. Keysha menunggu kedatangan Gerhana. Kedua temannya tertidur pulas disofa. Mungkin kelelahan sepulang sekolah langsung menjenguk dirinya disini.
Keysha mengira Gerhana sudah datang. Ternyata cowok itu sama sekali tidak datang menemui dirinya. Mungkin Gerhana marah kepada Keysha. Keysha tau, tidak seharusnya dia berbicara seperti itu. Bagaimanapun Nadira juga seseorang yang penting bagi Gerhana.
Keegoisan Keysha lah yang membuat Gerhana pergi. Keysha terlalu takut Gerhana memilih Nadira daripada dirinya karena Keysha sudah merasa tergantung pada cowok itu.
"Sha, udah bangun?"tanya Vega baru saja bangun dan melihat Keysha menatap ke arah jendela dengan tatapan kosong.
Keysha menoleh dengan senyum kecilnya. Dia mencoba terlihat baik-baik saja saat ini.
"Gerhana belum dateng juga?"tanya Vega lagi mengucek matanya berjalan mendekat ke Keysha.
"Mungkin masih ada urusan,"kata Keysha.
Vega menidurkan dirinya di paha Keysha. Temannya itu terlihat sangat melelahkan. Entah apa yang dia lakukan di sekolah sampai tidur selama itu. Rere juga, gadis itu masih terlelap.
"Lo ngapain aja disekolah? Gantiin gue bantuin Mang Jagat?"canda Keysha tapi membuat Vega membulatkan matanya.
"Lo kok tau kalau gue yang gantiin lo."
"Eh serius?"tanya Keysha padahal dia asal bicara.
Vega mengangguk,"gue gantian sama Rere sama Bella. Kita bertiga bantuin Mang Jagat biar uang hasilnya buat lo."
"Makasih,"ujar Keysha terharu dengan perhatian ketiga temannya padahal mereka tidak perlu melakukan hal ini.
Vega memeluk tubuh Keysha erat,"lo udah gue anggep saudara gue Sha."
"Makasih selalu ada buat gue,"kata Keysha mendadak menangis membuat Vega mengendurkan pelukan mereka.
"Jangan nangis woi! Biasa aja kali Sha. Baperan amat lo,"Vega mengusap air mata Keysha.
Sebenarnya Keysha tidak menangis karena ucapan Vega. Dia menangisi Gerhana. Cowok yang berhasil membuatnya merasa khawatir.
Tiba-tiba saja pintu ruang rawat Keysha terbuka. Memunculkan sosok Gerhana dengan penampilan berantakan. Wajah lebam, sudut bibirnya berdarah dan juga rambutnya terlihat acak-acakan. Seragam putih yang cowok itu kenakan kotor bukan main. Melihat Gerhana berdiri disana membuat Keysha bernafas lega.
"Kayaknya gue sama Rere pulang deh. Tuh cowok lo dateng juga,"kata Vega buru-buru membangunkan Rere. Rere dengan kesadaran setengah berjalan linglung keluar dari kamar Keysha bersama Vega.
Keysha menatap Gerhana dalam. Gadis itu mengusap air matanya yang entah kenapa bisa keluar gitu aja. Padahal tidak ada yang perlu ditangisi.
"Kenapa lama?"tanya Keysha dengan wajah sembabnya.
Gerhana baru saja berdiri disamping ranjang Keysha lalu tiba-tiba Keysha memeluk pinggangnya erat seraya menangis pelan.
"Jangan tinggalin gue lagi Ger,"ujar Keysha dengan suara seraknya.
Gerhana tidak membalas pelukan Keysha membuat Keysha semakin menangis. Dia tau Gerhana masih marah padanya jadi cowok itu bersikap dingin.
"Maaf,"ujar Keysha pelan berharap Gerhana memaafkan dirinya.
"Gue gak akan nyuruh lo buat ninggalin Nadira, karena gue tau dia penting buat lo,"Keysha berbicara sambil menangis sesekali gadis itu mengusap hidupnya yang berair.
"Gue gak akan egois lagi. Gue bilang kayak gitu karena gue takut lo lebih milih dia dan ninggalin gue."
"Maaf Gerhana,"ujar Keysha dengan isakan kecilnya.
"Sha jadi pacar gue mau?"
***
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
GERHANA
Teen Fiction[SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA MEMBACA] Gerhana Dewangga. Cowok pecinta futsal yang tidak akan memberikan jabatannya kepada siapapun, sebelum dia menemukan seseorang yang pas untuk menggantikan dirinya. Banyak yang tidak menyuka...