'GD ; 46'

9K 539 45
                                    

Mereka berdua hanya saling diam. Keysha masih belum damai dengan suasana hatinya, sedangkan Topan memilih bermain ponsel miliknya. Seharusnya Keysha tidak datang kesana, tetapi jika tidak. Gerhana akan terus menutupi ini darinya. Sesak bukan main dadanya saat ini. Matanya sembab, hidungnya pun merah. Untung saja ada Topan yang mau menemaninya.

"Udahan nangisnya?"tanya Topan tanpa menoleh karena dirinya sibuk dengan game di handphone-nya.

Keysha menghela nafas,"thanks ya Pan."

"Santai Sha. Mau makan dulu gak?"ajak Topan masih dengan kesibukannya.

"Enggak deh. Gue mau langsung balik aja. Jangan bilang siapa siapa dulu ya Pan. Cuma lo sama gue aja yang tau soal ini,"kata Keysha sukses membuat Topan langsung menyudahi permainannya lalu menatap Keysha dengan raut wajah heran.

Topan menggelengkan kepalanya. Di keadaan seperti ini, Keysha masih memperdulikan pandangan anak Langcala ke Gerhana. Kalau sampai tersebar. Gerhana akan semakin di cap buruk oleh anak Langcala maupun anak sekolah Ancala.

"Peduli sama diri lo dulu Sha. Gerhana udah berulang kali nyakitin lo,"ujar Topan tak habis pikir.

Keysha tau jika dirinya bodoh karena sudah memberi kesempatan kepada Gerhana waktu itu. Tetapi sekarang, ia rasa harus benar benar pergi dari Gerhana. Biarkan saja Gerhana dengan kebahagiaannya. Siapa tau, bahagia cowok itu tidak pada dirinya. Tetapi pada sosok cewek yang tadi membuat Gerhana tersenyum.

"Pan, gue minta. Lo jagain Gerhana ya buat gue. Gue bener bener gak bisa sama Gerhana."

"Lo yakin?"

"Kali ini yakin Pan."

"Bagus."

"Kok?"

"Lo bisa dapetin yang lebih dari Gerhana."

Keysha merasakan ponsel miliknya bergetar. Ia mengecek, ada notif dari Gerhana. Cowok itu mengirim dirinya sebuah pesan dan foto. Keysha buru buru membuka pesan dari Gerhana. Sedetik kemudian dia terkejut bukan main saat melihat foto yang ternyata dirinya dan Topan.

"Pan,"panggil Keysha lirih kepada Topan yang hanya bersandar santai sambil menyeruput es teh manisnya.

Keysha menggoyangkan bahu Topan hampir membuat cowok itu tersedak,"Pan liat nih."

"Apaan sih Sha!"ujar Topan langsung merampas ponsel milik Keysha.

"Bangsat! Siapa yang ngirimin gini ke lo?"

"Gerhana Pan,"kata Keysha sukses membuat Topan langsung berdiri. Dia juga membuang es teh cekek yang dia beli ke sembarang tempat. Melihat Topan yang panik membuat Keysha juga ikut panik.

Keysha rasa akan terjadi hal tidak beres setelah ini. Dia takut jika Topan akan mendapat balasan dari Gerhana. Padahal Topan hanya mencoba menenangkan dirinya. Tidak ada maksud apa apa. Siapa yang memfoto dirinya dan Topan? Pasti ada dalang di balik semua ini.

Satu nama. Muncul di kepala Keysha. Cewek yang selalu bergantung ke Gerhana. Nadira. Iya, Nadira. Cewek itu pasti di balik dalang semua ini.

"Pan, lo mau kemana?"teriak Keysha kepada Topan yang sudah menaiki motornya lalu melaju secepat mungkin.

"Gue harus susul Topan. Tapi kemana? Apa gue telpon Komet? Atau Aerglo?"

Tanpa berpikir lama. Keysha langsung menelpon Aerglo untuk menanyakan. Apakah mendapat perintah dari Gerhana atau tidak. Jika iya, ini pasti untuk menghabisi Topan.

Tidak di angkat.

Astaga. Keysha rasanya ingin mati saja kalau seperti ini. Dia hanya berharap. Semoga tidak terjadi apa apa kepada Topan.

GERHANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang