'GD ; 16'

12.4K 644 1
                                    

"Lo denger suara kunti gak?" Komet bergidik ngeri seraya memeluk tubuh besar Benua ketika mereka melewati gudang.

Benua menyentak kasar Komet, "Lo kalau mau nyender jangan di gue. Sama Topan sono biar lo berdua akur," ujar Benua berjalan ke barisan depan agar Komet tidak bergelayut di lengannya.

"Tuh kan suara kunti! Lo sih gak percaya sama gue. Denger kan Pan, denger gak tadi?!" jerit Komet tepat di samping Topan yang diam-diam juga merasa takut dengan suara isakan yang datangnya entah darimana.

"Nyali lo cuma sekedar mbak kunti. Minta nomor teleponnya sana Pan. Siapa tau dia jodoh lo," ejek Rigel tertawa geli melihat kebodohan kedua temannya itu.

Suara derap langkah kaki mereka membuat koridor bising. Gerhana yang ada di barisan depan bersama Aerglo dan Benua mencoba memimpin jalan untuk bolos lewat pintu belakang. Sampai matanya tak sengaja melihat sosok gadis tengah duduk di samping tembok ketika dia menoleh tadi.

"Ada apaan sih?!" ujar Komet heboh karena dahinya menubruk tubuh besar Gerhana.

Gerhana menoleh sedikit ke belakang, "Lo semua jalan duluan. Gue ada urusan," ujarnya seraya berjalan ke samping gudang.

"Ger jangan di ajak pacaran mbak kunti nya!!" teriak Topan tak habis pikir Gerhana malah menyusul ke arah suara misterius itu.

Aerglo menggelengkan kepalanya, "Lo semua lanjut jalan. Ikut gue!"

"Siap Pak Wakil!" teriak mereka serempak.

***

Tidak ada yang tau apa yang terjadi pada Keysha. Gadis itu tengah bersandar di balik tembok samping gudang. Kedua kakinya di tekuk, wajahnya dia tenggelamkan diantara kedua lutut dengan bahu yang bergetar.

Dibalik wajah cantik Keysha yang selalu terlihat bodo amat, diam-diam gadis itu menyimpan banyak luka. Dia paling benci menjadi pusat perhatian. Menurutnya, hal itu hanya membuat hidupnya semakin sulit.

Keysha tidak bisa menceritakan apa yang terjadi padanya kepada siapapun. Bukannya dia tidak percaya teman-temannya, Keysha hanya ingin mencoba terlihat baik-baik saja.

"Sha," suara bariton milik seseorang yang sangat Keysha kenali siapa itu membuat wajahnya mendongak.

"Kenapa? Gue ada salah?" tanya Gerhana ketika Keysha menatap dirinya dingin seperti orang yang ingin sekali menonjok wajahnya.

Keysha menggeleng pelan, "Enggak."

Gerhana berjongkok di hadapan Keysha lalu mengusap air mata yang entah sejak kapan sudah mengalir di wajah cantik Keysha dengan perlahan, "Ngapain disini?"

"Lo mau kemana?" tanya Keysha mengalihkan pembicaraan.

"Gue ada urusan," Gerhana menatap dalam Keysha.

"Bolos ya? Gue ikut," kata Keysha sukses membuat mata Gerhana membulat.

"Ikut?"

"Iya ikut. Gue mau bolos, ajak gue juga."

Entah kenapa ucapan Keysha saat ini lucu bagi Gerhana. Senyuman cowok itu membuat Keysha terpana. Ini pertama kalinya dia melihat Gerhana tersenyum.

Dari jarak sedekat ini, Keysha melihat jelas senyuman tulus dari Gerhana dan itu semua cuma karena ucapannya barusan.

"Gue ada urusan Sha, gak bisa ngajak lo. Masuk kelas sana," Gerhana hendak bangkit tapi tangannya dicekal oleh Keysha.

Keysha menatap Gerhana dengan wajah sembab, hidung memerah, dan wajahnya di penuhi air mata. Gerhana gemas melihat Keysha seperti ini. Disaat dirinya bersama Nadira, Gerhana tidak pernah merasakan hal semacam ini. Tetapi bersama Keysha, rasanya berbeda. Tubuhnya bereaksi tidak seperti biasanya.

GERHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang